Home / Romansa / Sentuhan Panas Suami Dingin / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Sentuhan Panas Suami Dingin : Chapter 191 - Chapter 200

337 Chapters

Pesan Misterius di Malam Pertama

Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba, hari pernikahan Kanza dan Razie. Setelah menggelar pernikahan privat yang mewah– meskipun hanya dihadiri oleh keluarga Azam serta tamu spesial keluarga Azam, akhirnya Kanza sah menjadi istri dari Razie Dominic Azam. Ada banyak keluarga pria itu yang hadir, keluarga pria tersebut yang dari LA, Paris, Italia, dan tempat lainnya. Mereka semua datang. Kanza benar-benar bingung serta kesulitan untuk menghapal wajah mereka semua. Itu kekurangan Kanza. Dia cukup cerdas dan pintar, mudah tanggap dan mudah menghapal rumus tersulit sekalipun. Tetapi tidak dengan wajah seseorang. Kanza sangat sulit mengingat wajah, dan Kanza menyebutnya sebagai kekurangan untuknya. [Selamat yah, Kanza sayangku. Semoga malam pertamamu dengan Tuan muda kaya raya lancar. Semoga Kendrick cepat dapat adik. Hihihihi ….]Kanza yang sedang membaca note dari Jihan dan Dani tersebut hanya bisa mendengkus kesal. "Abaikan," ucap Kanza, melempar note ditangannya dengan se enak
Read more

Manis Dulu

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan?" ucap Razie pada seseorang, lewat sambungan telpon. 'Tentu saja, Tuan,' jawab seseorang dari seberang sana. "Humm." Razie berdehem singkat, setelah itu matikan sambungan telpon– menoleh ke arah istrinya yang baru selesai mengenakan pakaiannya. Razie tersenyum tipis ke arah Kanza, mendekati perempuan tersebut kemudian langsung membawa Kanza dalam pelukannya. "Kau sangat wangi, Sweetheart," ucap Razie, menghirup rakus aroma tubuh perempuan itu, mengecup leher Kanza beberapa kali lalu menggigitnya karena gemas dengan aroma Kanza. Aroma menenangkan tetapi membuat Razie gemas secara bersaman pada pemilik tubuh tersebut. "Kau merasa lebih baik?" tanya Razie lembut, menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Kanza– menatap intens pada sang istri. "I--iya, Pak," jawab Kanza gagap, gugup karena masih terbayang-bayang dengan kejadian semalam dan canggung karena status barunya. Sekarang dia telah sah menjadi istri dari pria ini, Kanza sudah resmi menjadi
Read more

Berdua Lebih Baik

"Pak-- eh, maksudku Mas Razie," panggil Kanza, menoleh lengan suaminya sembari celingak-celinguk ke sana kemari. "Humm?" Razie berdehem pelan, menatap istrinya dengan sebelah alis terangkat. "Aku tidak melihat keluarga Mas Razie di sini. Mereka semua ke mana?" tanya Kanza, kali ini memfokuskan tatapannya pada Razie. "Kendrick mana?" "Mereka semua sudah pulang," jawab Razie santai. Saat ini mereka masih di villa keluarga, tempat mereka melangsungkan pernikahan-- semalam. Namun, Razie memilih berbeda– mengusir semua orang dari villa agar dia bisa berduaan dengan istrinya. Bagi Razie, liburan keluarga sebagai manis setelah pernikahan itu hanyalah kata lain pengganggu kelas elit bagi pasangan yang baru menikah. Bagaimana tidak? Setelah pagi tiba, mereka semua akan meledek Kanza– membuat Kanza semakin canggung lalu pada akhirnya menjaga jarak dengan Razie. Jadi lebih baik Razie mengusir mereka semua, tidak ada pengganggu dan tidak ada Kanza yang akan menghindarinya. "Kenapa?" Kanza
Read more

Bertemu Perebut

"Mama …." Kendrick langsung memeluk Kanza– di mana Kendrick baru pulang dijemput oleh Daddynya ke rumah aunty-nya; kembaran Daddynya. "Kendrick merindukan Mama yah?" tanya Kanza yang mendapat anggukan dari putranya tersebut. Dia menggendong Kendrick lalu duduk di sebuah sofa– yang ada di ruang tengah. Sejujurnya Kanza masih kelelahan, sebab itu dia memilih untuk duduk. Selama mereka di villa, Kendrick dititip di rumah kembaran Razie, supaya putranya tersebut ada teman. Baru tadi Razie menjemputnya, saat setelah Kanza dan Razie pulang dari villa. Ah, Kanza sangat membutuhkan istirahat. Razie tidak membiarkannya bernapas dengan tenang sedikitpun saat di villa, Razie benar-benar mengeksekusinya habis-habisan. "Mama ingin tidur?" tanya Kendrick saat melihat kelopak mata mamanya yang terlihat berat, mengerjab beberapa kali– tatapan mamanya sangat sayup. "Sedikit," jawab Kanza, mencium putranya lalu tersenyum lembut. "Mama sebaiknya tidur," ucap Kendrick, turun dari pangkuan sang mama
Read more

Terganggu

"Siapa?" tanya Razie setelah Kanza berada dalam mobil, membuat istrinya tersebut menoleh ke arahnya. "Hah? Yang tadi?" tanya Kanza balik, duduk di sebelah suaminya yang mengemudi dengan memangku Kendrick. Razie cukup singkat, jadi Kanza bingung kemana arah pertanyaan suaminya ini. "Humm." Razie hanya berdehem, menyalakan mobil sembari melaju dari sana. Dia perhatikan, Kanza cukup jahil pada anak dari perempuan tersebut. Yang Razie tidak suka adalah perempuan itu berteriak marah pada istrinya. "Yang dewasa, dia Safa, dan yang kecil-- dia anaknya Safa," jawab Kanza seadanya. Demi Tuhan, dia kurang nyaman ketika berbicara dengan Razie. Pria ini selalu berucap dengan kalimat yang singkat. Bahkan kadang tidak bisa disebut sebagai kalimat karena hanya terdiri dari satu suku kata. Humm! Razie sangat sering berdehem. Entah untuk tujuan mempertanyakan, meyakinkan, atau menyetujui. Kanza tipe orang yang banyak berbicara, tetapi malah berjodoh dengan tipe pria yang tidak suka banyak bicar
Read more

Harus Tanggung Jawab

"Daddy, Mama?" Razie bangkit dari atas tubuh istrinya, setelah sebelumnya melayangkan tatapan penuh peringatan pada Kanza– kesal karena istrinya tersebut terlihat gembira. Itu sama saja Kanza bahagia di atas penderitanya. Hukuman! Tentu saja! Kanza harus mendapatkan hukuman setelah ini. "Humm." Razie berdehem, sudah duduk di pinggir ranjang sembari bersedekap di dada– menatap berang ke arah putranya. Mengganggu kesenangan Razie saja! "Ada tamu," ucap Kendrick datar, mendekati Daddy dengan sejenak menatap ke arah Mommynya. "Usir saja mereka. Daddy tidak suka tamu," dingin Razie, masih kesal dan tak terima karena waktunya bersama Kanza terganggu. Sial! Tamu menyebalkan! "Tidak bisa. Granddad juga ada," jawab anak tersebut, lagi-lagi menoleh ke arah Mamanya, penasaran apa yang Daddy dan Mamanya lakukan barusan. "Mama dan Daddy tadi sedang apa?" tanya Kendrick, "Daddy menggigit Mama lagi?" Kanza yang sudah duduk, hanya bisa menyengir kaku. Sialan memang suaminya ini!! Jika sudah
Read more

Kendrick Berulah Kembali

Arga memucat setelah membaca pesan yang Beby kirim pada Kanza, dia menentang– merasa malu pada keluarga ini serta merasa kecewa pada Beby. Dia susah payah memperjuangkan putrinya tersebut, tetapi kelakuan Beby malah seperti ini. Namun, bagaimanapun juga Beby adalah putrinya. Meskipun Beby salah haruskah putrinya tersebut di permalukan seperti ini?"Aku tahu Beby salah. Tetapi haruskah kalian memperlakukannya seperti ini, Razie? Kita semua tahu jika Beby sedang depresi, dia melakukan itu tanpa kesadaran sepenuhnya. Lihat akibatnya, kondisi Beby semakin memburuk." Arga berucap lirih, dia hanya ingin keluarga ini bersimpati pada putrinya."Hanya karena putrimu depresi kami semua harus memaklumi kelakuannya?" Reigha menaikkan sebelah alis. "Kau tahu betul siapa Azam, dan yang Razie lakukan itu masih bisa dikatakan lebih baik."Arga memucat pias, menghela napas pelan dan tak berani bersuara. "Kali ini aku tidak memihak padamu, Arga. Kelakuan putrimu sangat menjijikkan, dan itu salahmu ka
Read more

Lukis Aku!

"Daddy, Ken nggak bisa bicara yah? Tuli? Bisu? Atau apa?" tanya Zira pada Daddynya. Reigha menaikkan sebelah alis, menatap cucunya tersebut dengan sorot geli. Ziea pernah bercerita padanya saat pertemuan pertamanya dengan Kendrick, cucunya ini menipu Ziea dengan menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. "Ken, kemari," panggil Reigha lembut pada cucunya tersebut. Kendrick menurut, berjalan menuju granddad-nya tersebut. "Dia--" Reigha menunjuk Zira, memperkenalkan cucunya tersebut dengan aunty-nya. "Kembaran Daddy-mu, Kakak Razie-- karena Zira lebih dulu lahir setengah jam dari Daddy-mu. Zira auntymu, dan putrinya …." Reigha menoleh sejenak pada Sanaya, mengisyaratkan agar Kendrick menoleh ke arah Sanaya, "namanya Sanaya, dan dia merupakan saudaramu– adik sepupu Ken lebih tepatnya," tambah Reigha. "Ouh." Kendrick ber- oh ria, membuat Zira terkejut bukan main. Hei, anak itu ternyata bisa berbicara. Lalu tadi …-- tadi apa?! Kenapa dia menggunakan bahasa isyarat? 'Ajaib juga a
Read more

Bermain Petak Umpet

"A--aku tidak melukis pria mesum," ucap Kanza, melirik-lirik Razie dengan jantung berdebar kencang, dia gugup setengah mati; Razie hanya mengenakan handuk di pinggang, memperlihatkan roti sobek di perutnya dan …--Kanza mengerjab beberapa kali, mengibas tangan di depan wajah. Cik, mendadak saja dalam kamarnya terasa sangat panas. Padahal AC menyala. 'Gerah sekali yah di sini.' batin Kanza, masih mencuri-ciri pandang ke arah suaminya yang duduk di tepi ranjang, mendadak mengotot ingin dilukis oleh Kanza namun pria itu tak mengenakan busana~ hanya handuk yang melilit di pinggang. Hell yeah! Itu membunuh Kanza secara perlahan. Pemandangan yang membuat iman Kanza menipis. "Mesum?" Razie menaikkan sebelah alis. "Cih, pikiranmu yang jorok, Sweetheart. Aku hanya menyuruhmu melukisku, bukan memperhatikan tubuhku." Pipi Kanza seketika bersemu merah, merasa malu setelah mendengar penuturan Razie. 'Sial, mana benar lagi.' batin Kanza, memalingkan wajah untuk tidak bersitatap dengan Razie. "
Read more

Kamu Suka Mas Razie?

"Dor!" "Aaaa …-" Kanza sontak memekik kaget, tergelonjak dengan melompat ke belakang–berakhir terduduk di lantai, menatap putranya secara horor. "Mama kaget," ucapnya sembari mengelus dada, menatap cemberut ke arah Kendrick yang sudah senyum jenaka ke arahnya. "Cik!" Razie berdecak pelan, menatap berang pada Kanza dan Kendrick. Itu yang ingin dia lakukan tadi, tetapi Kendrick sudah merampas idenya– lebih dulu mengejutkan Kanza. Dan itu semua … karena Zira! 'Sepertinya aku harus berhati-hati dengan putraku sendiri. Kendrick jauh lebih gesit dariku untuk mengambil hati Kanza. Damn!' batinnya, masih menatap tak terima pada putranya tersebut. Sedangkan Zira yang memperhatikan sorot tajam Razie pada putranya sendiri seketika menyunggingkan senyuman penuh makna. "Kendrick sepertinya mengganggu masa pengantin barumu dengan Kanza yah," ucap Zira, mulai memanas-manasi situasi, "yang seharusnya kamu dekat dengan Kanza tapi kamu malah kalah gesit sama putra kamu sendiri. Tuh, lihat sendiri,
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
34
DMCA.com Protection Status