Share

Bab 58

Mataku mulai mengabur akibat genangan air mata yang memenuhi pelupuk mata. 

"Bibi, nggak mungkin bercanda kalau soal kabar duka, Rah. Nenekmu memang meninggal. Kamu dengar, kan, suara ramai di sini? Mereka semua adalah warga yang ingin melihat jasad Nenekmu. Bibi juga lagi di rumah Nenekmu. Tapi Bibi sedikit menjauh karena mau mengabari kamu."

Bi Nining kembali menangis. Dan aku juga sudah tak kuasa menahan air mata yang sudah berdesakan hendak tumpah.

Ya, Allah. Ke mana Bude Arum dan Pakde Ardi. Kenapa Nenek meninggal mereka sampai nggak tau? 

"Sarah, kamu kenapa?" tanya Ibu yang melihatku menangis. Ia mendekat. 

"Nenek, Bu. Nenek udah nggak ada. Nenek udah meninggal," ucapku, luruh ke lantai. Tiba-tiba saja tubuhku serasa tidak memiliki tulang belulang. Tubuh ini serasa lemah tak berdaya. 

Ibu berjongkok, ia langsung memelukku dengan erat.

Aku menangis sejadi-jadinya di dalam dekapan Ibu. Apalagi sebulan belakang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aiman Shahh
klu dpt baca guna buku novel lg best!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status