Home / Romansa / Sentuhan Panas Suami Dingin / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Sentuhan Panas Suami Dingin : Chapter 201 - Chapter 210

337 Chapters

Pembalasan Dendam

"Sepupu kalian banyak yang suka dengan Mas Razie? Trus kamu-- suka nggak sama Mas Razie?" tanya Kanza tiba-tiba, hanya jahil tetapi berhasil membuat Alana menegang dan melotot horor. "Aku?" Alana menunjuk dirinya sendiri, menatap Kanza dengan raut muka pucat dan tegang. "Jadi duta sampo lain?" sambung Kanza– disusul tawa dari Alana, begitu juga dengan Kanza yang ikut tertawa jenaka. Sedangkan Jihan, dia hanya bisa menatap kedua sejoli tersebut dengan raut muka muram serta dongkol. Seperti biasa. Kadang ribut, kadang gila. Keduanya sama-sama aneh!"Aman." Alana mengibas tangan di depan wajah, mengisyaratkan jika dia bukan bagian dari sepupunya yang jatuh cinta pada ketampanan Razie, "bagi aku, Kak Razie nggak ada bedanya dengan Kak Ebra. Karena emang sejak ingatan aku berfungsi, yang aku tahu Kak Razie itu Kakak aku. Jadi nggak ada rasa suka yang timbul," jawab Alana dengan mantap. "Trus menurut kamu, Pak Razie itu tampang nggak?" Kali ini Jihan yang bertanya. Karena serius, dia me
Read more

Dipanggil Ayah

Ketika dia sadar, Kanza berada tepat di sebuah …-"Kanza."Kanza yang sebenarnya berpura-pura tak sadarkan diri tersebut, sontak membuka mata– langsung memicingkan mata saat menatap seorang pria yang lebih dominan auranya dibandingkan banyak pria lainnya. Kanza tebak dia adalah bos dari komplotan preman yang menculik Kanza. Ah, tadi Kanza hanya berpura-pura pingsan. Karena jika dia memberontak, dia takut dicelakai oleh para preman yang menculiknya. Kanza mencari momen untuk kabur, tetapi sayangnya Kanza tak punya kesempatan. Sampai tibalah dia rumah ini– dalam hutan, di mana bangunannya cukup menyeramkan dari luar tetapi masih bagus dari dalam. Sepertinya mereka bukan hanya sekedar komplotan preman. "Kanza," panggil pria yang Kanza tebak sebagai bos tersebut. Kanza memicingkan mata, menatap julid ke arah pria tersebut dengan air muka bingung bercampur kesal. Ada yah penculik sok kenal sok dekat dengan korbannya? Aneh sekali pria ini. "Bos mengenal target kita?" tanya salah satu a
Read more

Mata-Mata Suami

Hell! Siapa yang istrinya panggil ayah? Razie beserta kepercayaannya dan anak buahnya memasuki ruangan tersebut. Namun, langkah Razie seketika berhenti saat melihat pemandangan di depan sana. "Kyaaaik!" Arsen berteriak secara random, salah tingkah karena dipanggil ayah oleh Kanza. Wajahnya sudah memerah dan jantungnya berdebar kencang dalam sana. Bu--bukan karena jatuh cinta, tetapi karena malu! Shit, sudah dia katakan memanggil Kanza Bunda di saat masa high school dulu adalah kenakan paling konyol bagi Arsen. Dulu-- gurauan tersebut sangat lucu. Tetapi setelah dia dewasa dan diingat kembali, itu rasanya menggelikan. "Stop, Za. Jangan panggil aku Ayah. Sialan, aku malu!" ucap Arsen, setengah marah tetapi dengan bibir yang berkedut-kedut menahan senyuman. "Trus panggil apa? Shiva?" canda Kanza sembari terkekeh. "Eh, btw, nasi gorengnya satu lagi dong. Aku masih lapar. Sama … umm-- apa yah? Seblak deh kalau ada," pesan Kanza santai, meraih sebuah cookie lalu memakannya lahap. Kanz
Read more

Kanza Lain?

Sudah dua hari Kanza lemah lesu, badannya terasa panas dan kepalanya sedikit berat. Kanza juga beberapa kali mual. Karena curiga dengan kondisinya, Kanza mencoba memeriksanya ke dokter– tanpa di temani oleh siapapun, baik winter atau bodyguard lainnya. Hais, Kanza risih dengan mereka semua. Bagaimana caranya bisa bebas dari Winter? Tentu saja dengan menyuruh perempuan itu menjemput anaknya. Jadilah sekarang Kanza bisa bebas ke rumah sakit, melakukan pemeriksaan kesehatan padanya. Setelah itu, Kanza tentunya pulang. "Aduh," gumam Kanza, duduk menunduk sembari membaca kertas pemeriksaan dengan raut muka bimbang. Kondisinya sangat memprihatinkan! "Hah." Kanza menghela napas kemudian memilih menyimpan kertas tersebut dalam laci nakas. Suaminya masih pulang dua hari lagi, dan selama itu Kanza harus mencari cara agar bisa mengungkapkan perihal kesehatannya pada Razie. Se--semoga saja pria itu menerima dengan lapang dada.Ceklek'Kanza mendongak ke pintu, menatap putranya– berdiri di s
Read more

Salah Sasaran

"Ada beberapa tokoh yang hebat dalam dunia gelap dan ayahku mengagumi mereka semua. Pertama, Tuan Real, terkenal dengan kelicikannya dan seorang leader yang sangat berwibawa. Kedua, Tuan Aaron. Sosok kejam yang menguasai bagian Italia. Ketiga Tuan Jacob, dia legendaris dan sosoknya yang disegani banyak mafia. Ke empat, Tuan Are. Sosok ini-- aku kurang tahu, karena dia sangat misterius. Tetapi dari semuanya, ada satu sosok yang sangat misterius, legendaris serta terkuat. Namun, banyak yang mengatakan jika sosok itu hanya mitos."Kanza yang mendengar seketika mengerutkan kening. "Siapa?" Saat ini Kanza berada di sebuah cafe, bertemu dengan Arsen untuk meminta bantuan. Yah, bantuan untuk lukisan Kanza. Dia butuh penggambaran sosok kuat serta berkuasa untuk ia jadikan objek lukisannya, dan Arsen bisa membantunya. "Tuan Sam." "Tuan Sam?" Kanza mengerutkan kening. Sam mengingatkannya pada sepupu suaminya, Samuel. Karena Samuel dipanggil Sam oleh keluarganya. "Humm." Arsen memangut pelan
Read more

Kondisi yang Mengkhawatirkan

"Le--lelucon tahun ini memang agak menyeramkan," gugup Kanza, memegang kaleng minuman dingin berwarna pink dengan tangan gemetar– tremor karena kalimat Razie tadi, kalimat yang pria itu sampaikan lewat bahasa isyarat. Gila! Bukan ke kamar, tetapi Kanza lari ke dapur– mencari asupan untuk menangani jantungnya yang berdebar kencang dan menangani tubuhnya yang tiba-tiba lemas. Dia butuh asupan gula yang banyak!Kanza membuka penutup minuman tersebut, setelah itu berniat meminumnya. Namun, sebelum minuman itu sampai dalam mulutnya kaleng minuman pink tersebut lebih dulu dirampas dari tangan Kanza. Deg'Jantung Kanza yang sempat normal seketika balik kejang-kejang dalam sana. Dia reflek mundur untuk menjauh dari Razie yang tiba-tiba sudah berada di belakangnya. Namun, pria itu lebih cepat gerakannya dari Kanza– tangannya tiba-tiba sudah mengalung di pinggang Kanza, menyentaknya cukup kuat, membuat Kanza berakhir menabrak dada bidang Razie. Belum sempat Kanza mengeluh sakit karena kenin
Read more

Terlalu Baik Mas

Ceklek'Kanza memasuki kamar, berjalan santai sembari sesekali meregangkan otot tangan dan jari-jarinya. Dia berjam-jam di ruang seni, punggung Kanza terasa saku begitu juga dengan tangannya yang terlalu lama menengang kuas. Kanza langsung berjalan ke arah kamar mandi, mencuci tangan dan wajah. Suaminya tak ada di kamar, pasti tengah bermain dengan Kendrick. Karena tadi Kendrick sempat pamit padanya-- katanya ingin melihat helikopter barunya. Yah, namanya juga anak-anak. Pasti sangat senang jika dapat mainan baru. Sama halnya dengan Kendrick-nya. Meskipun kadang sikap Kendrick seperti orang dewasa, tetapi putranya tersebut tetaplah anak kecil yang masih membutuhkan waktu bermain serta mainan. 'Habis ini aku istirahat ajah deh. Nonton Bobo-boy kayaknya seru deh, atau baca seri komiknya saja yah. Atau … makan rujak? Ah tidak tidak. Lambungku lebay kalau makan yang pedas pedas. Jadi sudah kuputuskan aku makan bakso mercon saja. Ahahaha … siapa suruh lambungku lebay. Bodo amat!' batin
Read more

Razie Es atau Razie Api

"Mommy hamil?"Kanza menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaan anaknya tersebut. Kanza mengusap pucuk kepala Kendrick, di mana saat ini dia tengah menemani putranya tersebut untuk mengerjakan tugas sekolah. "Aku akan punya saudara?" tanya Kendrick, entah kenapa nadanya terkesan murung. Bahkan anak itu sama sekali tidak menoleh ke arah Kanza, memilih fokus untuk menulis huruf abjad di buku petak. "U'um." Kanza berdehem, memperhatikan raut muka putranya yang terlihat murung. Sepertinya Kendrick tidak terlihat bahagia karena akan punya adik. "Kendrick tidak senang yah?" Kendrick mendongak, menatap Mommynya sekilas lalu hanya diam tanpa mengatakan apa-apa. "Ken?" Kanza memanggil putranya lembut, mengusap kepala Kendrick dsn terus menatap lamat ke arah putranya. "Ken biasa saja," jawab anak tersebut terkesan datar, tiba-tiba menutup buku lalu merapikannya dalam tas. "Sudah malam, Ken tidur dulu," ucap Kendrick selanjutnya, beranjak dari sana– ke kamar mandi untuk mencuci tangan s
Read more

Kendrick Hilang

"Aku …-" Ucapan Razie berhenti, menghela napas sembari menatap Kanza yang telah tertidur sembari memeluk perutnya. "Shit," umpat Razie pelan, sedikit kesal karena belum sempat ia mengatakan isi hatinya Kanza lebih dulu tidur. Namun, kekesalan Razie tersebut hilang ketika melihat cara tidur Kanza– memeluknya dengan pipi yang menempel ke perut Razie. Ah, sangat menggemaskan! Razie memperbaiki posisi tidur Kanza, mengecup bibir istrinya tersebut sekilas kemudian beranjak dari sana– ke toilet untuk membersihkan diri. ***Besoknya ….Kanza menatap ke sana ke mari, mencari-cari keberadaan putranya. Dia saat ini di depan sekolah Kendrick, berniat menjemput putranya tersebut. Kanza rasa dia tidak terlambat untuk menjemput Kendrick, namun sejak tadi Kendrick tak kunjung ke luar dari sekolah. Kanza sudah beberapa kali memeriksa dengan masuk ke gedung sekolah, tetapi dia tidak menemukan putranya. Beberapa guru ikut mencari, dan putranya … tak di temukan. Derttttt'Kanza meraih HP, langsung
Read more

Takut Tergantikan

Lagi-lagi Kendrick menggelengkan kepala. "Apa Ken dan Mommy tidak bisa seperti dulu?" ucap Kendrick pelan, "tidak apa-apa jika ada Daddy, Ken mencintai Daddy. Ta--tapi jangan dia," tambah Kendrick, tiba-tiba menunduk ke bawah– menatap ke arah perut Kanza. Kanza ikut menatap perutnya, kemudian menatap putranya semakin sedih. "Ken tidak suka yah punya adik?" Kendrick menganggukkan kepala. "Kenapa?" tanya Kanza lemah, serak dan pelan– terdengar seperti bisikan, suaranya terjepit di tenggorokan. Lebih sedih ketika Kendrick jujur padanya jika anaknya ini tak ingin punya adik. "Ken baru merasakan punya Daddy-" serak Kendrick dengan nada yang hilang di akhir kalimat, tidak sanggup mengatakannya karena tak dapat membendung gejolak aneh dalam hatinya. Air matanya kembali jatuh, tertunduk sedih dengan bibir melengkung ke bawah. "Selama ini Ken hanya punya Mommy, lalu Daddy hadir di antara kita. Ken sangat senang, Ken punya orang tua yang lengkap. Ken suka bermain dengan Daddy, Ken suka dige
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
34
DMCA.com Protection Status