"Isss … tak berguna," keluh Zira ketika dia telah sampai di rumah mewah suaminya. Selama perjalanan dia terus mengomel agar para bodyguard suruhan suaminya ini agar mengantarnya ke rumah. Namun panjang lebar dia marah-marah, tetap saja para bodyguard ini membawanya pulang. "Maaf, Nyonya. Kamu hanya menjalankan perintah Tuan." "Whatever!" kesal Zira, mengibas rambut dengan angkuh–berjalan memasuki rumah, diikuti oleh para bodyguard dan kedua sahabatnya. "Rumah Pak Kaesar besar sekali oih," bisik Anna pada Gani, mendapat anggukan dari pria penakut tersebut. Sedangkan Zira, melihat Kaesar di ruang tengah–sedang duduk sembari memasang wajah datar, membuat Zira mendengkus pelan. Pria itu menatapnya tajam, sepertinya dia telah menunggu lama agar Zira pulang. Akan tetapi, siapa yang peduli? Zira masih kesal. Ah, bukan kesal tetapi marah. Namun, raut muka bete Zira seketika sirna saat melihat jika bukan hanya Kaesar yang berada di ruangan tersebut. Ada kakaknya, Xander. Ada paman terci
อ่านเพิ่มเติม