Langkah Zira berhenti seketika, terpaku pada sosok pria yang menikahinya– di mana pria tersebut sedang bersama perempuan, bergandengan tangan. 'Aduhh ….' Zira membatin sembari meletakkan tangan di dada– menatap dua insan yang terlihat sangat romantis tersebut, 'kenapa dadaku nyeri yah? Nggak mungkin kan karena lihat mereka?' Matanya mengerjab, terus memperhatikan keduanya. 'Ah, enggan lah. Dadaku nyeri pasti karena mau tumbuh makin besar. Yah, pasti karena itu,' dewi batin Zira, buru-buru beranjak dari sana sebelum keberadaannya disadari. Yang dia lihat barusan adalah Kaesar dengan seorang perempuan cantik, seksi dan tinggi– cocok dengan Kaesar. Keduanya bergandengan tangan, berjalan lambat sembari si perempuan yang bercoleteh. Bukankah keduanya terlihat manis layaknya pasangan? "Jika kita berani jatuh cinta, maka kita harus bersiap-siap menanggung resiko untuk cemburu," ucap Zira, membaca sebuah kertas yang ia temukan di lantai– dekat rak coklat. "Ih, apaan sih?" gumam Zira, merob
Baca selengkapnya