Semua Bab Sentuhan Panas Suami Dingin : Bab 291 - Bab 300

337 Bab

(ZK) Bekas Luka?

Deg deg deg'"Kak Kaesar …," ucap Zira pelan dan rendah, mendongak dengan menatap penuh segala kerinduan pada sosok di hadapannya. Mata Zira perlahan membulat, pupilnya membesar dan bibirnya mulai membentuk sebuah sabit indah. Bug'Zira langsung berhambur ke pelukan Kaesar, memeluk suaminya tersebut secara erat–tak ingin melepasnya karena Zira takut Kaesar hilang. "Ah, My Little Wife," respon Kaesar sembari terkekeh pelan, mendekap istrinya tak kalah erat. Sama! Kaesar juga merindukan istrinya. Satu tahun tidak bertemu dengannya, membuat hatinya sangat resah dan sedikit takut. Zira-nya semakin cantik, semakin indah dan penuh pesona. Banyak pria yang tertarik pada istrinya ini. Sial! Kaesar rasanya ingin melenyapkan mereka semua. "Aku sangat merindukan Kak Kaesar," cicit Zira serak dan rendah, menduselkan wajah di dada bidang suaminya. Dia mendongak dengan raut muka sendu. "Kenapa Kakak menghilang begitu lama? Apa … cintanya pudar?" parau-nya, nada kecil dan hampir tak terdengar
Baca selengkapnya

(ZK) Alasannya …

Zira mengamati tubuh suaminya secara teliti. Raut muka Zira bukan yang genit, dia tidak sedang sarapan dengan tubuh sang suami; dia mengamatinya karena mengkhawatirkan Kaesar. Tadi malam, ketika mereka melakukan hubungan suami istri, Zira tanpa sengaja meraba sebuah bekas jahitan panjang di punggung suaminya. Zira baru ingat sekarang, dan dia ingin melihatnya. Zira sudah selesai mengenakan pakaian, dibantu oleh Kaesar. Sekarang giliran suaminya yang ingin berpakaian. Zira berdiri dari tempat duduk, meraih sebuah kaos hitam kemudian menyerahkannya pada Kaesar. "Kak Kae tidak akan ke kantor kan hari ini?" tanya Zira, tiba-tiba meraih baju hitam tersebut kembali; membuat Kaesar sempat bingung. Zira memberikannya tetapi malah mengambilnya lagi. Aneh! Namun, keanehan tersebut berubah menjadi hal yang manis. Zira tiba-tiba menggiring Kaesar untuk duduk, setelah itu membantu sang suami memasang baju. "Ini bekas luka apa, Kak?" tanya Zira, sudah berada di belakang Kaesar–tidak menurun
Baca selengkapnya

(ZK) Dinikahi oleh Bos

Ketika dia yang menyuruh, rasanya biasa saja. Tetapi saat Zira mengambil alih dengan inisiatif sendiri, rasanya berbeda. Ber-damage! Tok tok tok Tiba-tiba saja pintu di ketuk, disusul oleh suara istrinya yang bernada khawatir. "Mas Kaesar nggak apa-apa kan di dalam? Mas …."Ceklek' Pintu terbuka, memperlihatkan Kaesar dengan raut muka flat. Syukurlah, dia jago mengatur ekspresi. "Aku baik-baik saja, Darling. Hanya sedikit darurat," jawab Kaesar sembari senyum manis, mengusap pucuk kepala Zira penuh kasih sayang, "ah, sudah waktunya kita berkembang biak," ucap Kaesar, sudah menggendong Zira dan membawanya ke arah ranjang. "Hah?" Zira awalnya bengong, tidak paham maksud suaminya. Namun setelah paham, dia terkekeh sendiri–merasa lucu dengan ucapan suaminya.Kaesar membaringkan Zira ke atas ranjang. Shit, dia semakin bersemangat karena kekehan geli Zira, sangat merdu dan sopan di pendengaran. "Dulu, aku mencuri banyak hal untuk bisa menyentuhmu, Ma Zi. Kau sangat ilegal! Tetapi sek
Baca selengkapnya

(ZK) Dilecehkan Bos

Dengan langkah gemetaran, Zira memasuki ruangan raksasa milik big bos-nya. Jantungnya tak berhenti berdetak dalam sana, sangat takut sekaligus mengkhawatirkan kemungkinan yang terjadi padanya. Deg'Jantung Zira rasanya hampir jatuh dari tempat saat matanya tak sengaja bersinggungan dengan sebuah gaun pernikahan yang mewah nan indah, ada dalam ruangan ini. Bukan hanya itu, sebuah meja penuh dengan kotak perhiasan. 'Aku kira Anna hanya menakut-nakutiku. Tetapi ucapan Anna memang benar,' batin Zira, berhenti tepat di depan seorang pria dingin dengan aura pekat mengerikan–duduk di sebuah sopa, begitu bossy serta arogan. Seperti biasa, pria itu masih mengenakan topeng. "A--ada apa Mr.X memanggilku kemari?" tanya Zira, berusaha santai meskipun nadanya terdengar gemetar. 'Aku baru kembali, Nona Zira. Apa kau tidak ingin memberikan sambutan selamat datang untukku?' Zira membaca ucapan yang ingin pria ini sampaikan padanya di sebuah tablet. Sama seperti sebelumnya, Big bos-nya ini masih
Baca selengkapnya

(ZK) Akhirnya …

"Maaf, Ma Zira. Maaf …," ucap Kaesar, memeluk tubuh mungil istrinya. Beberapa kali dia mendaratkan kecupan ringan pada pucuk kepala Zira, memberikan kenyamanan untuk istrinya tersebut. "Ke--kenapa?" Suara Zira terbata-bata, rasanya dia sulit mengucapkan kata yang sempurna. Ini mengejutkan sekaligus menohok untuknya. Selama ini suaminya ada di dekatnya, tetapi Zira sama sekali tak merasakan kehadirannya. Lebih parah, dia menaruh kebencian pada pria ini. Zira sempat mengata-ngatainya juga!"Katakan. Kenapa Mas Kae melakukan ini-- menyamar jadi orang lain dan … Mas lumpuh?" cicit Zira di ujung kalimat, tercekik di tenggorokan karena tak sanggup mengatakan bagian itu. Kaesar mengganggukkan kepala. "Duduklah, aku akan mengatakan yang sebenarnya," ucap Kaesar selanjutnya, mendudukkan Zira pada sebuah kursi yang tersedia di walk in closet. Kaesar juga mengambil tempat duduk di depan Zira. Bedanya dia duduk di lantai dengan kaki bersila dan punggung tegap. Jujur saja Zira tak enak meliha
Baca selengkapnya

(ZK) Sebar Undangan

"Tapi aku tidak peduli, Mas!" Zira berucap cepat, "menjadi populer dan banyak dipuja oleh orang lain, itu bukan tujuan utamaku. Tujuanku … itu hidup dengan Mas Kaesar," tambahnya. Kaesar menaikkan sebelah alis, lalu tersenyum dengan misterius di bibir. Cup'Tiba-tiba saja dia mendaratkan bibirnya di atas bibir Zira. Kebetulan jarak wajah keduanya begitu dekat–Kaesar punya peluang untuk meraup bibir ranum tersebut. "Itu artinya aku bisa memintamu berhenti menggeluti dunia itu?" ucap Kaesar, menarik pinggang Zira–memindahkan perempuan itu ke atas pangkuannya. Zira menatap cukup tak percaya pada Kaesar, dia kemudian mengerutkan kening–menatap intens pada sang suami. "Kenapa?" jawab Zira, cukup canggung dan tersipu malu karena dia duduk di pangkuan sang suami. Zira masih belum sepenuhnya berubah. Meskipun sekarang dia lebih berani, tetapi dia tetap Zira yang mudah blushing jika menerima perlakuan-perlakuan manis dari Kaesar. Seperti saat ini, di mana Kaesar mendudukkannya di atas pa
Baca selengkapnya

(ZK) Razie Menyukai Zira?

"APA?!" Anna menjerit terkejut, melototkan mata tak percaya ke arah Zira. Orang-orang memperhatikan mereka karena suara jeritannya tersebut tetapi Anna tidak peduli. Dia mencengkeram pundak Zira lalu menatap serius pada sahabatnya itu. "Aku tahu kamu putus asa karena Pak Kae menghilang. Tetapi bukan begini caranya, Ra, me--menerima tawaran Mr.X untuk menikah denganmu. Kamu tahu kan rumor mengenai Mr.X yang … aliran sesat, persugihan, penganut ilmu hitam, mengincar wanita cantik untuk tumbal. Ada juga issue yang mengatakan jika sebenarnya Mr.X adalah vampire terakhir di dunia, makanya Mr.X tak pernah terlihat di bawah terik matahari, menggunakan kursi roda, dan selalu menebarkan jas jubah. Mr.X sengaja menutupi wajahnya dengan topeng karena ada yang mengatakan jika wajahnya pernah ditemukan di koran kuno–jaman Albert Einstein. Identitasnya sebagai kaum immortal terancam jika Mr.X membuka topeng.""Aku pernah mendengar semuanya," jawab Zira malas, bersedekap di dada sembari memutar b
Baca selengkapnya

(ZK) Bertemu Istri Masa Depan

Pada akhirnya tanpa mengatakan apa-apa Razie meninggalkan tempat tersebut. Sejujurnya ada kemarahan besar dalam diri, tetapi tertahan karena ada Kaesar di sana. Dia khawatir Kaesar salah padam akibat ucapan si biadab itu. Kaesar menoleh ke arah pria yang menjadi teman Razie bertengkar tersebut. Dia melayangkan tatapan tajam, mengeluarkan aura membunuh yang kentara. "Semoga hidup bertahan sampai besok," dinginnya, ikut beranjak dari sana. Tadinya Kaesar ingin mencari istrinya, lalu tanpa sengaja dia melewati ruangan ini–mendengar ucapan menyelene salah satu sepupu istrinya. Dia saja cukup tersinggung mendengarnya, apalagi Razie. Mungkin Razie saat itu sudah ingin merobek mulut pria tadi. Kaesar melangkah buru-buru, mengikuti kemana arah Razie melangkah. "Mereka hanya iri padamu, hidupmu terlalu sempurna, Dude."Kaesar memperhatikan dari belakang, menatap dua pria yang berjalan di depannya secara saksama. Salah satu pria itu merangkul pundak si pria paling tinggi, di mana pria ya
Baca selengkapnya

(ZK) Menuju Adi

'Sangat cantik.' batin Razie, tetapi buru-buru memalingkan wajah ketika gadis remaja yang ia pandangi menatap ke arahmu. "Kenapa Kakakku tua-tua sekali?" Suara khas dari gadisnya terdengar, Razie bisa mendengar suara imut tersebut dengan sangat jelas. Sama seperti Daddynya, dia punya pendengaran yang tajam. "Maksud kamu Abang Ebra atau Abang yang satunya dan satunya trus satunya?" Alana berucap dengan anda cerewet, mempersilahkan para temannya untuk duduk di sebuah sopa yang tak jauh dari para kakaknya bermain game. "Semua. Maksudku bukan tua kakek-kakek. Tapi … kamu seperti bonsai diantara beringin," ucap temannya, Alana memangut pelan. "Aku paham maksud kamu, Adi," jawab Alana, "ini lah bedanya dengan anak uji coba. Mereka bertiga anak uji coba, sedangkan aku-- jelasnya anak yang diinginkan, diprogram dan direncanakan. Makanya hasilnya Abang aku ketuaan, jelek, dan tidak fungsional. Sebab dia hasil coba-coba. Dan aku … see? Aku cantik, mempesona, imut, pintar dan multitalenta."
Baca selengkapnya

(ZK) Lupa Masalah

---Tiga bulan berlalu--Hari-hari Zira jalani dengan indah, bersama suaminya di rumah mereka sendiri. Zira bahagia karena dia bisa hidup bersama dengan pria yang ia cintai, pria yang melindunginya, menjadikannya prioritas dan meratukannya. Hanya satu yang menjadi permasalahan bagi Zira. Belum ada tanda-tanda kehamilan pada dirinya. "Aku sudah makan kurma muda, susu khusus, vitamin trus … aduhh!" Zira memijit kening, menatap sedih ke arah kotak kurma muda. Hampir sudah satu minggu dia mengonsumsi kurma muda, berharap dia bisa segera hamil–bisa memberikan keturunan untuk sang suami. Tapi sampai sekarang, dia tak kunjung hamil, "apa karena keguguran dulu?" monolog nya, menghela napas lalu memilih membaringkan kepala di meja. Saat ini Zira berada dalam kamar, duduk di lantai–di depan televisi, menonton sembari makan kurma. Ceklek' Mendengar pintu kamar terbuka, dengan semangat Zira menoleh ke arah sana–melihat suaminya yang sudah berpenampilan acak-acakan. Jas Kaesar telah dibuka, t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
34
DMCA.com Protection Status