Home / Romansa / Sentuhan Panas Suami Dingin / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Sentuhan Panas Suami Dingin : Chapter 211 - Chapter 220

337 Chapters

Ide Bagus dari Ethan

"Itu tidak akan terjadi, Sweetheart." Razie berucap pelan, menatap ke arah ranjang– memperhatikan putranya yang tidur di sana. "Aku memiliki kesalahan fatal seorang ayah pada Ken. Dan mungkin butuh seumur hidup untuk ku memperbaikinya," tambah Razie menoleh ke arah Kanza. "Kesalahan?" Kanza bergumam pelan. "Humm." Razie berdehem, "aku tidak menemaninya, tidak ada di saat Ken kita lahir di dunia ini, tidak mendengar suara tangisan pertamanya, suara tawanya pertama kali. Aku tidak ada di saat dia belajar duduk, berjalan berjalan. Aku tidak tahu kata apa yang pertama kali Ken bisa ucapkan. Aku melewatkan banyak hal dalam diri putraku sendiri, Kanza. Dan untuk itu-- tidak mungkin aku mengabaikannya hanya karena dia akan punya adik. Jika aku melakukan hal yang seperti Ken takutkan, aku akan merasakan penyesalan untuk kedua kalinya." "Aku paham dan aku aku percaya pada Mas Razie," ucap Kanza lembut sembari tersenyum manis ke arah Razie.Razie terdiam sejenak, sebelah alisnya terangkat, m
Read more

Mas Razie Suka Apa Yah?

'Jadi Kanza yang Tuan maksud bukan aku yah? Kanza nama kekasihnya yah? Atau … i--istrinya?' batin Luisa, semakin muram karena takut jika Kanza adalah nama dari istri pria yang ia kagumi ini. "Tentu saja." Razie berucap bangga, "Kanza istriku, hanya milikku. Tentu saja aku harus possessive dan over protektif padanya," tambahnya dengan nada dingin, menampilkan raut muka serius-- mendapat helaan napas dari Ethan. "Humm." Ethan berdehem singkat. 'Jika membahas istrinya dia sangat lancar berbicara, seolah dia baru sarapan dengan kamus bahasa di seluruh dunia. Coba membahas yang lain, Cik, dia akan seperti orang bisu.' batin Ethan, menatap berang pada sepupunya. 'Argkkk! Malah diperjelas sendiri oleh Tuan.' batin Luisa, diam-diam mencengkeram dress yang dia kenakan, kesal bercampur sedih karena Kanza ternyata bukan dirinya, melainkan istri dari pria ini. "Tujuan?" Razie menaikkan sebelah alis, menatap datar ke arah Ethan. "Karena hanya kau yang mempercayaiku untuk memegang proyek, mak
Read more

Saatnya Kanza Bersinar

"Aku suka dada," ucap Razie kembali-- reflek Kanza menyilangkan tangan di depan dada, mendongak pada Razie dengan pipi memanas dan merah; bak buah persik kematangan."Ayam," tambah Razie, membuat Kanza buru-buru melempar ayam dalam kemasan tersebut kembali ke tempat semula. "Nga--ngapain Mas di sini?" tanya Kanza dengan gugup, mengambil ayam bagian dada lalu memasukkannya dalam troli. Razie mendekat pada Kanza lalu secara mengejutkan pria itu mengecup singkat bibir Kanza– membuat Kanza membelalak horor dengan raut muka pucat pias, tegang bercampur malu. "Tidak sopan," ucap Kanza-- mencicit pelan. Razie mengabaikan, memilih meriah troli kemudian menyelipkan atau melingkarkan tangan Kanza di lengannya. Razie beranjak dari sana, otomatis membuat Kanza ikut beranjak. "Kau menjual Winter?" "Dia menyebalkan sih, Mas," jawab Kanza sembari mengangguk tanpa beban, "sepanjang hari kerjaannya hanya mengikutiku. Kebetulan ada Arsen, jadi aku menyuruh Arsen untuk membawa Winter dengannya." "
Read more

Terancam dibakar

'Aku yakin aku bisa. Pria itu harus melihatku dan menyesal telah meremehkan ku. Pria itu harus sadar jika anak yang telah ia buang tujuh tahun yang lalu adalah bintang yang bersinar terang di era ini.' batin Kanza setelah berada di depan. Sejenak Kanza bersitatap dengan pria yang pernah mengusirnya dari rumahnya sendiri, di mana pria itu terlihat kaget kala melihat Kanza. Kanza lalu mengalihkan tatapannya, dia tidak ingin menatap Razie karena dia sangat gugup. Namun, matanya tanpa bisa diajak kompromi malah menoleh ke arah sana. Razie tersenyum padanya, entah kenapa itu membuat Kanza merasa lebih bersemangat– merasa percaya diri dan dia yakin karyanya akan menyita perhatian semua orang di sini. "Namaku Kanza Adiba." Kanza mulai memperkenalkan diri, menatap tepat pada seorang pria paru baya– membakar hati Kanza, mendorongnya untuk lebih berani. Kanza menolak formal karena itulah Kanza. "Seniman dari DesArt. Dan karyaku …-" Lukisannya yang ditutup oleh tirai hitam tersebut dibuka, m
Read more

Berdua Janu

"Kau suka?" Kanza menoleh ke arah Razie, di mana saat ini pria tersebut berdiri di sebelahnya– menatap lurus ke arah depan, di mana pemandangan lampu perkotaan menghias di bawah sana. Razie membawanya ke sebuah villa keluarga pria ini, hanya berdua dan berlokasi di ketinggian. Suasananya hening tetapi sangat tenang, hanya satu yang mengganggu bagi Kanza. Suhu di sini sangat dingin. Dia tidak terlalu suka suhu dingin. Setelah terdiam lama-- hanya mengamati paras tampan suaminya, akhirnya Kanza menganggukkan kepala. Itu pun ia lakukan karena Razie mendadak menoleh padanya. "I--iya. Di sini bagus dan indah, Mas," ucap Kanza, menggaruk tengkuk– canggung karena Razie tiba-tiba terus menatapnya. Setelah menyuruhnya berganti pakaian, Kanza dibawa langsung oleh pria ini ke tempat ini. Anehnya, tempat ini sepi tetapi kenapa Razie keukeh memaksanya mengganti gaun tadi? Padahal Kanza sangat suka pada gaun itu, dan lagipula gaun tersebut adalah pemberian Razie sendiri. "Tapi bagaimana deng
Read more

Pertengkaran Perebutan Hak Asuh Ken

"Bagaimana, kau sudah jatuh cinta padaku?" Kanza mengerjab beberapa kali, menatap semakin gugup pada suaminya. Jatuh cinta pada pria ini? Sebelum menikah dia sudah merasakan-nya. Bagaimana bisa dia menghindar dari cinta, sedangkan dia dan Razie tinggal satu atap? Tentu Kanza tidak bisa menghindar, terlebih sosok ini sangat hangat pada putranya dan sangat peduli padanya. "Mencintai Mas Razie itu kewajibanku, kan Mas Razie suamiku," jawab Kanza, sedikit mengelak karena rasa gugup yang memenuhi dirinya. "Karena suami?" Kanza mengganggukkan kepala. "Kalau aku bukan suamimu lagi, apa cintamu akan hilang?" tanya Razie, sedikitnya tidak puas dengan jawaban Kanza. Dia ingin Kanza jatuh cinta padanya sedalam-dalamnya, tanpa ada alasan. Agar Kanza benar-benar terjerat dan bertekuk lutut padanya. Namun, Kanza punya alasan mencintai. Hell! Artinya suatu saat Kanza punya alasan jua untuk memudarkan perasaan itu. Kanza menganggukkan kepala. "Suatu saat kau punya alasan untuk mengakhiri cinta
Read more

Setan

Benar saja, setelah kepulangan sang legendaris barulah Razie dan kembarnya berhenti bertengkar– berhenti memperebutkan Kendrick. Saat ini mereka semua sedang duduk bersantai. Rencananya Razie akan pulang, tetapi karena dia masih betah berlama-lama dengan Daddynya, Razie memutuskan untuk berlama-lama di rumah orang tuanya. "Syukur kalian menikah cepat." Reigha menatap putranya dingin, "terlambat sedikit saja untuk menikahkan kalian mungkin Kendrick kedua akan muncul," tambah Riegha. Dia berkata seperti itu bukan tanpa alasan. Razie mengatakan padanya jika Kanza saat ini sedang hamil, lebih cepat dari perkiraan Reigha. "Cik, Daddy selalu berprasangka buruk padaku." Razie berdecak pelan, menatap berang pada sang Daddy. "Jaga baik-baik." Reigha berkata kembali, nadanya lebih hangat serta bersahabat dari yang sebelumnya, "ini kesempatanmu untuk menebus kesalahanmu di masa lalu pada Kanza." "Humm." Razie berdehem singkat, "aku tahu itu, Dad." Keduanya terus berbincang atau mengobrol.
Read more

Membuat Daddy Ra Marah

"Jadi Nona Kanza putri anda, Tuan Antonio?" Pria paru baya bernama Antonio tersebut menganggukkan kepala, tersenyum tipis pada pria yang saat ini berbicara padanya. "Benar, Tuan Karel.""Putrimu sangat cantik dan seksi." Karel mengusap dagu, tersenyum penuh makna sembari menatap Antonio dengan tatapan yang sulit diartikan. "Sayangnya, ada yang mengatakan jika putri anda telah menikah dengan penguasa mengerikan." "Ah, tidak." Antonio terkekeh pelan. "Aku memang punya putri yang sudah menikah, tetapi bukan Kanza. Aku punya dua putri," tambah Antonia dengan lagi-lagi terkekeh kecil. "Ouh." Karel memangut-mangut pelan. Sepertinya informasi yang dia dapat mengenai Kanza mungkin salah. Antonio merupakan ayah Kanza dan tak mungkin pria ini berbohong padanya. Yah, informasi mengenai Kanza yang ia dapat lah yang salah. "Berarti Nona Kanza boleh untukku?" Karel menaikkan sebelah alis. Antonio terdiam sejenak, tersenyum kecut dengan bergerak tak nyaman. Saat ini dia berada di kantornya, di s
Read more

Toloooong!!

"Kanza." Kanza yang sedang mencuci tangan tersebut– sehabis selesai melukis, spontan menoleh ke arah pintu. Di mana di ambang pintu sudah berdiri Gara. Pria itu tersenyum tipis, ramah seperti biasanya. "Iya, Pak?" tanya Kanza yang kini sedang me-lap tangan menggunakan handuk kecil khusus. Kanza baru saja menyelesaikan lukisannya dan sekarang dia berniat pulang. Setelah hamil, Kanza hanya datang seperlunya ke galeri. Dia dibebaskan dari aturan apapun karena-- perusahaan milik suaminya, siapapun tidak bisa menentangnya di sini. Termasuk Gara! "Lukisan ayah dan putrinya, yang kemarin kamu lukis-- pembelinya meminta agar kamu yang mengantarnya secara langsung." Gara berkata tak enak, sedikit canggung karena kesannya dia memerintah Kanza. Hell, Kanza bukan lagi bawahannya dan perempuan cantik ini punya suami mengerikan. "Sebenarnya saya sudah menolak. Tetapi beliau mengatakan jika beliau sangat suka padamu-- dalam artian beliau suka pada karyamu. Dia salah satu penggemarmu. Jadi baga
Read more

Nyonya Apa?

Razie melepaskan cengkeraman tangannya, beralih menarik lukisan yang telah Kanza serahkan pada Antonio. "Sampah sepertimu tidak pantas mendapatkan karya istriku," dingin Razie, menyerahkan lukisan tersebut pada Winter. Shit! Razie pikir Winter ikut masuk ke sini, tetapi ternyata Kanza menyuruhnya untuk menunggu di mobil. Sedikitnya Razie marah dengan sikap Kanza yang seperti itu. "Tuan Razie." Karel seketika berdiri, membungkuk pada Razie untuk meminta maaf. "Maafkan saya, Tuan. Maafkan saya," ucap pria itu dengan nada bergetar ketakutan. Persetan jika tangannya masih sakit, yang terpenting dia harus mendapat maaf dari pria berbahaya ini. Pria ini bisa menghancurkan segalanya, bisnis maupun kehidupannya, "saya tidak tahu jika Nona Kanza adalah istri anda. Tuan Antonio bilang pada saya jika Nona adalah putrinya dan sudah menikah." Razie mengabaikan, memilih mencondongkan tubuhnya ke arah Kanza. Posisinya dia masih berdiri di belakang istrinya– sengaja membungkuk agar sejajar denga
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
34
DMCA.com Protection Status