"Harus seperti ini baru kau jujur padaku, Nona Kanza Adiba?" ucap Razie tiba-tiba, melilitkan tangannya di pinggang Kanza. Persetan jika Kanza menolak dan memberontak. Razie tidak peduli! "Aku menunggumu seharian untuk mengatakan ini, Kanza. Aku menunggumu untuk menemuiku," ucap Razie serak, merunduk untuk bisa menatap wajah cantik Kanza-nya. Satu tangannya yang bebas, terangkat ke arah wajah Kanza– jemarinya membelai lembut pipi perempuan itu, menyingkirkan anakan rambut yang menghalangi kemudian menyelipkannya di belakang daun telinga perempuan itu. "Kenapa? Kenapa sangat lama bagimu untuk terbuka? Karena aku tidak meyakinkanmu, humm?""Pa--Pak …," cicit Kanza pelan, kurang nyaman dengan perlakuan Razie padanya. Bukan ingin munafik, tetapi dia dan Razie belum menikah. Hal-hal seperti ini harusnya tak terjadi. "Aku tahu dia menjebakmu, aku tahu dia memanfaatkan kesalahan orang lain untuk mendapatkanmu. Aku tahu tanpa kau harus mengatakannya," bisik Razie serak, mendekatkan wajahny
Read more