Share

(ZK) Zira Story'

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seorang perempuan cantik turun dari sebuah motor mewah nan gagah. Setelah turun, Perempuan berparas cantik tersebut membuka helm kemudian menyerahkannya pada pemuda yang masih duduk di atas motor mahal.

"Bagaimana, Zira? Kamu mau jadi pacarku?" tanya Kalandra, merupakan teman sekelas Zira.

Mereka baru saja merayakan kelulusan bersama dengan yang lainnya, mencoret-coret baju seragam sekolah dengan pilox. Mereka bermain aman, mencoret baju seragam setelah penerimaan ijazah atau telah dinyatakan lulus. Karena jika mereka melakukannya sehabis ujian atau sebelum dinyatakan lulus, pihak sekolah mengancam akan menahan ijazah siswa yang mencoret-coret baju seragam dengan pilox. Karena tindakan tersebut dianggap kurang etis dan ricuh oleh beberapa pihak masyarakat; tentunya oleh pihak sekolah sendiri.

Zira menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Sehabis dari acara kenakalan mereka tersebut, Zira diantar oleh Kalandra untuk pulang. Tentunya dia ke aca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Hehehe ... karena Zira-nya nakal yah, Kak(≧▽≦)
goodnovel comment avatar
nor Ain
owhhh.. ok.. rsnye faham knpe suami zira juga possessif.. hahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Tak ingin Menikah

    "Daddy aku tidak mau menikah dengan Kak Kaesar atau-- siapapun itu. Aku baru saja lulus high school, Dad. Aku baru ingin kuliah." Sepertinya Kaesar dari rumah mereka, Zira langsung protes pada Daddynya. Mungkin Kaesar adalah pria yang tergolong tampan, idaman kaum hawa dan banyak kemampuan. Namun, itu tidak membuat Zira ingin menikah dengannya. Zira punya mimpi untuk menjadi model terkenal, dia punya banyak khayalan manis di kepalanya untuk menikmati hidup di masa remaja ini. Jika dia menikah maka semua akan hancur bukan? Kebebasan-- bebas yang ingin dia rasakan hanya akan menjadi harapan tanpa kenyataan jika dia menikah. "Kau tetap kuliah meskipun telah menjadi istri Kaesar," jawab Reigha rendah, terkesan dingin dan sama sekali tak menatap putrinya– memilih fokus pada pekerjaannya. 'Seeprti dejavu.' batin Ziea– juga ada di ruang kerja Reigha karena menemani suaminya untuk bekerja. Dia hanya diam, memperhatikan putrinya yang merengek karena takut untuk dinikahkan dengan Kaesar. Ini

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Saling Menghindar

    "Harusnya Kakak tolak." Kaesar menatap intens ke arah Zira, memandangi wajah cantik perempuan tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan. "Ada yang berani menolak perintah Tuan Are, Humm?" ucap Kaesar, membuat Zira terdiam– mengerjabkan mata beberapa kali dengan menatap gugup ke arah Kaesar. Benar juga! Daddynya adalah Tuan Are– sosok yang ditakuti, misterius dan kejam. Para pamannya saja yang sudah terbiasa dengan Daddynya masih takut, apalagi Kaesar. "Kau berani?" tanya Kaesar kembali, mendapat gelengan kepala secara kuat dari Zira. "Cih." Kaesar berdecis geli, menatap lamat dan berat ke arah Zira. Remaja yang baru ia nikahi ini sangat menggemaskan, tingkahnya lucu dan menggelitik perut. "Kau sangat menggemaskan, Little Wife. Cute!" Kaesar mendekat pada Zira, mengacak pucuk kepala sang istri karena terlalu gemas dengan tingkah Zira. "Little Wife? Maksud Kak Kaesar aku masih anak-anak?" Zira menepis tangan Kaesar dari atas rambut. Entah kenapa Zira gugup ketika Kaesar mengaca

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Foto Selfie Bunny

    "Ada apa?" tanya Kaesar, menatap Samuel lalu beralih menatap seorang perempuan mungil yang berdiri di depan Samuel. Perempuan itu menunjukkan raut muka gugup, panik serta takut. Entah kenapa itu malah menggemaskan di mata Kaesar. Ekspresi gadis mungil ini begitu lucu. "Zira dan temannya sedang dihukum meminta tanda tangan kita sekaligus foto. Tolong berikan," ucap Samuel, membantu Zira berbicara pada Kaesar. Dia tahu Kaesar adalah suami dari adiknya ini, dia hadir di pesta pernikahan tertutup keduanya. Namun, Samuel memahami situasi– adiknya masih canggung dengan Kaesar. Itu hal yang wajar sebab Kaesar dan Zira tidak pernah dekat sebelumnya. Ditambah perbedaan usia keduanya yang sangat jauh, semakin membuat keduanya mungkin canggung. Tidak masalah beda usia jauh jika masih satu zona. Namun, Zira dan Kaesar berbeda zona. Kaesar pria dewasa menuju matang sedangkan Zira gadis remaja yang masih sibuk mencari jati diri. Tentu perbedaan itu membuat keduanya tidak nyaman. "Humm." Kaesar b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Razie?

    Langkah Zira berhenti seketika, terpaku pada sosok pria yang menikahinya– di mana pria tersebut sedang bersama perempuan, bergandengan tangan. 'Aduhh ….' Zira membatin sembari meletakkan tangan di dada– menatap dua insan yang terlihat sangat romantis tersebut, 'kenapa dadaku nyeri yah? Nggak mungkin kan karena lihat mereka?' Matanya mengerjab, terus memperhatikan keduanya. 'Ah, enggan lah. Dadaku nyeri pasti karena mau tumbuh makin besar. Yah, pasti karena itu,' dewi batin Zira, buru-buru beranjak dari sana sebelum keberadaannya disadari. Yang dia lihat barusan adalah Kaesar dengan seorang perempuan cantik, seksi dan tinggi– cocok dengan Kaesar. Keduanya bergandengan tangan, berjalan lambat sembari si perempuan yang bercoleteh. Bukankah keduanya terlihat manis layaknya pasangan? "Jika kita berani jatuh cinta, maka kita harus bersiap-siap menanggung resiko untuk cemburu," ucap Zira, membaca sebuah kertas yang ia temukan di lantai– dekat rak coklat. "Ih, apaan sih?" gumam Zira, merob

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Titisan Putri

    "Razie?" Zira mengerjabkan mata secara berulang, menatap Kaesar gugup bercampur bingung. Zira akui dia salah menyebut nama, tetapi kenapa raut muka Kaesar terlihat tidak senang? Razie kembarannya, wajar jika Zira merindukan pria itu. "Maaf, aku terbiasa dengan Razie," ucap Zira kemudian, memilih kembali fokus pada pekerjaannya. Kaesar hanya diam, memperhatikan Zira secara lamat yang tengah asyik membuat sesuatu. Razie. Kenapa harus nama itu yang Zira sebut? Hell! Ada dia di sini, jadi kenapa bukan dia? "Razie, tolong pegang ini. Aku ingin meng …-" Ucapan Zira langsung berhenti ketika dia menoleh ke arah belakang– menghadap pada Kaesar. Zira ingin meminta bantuan, tetapi lagi-lagi dia salah menyebut nama. Cik, ini karena dia terlalu sering serta sudah terbiasa selalu bersama dengan kembarannya. Kaesar yang sudah selesai makan memilih mendekati Zira, memegang kertas yang Zira katakan tadi. "Aku bukan Razie. Aku Kaesar-- suamimu!" dinginnya, melayangkan tatapan tajam yang menghunus

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Sangat Jahil

    Setelah mendapat arahan untuk kompetisi, para peserta dipersilahkan mencar untuk membentuk lima kelompok. Lomba akan dimulai dari besok, di mana besok adalah hari pertama mereka pemotretan– hasil dari potretan tersebut akan diposting di akun sosial media kampus serta sosial media pribadi. Setiap Minggu mereka akan melakukan pemotretan dan posting foto, hasil vote dari foto tersebut lah yang akan menjadi salah satu poin penilaian. Mereka juga diberi kegiatan tambahan, yakni membuat pertunjukan seni– di mana mereka dibagi menjadi lima kelompok. Namun, masih ada pertunjukan bakat secara personal– lebih tepatnya setiap perwakilan king queen dari fakultas, keduanya wajib menampilkan bakat secara bersama, dan itu akan ditampilkan ketika acara penutupan dari kegiatan ini. "Kita akan menampilkan bakat apa?" tanya Gani pada Zira, di mana keduanya saat ini sedang duduk berdua– mengasingkan diri dari peserta lain yang terlihat masih sibuk mencari kelompo

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Insiden Malu tapi Mantap

    Tiba-tiba saja Samuel menghampirinya, langsung menarik tangan Zira agar berdiri dan ikut dengannya. "Kakak!" pekik Zira pelan, meringis karena malu diperhatikan oleh peserta lain. "Kau akan ikut makan siang dengan Kakak," ucap Samuel, mendapat tatapan melotot kaget dari Zira. Perempuan berusia delapan belas tahun tersebut menoleh ke belakang, menatap sahabatnya yang tengah melambaikan tangan padanya lalu mengacungkan jari jempol– pertanda jika Gani tak masalah, aman-aman saja ditinggal oleh Zira. Zira sebenarnya bisa saja mereog agar tidak ikut makan dengan Kakaknya. Namun, crush-nya di sini dan tengah memperhatikannya. Zira malu untuk melakukan hal konyol. 'Harus jaga sikap, tetap anggun, manis dan lemah lembut.' batin Zira ketika dia sudah sampai di depan sang suami, berdiri kaku dengan raut muka tegang. Kaesar tersenyum lembut, mengulurkan tangan untuk menyentuh pucuk kepala Zira. Persetan jika banyak yang bertanya-tanya apa hubungannya dengan Zira, dia tak peduli akan hal it

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Memanfaatkan Kepolosan Istri

    Tak' tak' tak. Zira menoleh ke arah sebuah kaki yang mendekatinya. Jantung Zira berdebar kencang, malu semakin menyelimuti dirinya saat Kaesar datang menghampirinya yang tengah berbaring di lantai kamar mandi– akibat jatuh tadi. Zira hanya diam, tak melakukan apa-apa– membeku di tempat karena terlalu malu dengan keadaannya sekarang. Zira hanya bisa menjauhkan pandangannya dari Kaesar. Pria itu tiba-tiba berjongkok di sebelah Zira; membuat Zira langsung memalingkan wajah, memejamkan mata dengan erat. Sejujurnya, Zira sudah ingin menangis, tetapi dia malu. Jangankan menangis, menutupi bagian tubuh sensitifnya saja dengan tangan Zira tidak melakukan. Yah, tingkat malu Zira sudah menembus dimensi lain, membuat gadis delapan belas tahun tersebut membatu di tempat. Tanpa mengatakan apa-apa, Kaesar menggendong Zira– membawa istrinya tersebut keluar dari kamar mandi. Shit! Satu yang membuatnya semakin terbakar dalam sana. Ekspresi Zira! Ekspresi takut, malu serta gugup perempuan ini, mem

Bab terbaru

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Extra Part dalam Extra Part

    "Aku mencintaimu, Haiden. Aku ma--mau dijadikan istri kedua atau selingkuhanmu. Plis!" Seseorang yang diam-diam mengintip dari tempatnya, mengepalkan tangan. Lea termenung, berjongkok di balik sebuah tembok. Sejak kemarin dia dan Haiden sudah di penginapan, tempat mereka akan melakukan resepsi pernikahan dengan pasangan Matheo dan Aesya. Malam ini adalah pesta pernikahannya dengan Haiden. Setelah di penginapan ini, Lea dan Haiden memang jarang berinteraksi. Haiden seperti menjaga jarak. Keharusan! Haiden dan dia tidak tidur satu kamar sebab tradisi keluarga suaminya, di mana sebelum acara benar-benar selesai, mereka tidak diperbolehkan satu kamar dan interaksi dibatasi. Tadi malam, Lea tidur dengan sepupu perempuan suaminya–dia benar-benar dijaga. Tradisi aneh, tetapi Lea cukup menyukainya. Kembali ke sekarang. Karena acara akan dimulai dan Lea ingin hadir bersamaan dengan Haiden ke tempat pesta, dia berniat menyusul Haiden. Namun, di tengah jalan dia mendapati suaminya sedang b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [Ending EP]

    "Akhirnya kau menjadi milikku, Azalea," bisik Haiden, setelah memasang cincin di jemari manis istrinya. Setelah itu, dia menarik kecil Lea kemudian mencium kening perempuan yang telah sah menjadi istrinya tersebut. Lea terdiam dengan perasaan aneh yang menyelusup dalam hati, dia hanya merenung–membiarkan Haiden mencium keningnya. Haiden melepas kecupan hangat tersebut, tetapi masih terus menatap wajah cantik Lea. Sayang, perempuan ini sangat pelit–memilih menunduk dibandingkan memperlihatkan kecantikannya pada Haiden. Haiden menangkup pipi Lea secara lembut, mengangkatnya sedikit memaksa–sekarang Lea telah mendongak ke arahnya, menatapnya dengan mata hangat bertabur sparkling. "Hello, Wife," sapa Haiden dengan rendah, tersenyum lembut ke arah Lea. Tak dapat menahan kegembiraan dalam hati, Lea seketika mengibarkan senyuman yang sangat indah. Ada perasaan berdebar ketika Haiden mengatakan hal tadi. Namun, debaran kali ini terasa gembira dan menakjubkan. "Hai, Mas suami," jawab Le

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Pernikahan

    "Kau mau kemana?"Haiden berdecak pelan lalu mendengus. Dia berniat putar balik, tetapi suara dingin itu menghentikan niatannya. Dengan raut muka dingin, Haiden memutar tubuh menghadap Reigha. Melihat wajah datar sahabat sekaligus adik iparnya tersebut, Haiden menggaruk telinga. Dia mendengus lalu berjalan ke arah Reigha. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Haiden, menatap curiga pada Reigha. "Ziea," jawab Reigha datar dan singkat, duduk tenang di tempatnya–tak terganggu oleh kehadiran Haiden yang saat ini telah berdiri di sebelahnya. "Kau tidak bertanya kenapa aku di sini?" Haiden menaikkan sebelah alis, bersedekah dingin. Sejujurnya dia menunggu Reigha bertanya hal tersebut padanya. Saat dia berjalan dari mobil hingga ke tempat ini– tepat di sebelah Reigha berdiri, dia sudah memikirkan alasan apa yang akan dia katakan pada Reigha semisal Reigha menginterogasinya. Reigha menoleh malas ke arah Haiden. "Persetan!" jawabnya cukup santai, tetapi menyebalkan secara saksama. Haiden

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Ancaman Daddy

    "Lea sayang, kamu kenapa?""Papa dengar ada keributan di kamarmu, apa terjadi sesua …- Tuan Haiden?!" Mata Denis membelalak, kaget ketika melihat calon menantunya ada di dalam kamar putrinya. "Pria ini menelusup masuk dalam kamar Azalea. Untung aku lebih dulu menelusup ke kamar putrimu, Ayah mertua," ucap Haiden santai, sengaja mengatakan 'putrimu dan Ayah mertua, trik agar om yang merangkap menjadi ayah kekasihnya tersebut tersanjung. 'Anjay, jujur sekali orang ini. Bikin empeduku ketar ketir ajah,' batin Lea, menatap horor dan melongo syok ke arah Haiden. Mulutnya bahkan terbuka lebar, saking tak percayanya dia dengan Haiden. "Oh iya, Nak Haiden. Untung kamu menelusup lebih dulu," jawab Denis cukup riang, mengganti panggilan Tuan pada Haiden menjadi Nak. Hanya menyebut Lea sebagai putrinya dan dipanggil Ayah mertua oleh Haiden, hatinya meluluh–luar biasa senang. "Azalea bilang dia teman ayah," ucap Haiden, melirik sekilas pada tubuh tua yang sudah tak berdaya di lantai. Kemudian

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Pada Akhirnya Kepergok

    Benni yang telah berhasil mencongkel jendela kamar Lea seketika menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. "Akhirnya, Lea ku yang cantik dan manis-- malam ini aku mendapatkanmu!" ucap Benni, merasa senang serta tak sabar untuk melaksanakan aksinya. Perlahan dia membuka jendela kamar lalu masuk secara hati-hati serta mengendap-endap. Beruntung kamar Lea minim pencahayaan, jadi dia bisa menyelinap dengan gampang. ***Krek'Mendengar bunyi jendela terbuka secara perlahan, mata Haiden yang sempat terpejam seketika kembali terbuka. Dia menoleh ke arah jendela dalam kamar, matanya bisa dikatakan tajam dalam kegelapan sehingga dia bisa melihat siluet seseorang yang tengah menyelinap masuk ke kamar calon istrinya ini. Alis Haiden menekuk tajam, seketika terpancing amarah–jelas itu siluet seorang laki-laki! Tak mungkin Lea mengundang pria dalam kamar, meskipun sedikit genit tetapi dia kenal betul dengan pribadi calon istrinya. Lea hanya genit diluar, aslinya Lea sangat menjaga diri dsn b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Siasat Jahat

    Klik'Lampu menyala, bersamaan dengan mata Lea yang membelalak–menatap kaget pada sosok pria yang sekarang telah berada di pinggir ranjangnya. Menyadari pakaiannya yang kurang sopan, Lea buru-buru meraih bantal lalu menutupi bagian dada. Piyama yang Lea kenalan cukup seksi pada bagian atas, lengan berbentuk tali–membuat pundak Lea telanjang. "Pak Haiden ngapain ke sini?!" pekik Lea, setengah berbisik dan menggeram. Dia kesal pada pria ini karena kemunculannya membuat Lea merasa takut. Lea pikir siapa?! Tapi-- … hei, Lea sekarang jauh lebih takut. Haiden ada di kamarnya dan … ba--bagaimana bisa? "Kau tidak berbicara denganku ketika kuantar pulang," ucap Haiden santai, duduk lalu berakhir membaringkan diri di ranjang Lea. Lea kembali melototkan mata, kali ini tak menduga jika Haiden menjadikan itu alasan untuk bisa kemari. "Kita sudah bicara dan Pak Haiden sekarang juga pulang.""Aku datang dengan niat baik, Azalea. Kenapa kau mengusirku? Kau tidak suka bertemu denganku?" "Pak, ma

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Datang dalam Kamar

    Brak' Haiden membuka pintu mobil secara kuat, kemudian menarik kasar seseorang dari dalam mobil. "KELUAR!" marah Haiden, membentak perempuan tersebut secara kasar–tak peduli jika yang ia kasari tersebut adalah perempuan. Namanya Haiden Mahendra! Tempramental dan bisa meluapkan kemarahannya pada siapapun–kecuali pada adiknya! Sekarang, Haiden sangat marah karena Lea memilih pulang tanpa diantar olehnya, dan sekarang dia memanfaatkan kemarahannya tersebut pada Melodi–alasan calon istrinya memilih pergi. "Ha--Haiden … argk! Perutku sakit!" pekik Melodi yang sudah tergeletak jatuh di halaman, satu tangan menyangga tubuh dan satu lagi memegangi perut yang terasa kram dan sakit. Bukan penyakit parah, hanya alergi susu dan dia memang sengaja meminum susu supaya bisa cari perhatian pada Haiden. "Persetan!" maki Haiden, segera masuk dalam mobil kemudian buru-buru mengendari mobil–ngebut untuk menyusul Lea. "Haiden!!" teriak Melodi sekencang mungkin, akan tetapi sayang karena Haiden ta

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP]Prioritas?

    Lea akhirnya selamat dari kesalah pahaman Ziea padanya dan Haiden. Reigha menemukan mereka dengan mudah, sedikit marah sebab menganggap Haiden tidak sopan pada Ziea. Yah, sebab Haiden bertelanjang dada! Keduanya mengobrol lalu tiba-tiba Reigha mendadak satu jalur dengan Haiden, melarang Ziea untuk tak mengatakan apa-apa pada siapapun mengenai kejadian di toilet sebab itu bukan urusan Ziea dan dia. Untungnya Ziea sangat patuh pada suaminya, jadi Lea dan Haiden selamat dari bocah kematian bernama Ziea tersebut. "Ini pakaian Ziea, masih baru dan tak pernah dipakai olehnya. Gunakan ini supaya tak ada yang salah paham lagi," ucap Haiden pada Lea, menyerahkan sebuah pakaian baru untuk sang kekasih. Mereka berada di kamar Haiden, terpaksa sebab tempat inilah yang paling aman dari intaian siapapun. Lagipula kamarnya bersebelahan dengan kamar Ziea dan Reigha, sahabat sekaligus sepupu serta iparnya tersebut telah ia suruh berjaga di depan. "Iya, Pak." Lea meraih pakaian tersebut kemudian

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Menghilangkan Bukti dan Jejak

    "Aaa--" Lea berteriak namun buru-buru membekap mulut. Dia langsung meringsut ke sudut toilet, merapatkan kemeja pada tubuh sembari menatap pucat pias ke arah Haiden. "Bilang kalau Pak Haiden tidak melihat apapun!" paniknya, lalu buru-buru mengancing kemeja tersebut. Lebih cepat dia membungkus tubuhnya, lebih aman dia dari pria mesum ini. Ternyata oh ternyata! "Jika aku mencopot bramu, aku melihat semuanya," jawab Haiden santai, bersedekap sembari menyunggingkan smirk tipis ke arah Lea. Kini dia telah menghadap ke arah perempuan itu, memperhatikan Lea yang sedang mengancing kemeja secara terburu-buru dengan tatapan yang begitu intens. Pipi Lea memerah–sudah seperti tomat busuk. Dia mengerjab beberapa kali. Kalau dipikir-pikir Haiden tak mungkin se mesun itu. Namun, jika dipertimbangkan secara matang Haiden bahkan pernah hampir kelepasan–hampir merenggut kesuciannya sebab berkunjung dan kebetulan hujan tengah turun. "A--aku tidak peduli, yang penting serangan, Pak Haiden tolong ming

DMCA.com Protection Status