“Allina? Apa yang kau lakukan di rumahku?” tanya Morgan, lantang. “Menunggumu, tentu saja,” jawab Allina. Dia berjalan dengan langkah-langkah manja, meliuk-liuk seperti wanita penghibur di panggung kelab malam. Tapi Morgan tak terkesan. Dia kembali bertanya, “Bagaimana kau bisa masuk?” Langkah Allina terhenti. Dia menaruh kedua tangannya di pinggang, menatap Morgan sambil berpose layaknya model iklan. “Kau meremehkan aku, Morgan. Bagaimanapun, aku dulu pernah berkarier di militer. Memasuki rumah orang bukan hal yang sulit bagiku,” kata Allina. “Kau sudah ada di dalam sejak lama?” tanya Morgan lagi. “Begitulah,” jawab Allina. Allina telah menunggu Morgan di dalam rumah setidaknya tiga jam. Tadi saat dia tiba di rumah ini, dia sempat mengetuk-ngetuk pintu sambil memanggil-manggil Morgan, tapi karena tak ada juga balasan, dia pun membuka paksa pintu dan masuk. Awalnya dia kira Morgan sedang lelap tertidur sehingga dia langsung naik ke lantai dua. Dan perlahan, dengan sangat hati-
Baca selengkapnya