"Ada yang asli kok, Bang. Itu cincin yang dia pakai di jari-jarin kanannya. Semuanya asli kok, Bang."Mas Fajar kembali menunjuk tangan kananku.Ah, iya. Aku lupa. Kedua cincin di tangan kananku adalah asli. Aku mendapatkan keduanya dari Ibuku. Kenapa aku sampai lupa melepaskannya. "Enak saja, Kamu! Ini punya saya. Jangan sembarangan Kamu, Mas!" sungutku, seraya menyembunyikan tangan. "Sudahlah, Neni. Besok masih bisa kita beli lagi." Mas Fajar memaksa. Dia mendekatiku lalu menarik tangan yang sempat kusembunyikan, dengan paksa. "Lepaskan! Aku tidak mau memberikan cincin ini pada mereka!" teriakku, tetap mempertahankan hakku. Mas Fahat tidak peduli. Dia terus saja memaksa, hingga tanganku berhasil di kuasainya. "Jangan membantah, Kau! Ingat, istri harus patuh pada suami!" sungutnya dengan mata melotot tajam.Aku tak bisa lagi berkutik. Cengkraman di pergelangan tanganku sangat kuat, hingga terasa s
Last Updated : 2023-11-21 Read more