Kalau untuk sekarang, Sarah sudah jauh berubah. Kulit kusamnya, kini sudah bersinar. Dia jadi semakin putih dan terawat. Kecantikannya semakin memancar. Bulu mata lentik, hidung bangir, bibir mungilnya, semua menyempurnakan bentuk wajahnya.Entah di pertemuan ke berapa kami, aku mulai merasakan getaran aneh di dada. Mungkinkah saat dia memakai gaun pengantin? Entahlah, karena kuakui, pada saat itu aku terpesona dengan kecantikan yang mulai terlihat darinya. Tak bisa dipungkiri, aku memang menyukai sesuatu dari tampilannya terlebih dahulu. Termasuk pada wanita. Aku suka pada wanita yang tetlihat cantik di mataku, baru kemudian pada sikap dan sifatnya."Mas, mau apa?" Sarah terlihat sangat terkejut, saat wajahku sudah sangat dekat dengan wajahnya. Dia mendorongku, hingga punggung ini membentur pintu mobil. Matanya melotot tajam. Dan tagannya masih setia bertengger di dada bidangku. Hampir saja aku berhasil menempelkan bibir ini.
Read more