Semua Bab Sentuhan Panas Suami Dingin : Bab 241 - Bab 250

337 Bab

(ZK) Mengadu pada Daddy

Besoknya--Zira dengan peserta lain melakukan pemotretan di sebuah lokasi yang telah disiapkan. "Seperti biasa, Zira selalu bagus," ucap fotografer, memuji Zira yang sedang berpose. "Oke, berikutnya." Zira beranjak dari sana, berganti dengan calon queen lain. Zira berjalan mendekati Gani, menatap gelang sahabatnya tersebut dengan air muka bertanya-tanya. Sejak tadi, sebenarnya Zira fokus pada gelang Gani. Tadi malam, seseorang yang mencuri fotonya dengan Kaesar memakai gelang merah yang menyala di kegelapan. Persis dengan gelang Gani."Gelang baru, Gan?" tanya Zira, meraih tangan Gani lalu memperhatikan gelang merah tersebut secara saksama. Gani tersenyum bangga. "Bagus nggak?" ucapnya menyombongkan diri. "Lumayan," ucap Zira. Namun, buru-buru melepas tangan Gani karena tak jauh dari tempatnya Kaesar sedang memperhatikan dirinya– menatap Zira dengan tajam dan penuh peringatan. "Hehehe …." Zira cengengesan entah pada siapa. "Kamu kenapa? Suka gelangku?" Zira menggelengkan kepa
Baca selengkapnya

(ZK) Ajaran Sesat Mommy

Zira sontak menoleh ke arah layar. Daddynya tiba-tiba menghubungi. Zira buru-buru mengangkat telpon– menempelkan benda pipih canggih tersebut di telinga lalu mulai menyapa hangat sang Daddy. Meskipun galak dan menyeramkan, tetapi pria yang menelponnya ini adalah cinta pertamanya, Hero untuk kehidupannya. "Halo, Daddy," sapa Zira dengan tak semangat, sengaja supaya Daddynya di seberang sana semakin khawatir padanya. Aneh, sebab Zira sengaja ingin membuat orang tuanya khawatir. Tetapi itulah tujuan Zira. Karena semakin Daddynya khawatir maka semakin celaka orang yang yang menjahati Zira. 'Bagaimana keadaanmu?' Seperti biasa, suara Daddynya terkesan dingin dan tanpa nada. Maklum, karena hanya pada makhluk bernama Ziea lah Daddynya tersebut mau berbicara hangat serta panjang lebar. "Tidak apa-apa sebenarnya, Daddy. Tapi pipi Zira sangat sakit, ditampar oleh seorang super model hebat dari perusahaan Beauty&Fashion Kingdom." 'Humm. Cukup kirim data dirinya pada Daddy, dan Daddy akan m
Baca selengkapnya

(ZK) Serius?

"Kanjeng ratu yang menyuruh," ucap Zira, menutup telpon– dalam posisi masih berlari. Setelah itu mereka memilih bersembunyi, duduk di belakang villa– dibalik sebuah pot bunga besar."Aku mencuri ini," ucap Gani, mengeluarkan sebuah kamera dari balik baju. Ia curi ketika Zira bertengkar dengan Asta tadi. Kebetulan kameranya diletakkan di atas sebuah tempat duduk, Maya lengah dan Gani memanfaatkan itu. "Mantap, Bro." Zira merampas kamera tersebut, mengotak atik. Benar saja, ada fotonya dan Kaesar di sana– foto dirinya sedang berciuman dengan sang suami. Zira buru-buru menghapus foto tersebut. Setelah itu, merusak kamera dan menguburnya dalam pot. Sekalian saja bukan?! "Terimakasih, Gani. Berkatmu nama Kak Kaesar tidak akan tercemar dan Daddy tidak akan tahu jika Kak Kae pernah menciumku. Aku selamat!" ucap Zira berterimakasih pada sahabatnya tersebut, bernapas begitu lega di akhir kalimat. "Itu fungsinya sahabat," jawab Gani r
Baca selengkapnya

(ZK) Pria Mabuk dalam Kamar Zira

"Maafkan kami," jawab Zira pelan, ikut tertunduk sebab sama seperti Gani– tak berani bersitatap dengan mata elang sang suami. "Poin kalian berdua dikurangi. Keseriusan dan kedisiplinan sangat penting, dan kalian mempermainkan keduanya." Zira dan Gani menganggukkan kepala. "Kami menerimanya, Pak," ujar keduanya secara kompak. Melihat itu rahang Kaesar mengatup dengan kuat. Fuck! Bahkan istrinya begitu kompak dengan pemuda ini. Mereka seperti satu hati dan satu pikiran. "Untuk foto kalian dalam tema 'Perkebunan yang Menyenangkan'-- itu tak akan dipost di manapun," lanjut Kaesar– Zira dan Gani hanya bisa mengangguk pasrah. Teman-teman satu fakultas mereka sangat berharap pada keduanya, tetapi mereka telah mengecewakan teman-teman mereka tersebut. "Dianggap hangus, hukuman karena kalian membully senior." "Hah?" Zira seketika itu juga mendongak, "membully siapa, Ka--Pak? Aku dan Gani tidak membully siapapun."
Baca selengkapnya

(ZK) Aku Memohon Atas Nama Cinta

"Jangan pergi …." Suara serak dan lirih pria yang memeluknya tersebut membuat Zira yang terduduk dengan tangan terikat hanya bisa diam. Setelah kejadian tadi– di mana Kaesar duduk di atas perut Zira dengan bertelanjang dada, pria itu tiba-tiba saja mengikat tangan Zira (posisi di belakang tubuh) menggunakan kemeja pria itu sendiri. Kaki Zira juga diikat menggunakan dasi dari pria itu– benar-benar menjadikan Zira sebagai tawanannya malam ini. Zira kira tubuhnya akan menjadi pelampiasan pria yang tengah mabuk berat ini– tubuhnya akan remuk dan pagi dia tak akan bisa berjalan. Dia akan mendapatkan kekerasan atau macam hal lainnya. Namun, dia salah. Pria mabuk ini malah …-Menangis! Yah, menangis dengan nada lirih dan pilu, terus memohon agar Zira tidak meninggalkannya. Pria ini berbaring di sebelah Zira, meringkuk seperti bayi– tanpa mengenakan baju alias bertelanjang dada, sembari dengan memeluk erat pinggang Zira yang sudah dalam posisi duduk serta terikat; disandar oleh pria pemabuk
Baca selengkapnya

(ZK) Memaafkan Sesaat

"Kau tidak akan pergi meninggalkanku meskipun kau bertemu dengan orang yang kau cintai?" tanya Kaesar, suaranya serak, rendah dan seperti bisikan. "Kan yang aku cintai Kakak. Jadi aku akan pergi kemanapun Kak Kaesar pergi. Kita … bersama selamanya." Zira berkata riang. Aih, biarkan saja! Toh, yang dia ladeni adalah pria pemabuk. Jadi-- besok Kaesar juga akan lupa pada semuanya. "Cih." Kaesar tiba-tiba berdecis, terkesan meremehkan tetapi sedih secara bersamaan. "Ini hanya mimpi," ucap pria itu sembari mengamati wajah Zira. "Halusinasi," gumam pria itu, bersamaan dengan matanya yang meredup. Perlahan kelopak matanya turun, menutup mata untuk tertidur. Meski menyengkal tetapi ungkapan cinta dari Zira yang ia anggap ilusi tersebut berhasil menenangkan jiwa serta pikirannya. Kegelisahannya hilang, ketakutannya jua lenyap. Hanya karena ungkapan cinta yang ia anggap imajinasi. "Hei--" Zira memekik setengah panik ketika Kaesar menutup mata.
Baca selengkapnya

(ZK) Mencintainya Secara Sungguh-sungguh

Tiga hari berlalu setelah itu, Zira kadang masih mendiami Kaesar tetapi kadang mau berbicara dengan suaminya tersebut. Ketika dia butuh, seperti ingin makan, jajan atau hal lainnya maka Zira akan berbicara dengan Kaesar, tetapi ketika dia tidak butuh maka perempuan cantik berusia delapan belas tahun tersebut akan bersikap cuek pada sang suami. Sejujurnya Zira tidak tega mendiami pria itu, tetapi dia masih marah pada Kaesar sebab suaminya tersebut masih berbicara dan bahkan dekat dengan Asta. Padahal sudah jelas jika Asta telah memfitnahnya. "Kita latihan sekali lagi deh," ucap Zira pada Gani, di mana saat ini mereka di sebuah ruangan yang telah disulap untuk tempat latihan bagi para peserta. Setelah pulang dari sini, maka waktu mereka untuk menampilkan bakat hanya satu minggu. Oleh sebab itu, selain fokus pada pemotretan, mereka juga harus berlatih untuk persiapan pentas seni di puncak acara. Saat ini Zira dan Gani memutuskan untuk latihan dan
Baca selengkapnya

(ZK) Mengancam Zira?

Ayah mertuanya! ***"Jadi kita memakai lagu Winter Flower?" tanya Gani pada Zira, di mana saat ini keduanya sedang berjalan beriringan menuju tempat ruang makan siang. Mereka semua telah diperbolehkan untuk beristirahat. Zira dan Gani memutuskan untuk makan siang lebih dulu, setelah itu mungkin mereka kembali ke kamar masing-masing untuk tidur siang. Tak ada jadwal hari ini. Zira ingin memanfaatkannya untuk beristirahat. Ah, besok pagi mereka akan kembali dari sini. Zira tidak sabar bertemu dengan Anna, dia sudah sangat merindukan sahabatnya itu. "U'um." Zira menganggukkan kepala. Keduanya bercerita atau mengobrol ringan sepanjang jalan. Tiba-tiba saja, keduanya dihadang oleh dua perempuan. Tak lain adalah Asta dan Maya. "Kemana kameraku, Hah? Cepat kembalikan atau aku bisa memenjarakanmu karena tuduhan pencurian." Maya menatap marah serta sinis pada Zira. Awalnya dia tidak menyadari jika kameranya hilang. N
Baca selengkapnya

(ZK) Fakta Ketika Kaesar Mabuk

"Asta," jawab Zira ragu, menengadah untuk menatap suaminya–memperhatikan raut datar Kaesar dengan tatapan lirih. Sepertinya Kaesar tidak percaya pada perkataannya. Setahu Zira dan dari gosib yang dia dengar, Asta adalah mantan kekasih Kaesar–cinta pertama pria ini dan satu-satunya perempuan yang pernah menjadi kekasih Kaesar. Mungkin rasa itu masih ada sehingga Kaesar sulit mendengar orang-orang-- termasuk Zira-- menjelek-jelekkan mantan kekasihnya tersebut. "Kau bertengkar dengannya, lagi?" tanya Kaesar, merunduk sembari menatap datar pada Zira. "Iya." Zira menganggukkan kepala pelan, buru-buru menjauh dari Kaesar–memilih duduk meringsut di kepala ranjang. Zira menekuk lutut, memeluknya lalu meletakkan kepala di sana. Wajahnya cemberut, pipi menggembung dengan manik mata berkaca-kaca. Satu hal yang Zira takutkan. Kaesar memarahinya serta menghukumnya karena bertengkar dengan Asta. Jika hanya Zira yang dihukum, baginya itu tak masalah. Tetapi bagaimana jika Gani ikut terseret da
Baca selengkapnya

(ZK) Kaesar Mencintai Siapa?

Setelah mendapat fakta ngeri-ngeri sedap tersebut, Zira kabur dari Xander–memilih bersembunyi untuk sementara waktu, menenangkan dirinya sendiri yang masih panik. "Itu artinya Kak Kaesar sudah tahu jika aku suka dengannya. Haaaa … bagaimana ini?" panik Zira, bermonolog sendiri–duduk bersembunyi di balik tangga. Entah apa yang dia lakukan di sana, tetapi Zira memili diam di tempat tersebut. Di sisi lain, Kaesar menemui Asta. "Kau sepertinya tidak mengindahkan ucapanku kemarin," ucap Kaesar, membuat Asta yang saat itu sedang duduk bersantai di sebuah kursi malas balkon lantai dua villa, spontan menoleh ke arah Kaesar. "Ouh, Kae? Kau di sini?" tanya Asta basa-basi, menghampiri pria itu sembari melebarkan senyuman tipis yang manis. "Aku sudah memperingatimu untuk tak mengusik Ma Zi-- ah Zira." Kaesar memijit pelipis. Shit! Terlalu terbiasa memanggil istrinya Ma Zi membuatnya salah menyebut saat ini. Hah, entah kenapa semakin ke sini pikirannya semakin dipenuhi oleh gadis cantik ters
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
34
DMCA.com Protection Status