"Kak Kaesar …," lirihnya, menangis sesenggukan ketika Erik mendekatinya–ingin melakukan suatu hal yang buruk padanya. Zira perlahan mundur, takut ketika Erik mendekatinya. Senyuman pria itu mengembang, benar-benar mengerikan di mata Zira. Ditambah tatapannya yang sangat aneh, itu semakin membuat Zira menggigil ketakutan. "Aromamu sangat harum, Sayang. Pantas saja Kaesar sangat tergila-gila padamu," ucap Erik, mencondongkan wajah ke arah leher Zira. Satu tangannya bergerak, menyentuh rambut Zira. Dia membelai rambut tersebut, tersenyum lebih jahat dengan tatapan penuh hasrat, "bahkan helai rambutmu yang indah sangat menggodaku," ucapnya serak. "A--aku tidak mengerti apa yang anda katakan. Menjauh!" kesal Zira, menepis kasar tangan Erik dari rambutnya. "Jangan kasar padaku, Zira sayang. Kau bisa membuatku marah," ucap Erik, mencengkeram lengan Zira dengan kuat–menariknya agar Zira merapat dengannya. Namun, tiba-tiba saja …-Bug'Seseorang menendang Erik dengan kuat, tepat di pingg
Read more