Morgan menatap Agnes dengan bingung. Apakah istrinya ini cemburu padanya?Jujur saja, dia sudah lelah berada di situasi seperti ini. Setelah begitu banyak hal terjadi, masih belum bisakah istrinya ini percaya padanya?“Apa maksudmu, Agnes? Kan sudah kubilang tadi, Gaby itu bekerja di sini sebagai asisten rumah tangga. Kenapa juga aku harus tidur denganya?” protes Morgan.“Terserah kau saja,” jawab Agnes ketus.Morgan menghela napas. Nanti ketika situasi sudah jauh lebih tenang dia harus menyempatkan diri untuk bicara dengan istrinya ini. Dia tak bisa terus-terusan berada di situasi di mana Agnes terus meragukan kesetiaannya.“Aku turun dulu, ya. Nanti aku kembali lagi,” kata Morgan.Agnes tak menjawab, tak juga menoleh, dan ini membuat Morgan sedih. Dia pun keluar dari kamar dengan bahu yang lunglai.Di dalam kamar, setelah Morgan menutup pintu, barulah Agnes menoleh. Sebab Morgan tak lagi ada, kini yang tertangkap matanya hanya pintu kamar tersebut.Agnes menghela napas. Dia elus-elu
Baca selengkapnya