Share

Bab 52

Apa-apaan sih, Dia? Kenapa tas dan koperku tidak sekalian di turunkan lalu dibawa masuk?

Dengan langkah gontai, aku menyeret kaki menuju gubuk penderitaan. 

Aku malas membawa tas ataupun koper. Biar saja Mas Fajar nanti yang mengambilnya. 

Mobil. Ah, ya, Mas Fajar akan kuminta untuk menjual mobil itu dan membeli rumah yang lebih besar. Aku tidak mau punya rumah yang besarnya sama dengan kandang Sapi Bi Juminten.

'Krieett!'

Pintu terbuka. Ruangan kosong menghiasi pandanganku. Tdak ada sofa, ataupun meja di sana. Benar-benar kosong, seperti hati ini. 

"Mas Fajar!" teriakku memanggilnya. Rasa jengkel lebih mendominasi hati ini. 

"Ada apa?" sahutnya, juga berteriak. 

"Ambilkan koper dan tas milikku di mobil!" 

"Ambil saja sendiri. Semua itu, kan barangmu. Kenapa pula harus aku yang mengambilnya!"

"Aku tidak mungkin bisa membawa semuanya sekaligus."

"Bawa satu persatu! Masa sudah tu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status