"Apa lagi?" tanya Mama, saat aku menyodorkan tangan padanya. "Minta uang untuk ongkos, Ma. Neni nggak punya uang ini," ucapku seraya memamerkan gigi putih berkilauku. "Astaga, Neni. Sampai uang saja kamu nggak punya? Makanya kerja. Jadi nggak cuma ngandalkan uang suami," gerutu Mama, seraya merogoh saku piyama-nya. "Kerja apa, Ma? Susah cari kerjaan sekarang.""Percuma kamu Mama sekolahkan sampai sarjana, kalau ujung-ujungnya tak kau gunakan itu ijazahmu. Punya kepala, ot*k itu dipakai untuk mikir. Bukan cuma untuk pajangan aja, Neni!" Mama menoyor kepalaku dengan seenaknya. "Ish, Maaaa!""Kalau Papamu sampai tau kehidupanmu begini ... Hmmm, entah lah apa yang akan terjadi," keluh Mama. "Jangan sampai tau dong, Ma. Belum saatnya Papa tau. Ya, udah Neni pulang kalau gitu." Aku kembali menjabat tangan Mama dan menciumnya. Setelah itu, aku menancap gas dan meninggalkan Mama. "
Baca selengkapnya