All Chapters of Sentuhan Panas Suami Dingin : Chapter 171 - Chapter 180

337 Chapters

Harus LDR

"Ja--jangan mesumi aku, Pak. Ja-jangan!" lirih Kanza, spontan menyilangkan tangan di depan dada ketika Razie mencondongkan tubuh ke arah Kanza. Jantung Kanza sudah berdebar kencang, dadanya naik turun– karena napasnya yang bergemuruh, takut jika Razie akan melakukan hal buruk padanya. Srett'Razie meraih bantal kemudian menjauh dari tubuh Kanza. Tanpa mengatakan apa-apa, Razie berjalan ke arah sofa, melempar bantal ke sudut sopa kemudian berbaring di sana. Kanza mengangkat kepala, menatap Razie panik. Namun hanya sejenak. Dia memilih mengatur napas, lalu duduk untuk melihat lebih jelas apa yang tengah pria itu lakukan padanya. "Pak Razie?" ucap Kanza, mencicit pelan karena sisa dari rasa takut yang masih menyelingkup dalam dirinya. "Humm?" Razie berdehem singkat, tetap memejamkan mata dan menutupinya dengan tangan. Dia berbaring menghadap langit kamar, tak menoleh sedikitpun pada Kanza. Shit! Kejadian tadi membuatnya … gerrrrrr! Dia menginginkan Kanza!"Kenapa Pak Razie tidur d
Read more

Jangan Menggoda Pak Gara

Hari terus berganti, Razie dan putranya belum pulang dari Paris sedangkan Kanza menjalani hidup seperti biasa. Bedanya, ada perasaan kehilangan yang hadir di sepanjang waktu. Ini pertama kalinya Kanza berpisah dengan putranya, Kanza merindukan Kendrick. Saat ini Kanza berada di galeri, ruangannya dan sedang membuat sebuah lukisan untuk dikirim ke luar kota– lukisan yang dipesan oleh seorang pengusaha. "Seperti biasa, lukisanmu selalu bagus dan penuh makna." Kanza yang sedang dalam tahap pengeringan, menoleh ke arah Gara. Seminggu ini Gara sering mendatanginya ke ruangan ini. Entah pria ini hanya sekedar menontonnya atau kadang mengajaknya mengobrol. "Terimakasih, Pak Gara," ujar Kanza, tersenyum simpul ke arah Gara kemudian kembali fokus mengeringkan lukisannya. "Ouh iya, Saya ingin menanyakan satu hal padamu. Mungkin ini sangat privasi. Tetapi saya ingin kamu jujur, Kanza." Kanza mematikan kipas, memutar tubuhnya untuk duduk menghadap sepenuhnya pada Gara. Pria itu menggeser ku
Read more

Baperman!

"Humm?" Razie berdehem singkat, menatap Kanza lamat, "jadi jika dia izin kau akan membiarkannya mengelus kepalamu?" dingin Razie. Kanza menggeleng kuat, melototkan mata secara horor. "Bukan begitu, Pak Razie. A--aku bisa menghindar semisal Pak Gara izin, atau menolak. Tetapi ini kan tidak."Razie tiba-tiba meraih dagu Kanza, menghapitnya dengan ibu jari; semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Kanza. "Pak--Pak Razie mau ngapain?" panik Kanza, mencicit pelan– takut jika Razie nekat melakukan sesuatu padanya. "Me--menjauh, Pak," ucapnya kembali, nadanya berbisik karena suaranya seperti terjepit di tenggorokan. Tatapan Kanza gelisah, berusaha membaca apa yang akan Razie lakukan padanya. Namun sayang, wajah pria ini terlalu datar. Kanza tidak bisa menebak. Kanza mendorong pundak Razie. "Pak!" peringat Kanza, "jangan seperti ini!!""Jadi kita harus seperti apa? Berada di atas ranjang dan …-" Razie menaikkan sebelah alis, menyunggingkan smirk tipis dengan menatap tepat pada manik indah Kan
Read more

Si Miskin dan Si Kaya

Kanza tersentak kaget, buru-buru memalingkan wajah– memilih menatap keluar jendela. Kanza hanya diam, tidak mengatakan apa-apa karena-- apa yang ingin dia katakan? Razie benar! Wajah pria ini sangat tampan. Sialnya Razie menyadari ketampanannya, harusnya tidak!***"Grandma, Granddad," panggil Razie, sengaja agar Kakek neneknya tersebut menoleh ke arahnya. Sebab, Razie berniat memperkenalkan Kanza pada keduanya. "Mama …." Anak kecil yang tengah duduk di depan Satiya serta Gabriel tersebut langsung turun dari sofa, berlari ke arah perempuan di sebelah Razie lalu langsung memeluknya erat. "Mama …," lirih Kendrick, memeluk erat kaki Kanza. Dia mendongak dengan melayangkan tatapan sendu dan berkaca-kaca pada Kanza. Kendrick sangat merindukan Mamanya. Sangat! Kanza melepas pelukan Kendrick, memilih berjongkok agar sejajar dengan putranya tersebut. Kemudian dia membawa Kendrick dalam pelukannya– menyalurkan rasa rindu serta kehangatan pada putranya tersebut. "Mama, Ken merindukan Mama,"
Read more

Tamu Tampan yang Tak diinginkan Kanza

"KANZA!" Mendengar suara bentakan tersebut Kanza langsung menjauh dari Mita. Laki-laki paru baya serta seorang perempuan paru baya menghampiri Mita yang telah tergeletak tak sadarkan diri di lantai. "Kamu apakan putriku, Hah?!" marah perempuan itu sembari menatap nyalang dan murkah pada Kanza. Kanza hanya diam, mengamati perempuan paru baya tersebut dengan air muka datar. Sekarang lihatlah? Mereka semua mengelilingi Kanza, menyudutkan Kanza-- hanya karena membela dirinya sendiri. "Kalau terjadi apa-apa pada putriku, kau …-" Gigi pria itu bergemelutuk, menatap marah ke arah Kanza. "Ada apa ini?" tanya Rafael, muncul bersama seorang perempuan di sebelahnya. "Wanita ini-- dia memukul putriku hingga tidak sadarkan diri, El," jelas Arga, menatap Rafael sekilas kemudian kembali melayangkan tatapan marah pada Kanza. "Kau siapa?" Rafael berkata dingin, melayangkan tatapan tajam pada Kanza. "Kanza calon istriku, Uncle," jawab Razie, menyahut dari tempatnya dan berjalan untuk menghampi
Read more

Ayo Berbicara

"Ngapain Bapak ke sini?" tanya Kanza yang saat ini sedang berhadapan dengan Razie. Pria itu langsung berdiri dari sofa, mendekati Kanza lalu dengan cepat meraih pergelangan tangan Kanza. "Pulang denganku." Kanza menggelengkan kepala. "Kemana? Ini tempatku untuk pulang. Lebih baik Pak Razie pergi dari sini.""Aku memintamu secara baik-baik," dingin Razie, "atau kau ingin kuseret dari sini, humm?!" ucap Razie kembali, nadanya memang tenang dan pelan, tetapi terasa mencekam– membuat bulu kuduk Kanza meremang takut. "Kita bicara di rumah," ucap Razie, sebelum Kanza mengeluarkan kalimat bantahan. Dengan gerakan tak terbaca, dia menggendong Kanza– membopongnya seperti karung beras dan membawanya keluar dari rumah tersebut. Klek'Razie membuka mobil, memasukkan Kanza secara kasar ke dalam lalu menutup pintu mobil. Satu lagi, putranya masih di dalam. Bug' bug bug "Pak!!" pekik Kanza dalam mobil, memukul-mukul jendela mobil dengan kuat. Namun, itu terasa percuma! Yang ada tangannya yang
Read more

Menikah denganku atau Bayar Lima Miliyar

"Itu … Pak Razie duda yah?" tanya Kanza, entah kenapa tiba-tiba teringat perkataan Gara padanya mengenai Razie. "Humm." Razie berdehem pelan, lalu menaikkan sebelah alis sembari menatap intens pada Kanza yang masih betah duduk di sudut sofa, "ada yang salah?" Kanza menggelengkan kepala. "Aku hanya penasaran saja kenapa Pak Razie bercerai. Eh, bu--bukan ingin sok tahu, takutnya Bapak seperti Pak Antonio saja." "Maksudmu berselingkuh?" Kanza menganggukkan kepala. "Aku menceraikannya karena dia menipuku," jawab Razie, menjeda sejenak. Tiba-tiba dia berdiri– Kanza pikir Razie akan pergi, ternyata pria itu berdiri untuk pindah tempat duduk di sebelahnya. Lebih tepatnya duduk dengan merapat dan berdempetan dengan Kanza. Wajah Kanza muram, menciut di sudut sofa dan kembali menyilangkan tangan di depan dada. 'Ngapain dia dekat-dekat denganku sih?! Cik!' batin Kanza, resah dan gelisah sendiri. "Kau meninggalkanku malam itu, dan dia menjemputku– memanfaatkan ketidak sadaranku lalu menjeb
Read more

Hanya Satu Bab

"Mama kenapa murung?" Kanza menoleh ke arah putranya yang entah sejak kapan duduk di sebelahnya. Kanza sudah pulang dari tempat kerjanya, saat ini sedang merenung-- duduk di salah satu kursi santai pada outdoor rumah Razie. Tempat ini sangat nyaman, tetapi entah kenapa itu tidak bisa membuat Kanza merasa tenang. Hah, harus kemana dia mencari uang lima miliyar? Apalagi waktunya hanya dalam satu hari. Kemana Kanza akan meminjam uang sebanyak itu? "Mama tidak murung," ucap Kanza, mengusap pucuk kepala putranya lalu tersenyum lembut, "Mama hanya kecapean. Sedikit," tambahnya sembari menyengir lebar pada Kendrick. Kendrick terdiam sejenak, menatap Mamanya secara lamat. Setalah itu, anak tersebut mengeluarkan suara. "Kenapa Mama masih bekerja? Daddy bukan pemabuk yang seperti Mama katakan pada Kendrick. Daddy punya perusahaan dan rumah Daddy banyak. Dady juga banyak uang untuk Mama dan Kendrick. Jadi-- alasan Mama bekerja untuk apa?" Kanza menatap sepenuhnya pada Kendrick, dia mengerja
Read more

Razie Lebih Licik

"Kau ingin pamer tubuh pada siapa, humm?" Deg deg deg Kanza menoleh cepat dan gugup ke arah suara dingin tersebut. Tubuhnya terlonjak kaget ketika melihat Razie sudah berada di sebelahnya, Kanza buru-buru turun dari ranjang lalu menjaga jarak dengan menghindari dari Razie. "Kau ingin memamerkan tubuhmu pada siapa?" ulang Razie, nadanya rendah namun menusuk dan dingin; membuat Kanza meremang takut kala mendengarnya. Kanza menggelengkan kepala secara kuat, mundur beberapa langkah ketika Razie mendekatinya. Untungnya pria ini sudah mengenakan pakaian, jadi Kanza tidak harus merasakan gugup secara kuadrat. Ingin pingsan? Sedikit! Karena pria ini habis mandi, Razie terlihat sangat-sangat tampan. "Pak Razie bicara apa? Aku tidak ingin pamer pada siapapun, Pak," elak Kanza, berusaha untuk tidak gugup meskipun jantungnya sudah jedag jedug dalam sana. Razie diam, menatap tajam dan begitu lamat ke arah Kanza. Dia mengamati perempuan itu dari atas hingga bawah lalu kembali menatapnya tepa
Read more

Sama-sama Pria Gila

"Harus seperti ini baru kau jujur padaku, Nona Kanza Adiba?" ucap Razie tiba-tiba, melilitkan tangannya di pinggang Kanza. Persetan jika Kanza menolak dan memberontak. Razie tidak peduli! "Aku menunggumu seharian untuk mengatakan ini, Kanza. Aku menunggumu untuk menemuiku," ucap Razie serak, merunduk untuk bisa menatap wajah cantik Kanza-nya. Satu tangannya yang bebas, terangkat ke arah wajah Kanza– jemarinya membelai lembut pipi perempuan itu, menyingkirkan anakan rambut yang menghalangi kemudian menyelipkannya di belakang daun telinga perempuan itu. "Kenapa? Kenapa sangat lama bagimu untuk terbuka? Karena aku tidak meyakinkanmu, humm?""Pa--Pak …," cicit Kanza pelan, kurang nyaman dengan perlakuan Razie padanya. Bukan ingin munafik, tetapi dia dan Razie belum menikah. Hal-hal seperti ini harusnya tak terjadi. "Aku tahu dia menjebakmu, aku tahu dia memanfaatkan kesalahan orang lain untuk mendapatkanmu. Aku tahu tanpa kau harus mengatakannya," bisik Razie serak, mendekatkan wajahny
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
34
DMCA.com Protection Status