Home / Romansa / Sentuhan Panas Suami Dingin / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Sentuhan Panas Suami Dingin : Chapter 281 - Chapter 290

337 Chapters

(ZK) Kupu-Kupu dalam Perut

"Sebenarnya kapan Kak Kae akan mengutarakan cinta padaku?" Kaesar menatap kaget ke arah Zira. Namun, sayangnya ekspresi kagetnya tersebut tertutup oleh wajahnya yang datar.Zira sendiri, dia juga kaget dengan apa yang barusan ia katakan. Dia reflek menutup mulut dengan kedua tangan, mundur ke sudut wardrobe room; menatap suaminya dengan mata membelalak. Kaesar menaikkan sebelah alis, terus menatap secara intens pada sang istri. Smirk tipis seketika menyungging di bibir, geli serta gemas melihat tingkah lucu Zira. Hell yeah, ini membunuh Kaesar! "Hik …." Zira semakin melebarkan mata, kaget sekaligus malu setengah mati ketika dia tiba-tiba cegukan. Smirk di bibir Kaesar berubah menjadi sebuah senyuman yang indah. Lalu tawa pelan yang ringan terdengar merdu, keluar dari bibir pria tampan tersebut. Tatapannya sama sekali tak lepas dari sosok Zira, memandangi istrinya tersebut secara berat dan sayup–seolah Zira lah satu-satunya objek di muka bumi ini, dan Kaesar buta melihat objek se
Read more

(ZK) Akhir Bertemu Awal

"Kau tidak lalai, dan kau berhasil, Nak."Kaesar yang sempat menundukkan kepala, mendongak ke arah ayah mertua. Dia kaget mendengar penuturan dari sang ayah mertua. Berhasil? Tetapi dia membuat Zira dalam bahaya. Hanya karena Zira kekasihnya, keluarganya berniat mencelakainya. Kaesar merasa jika dia pantas mendapat amukan dari pria ini. Bagaimanapun, Zira adalah putri satu-satunya Reigha–kesayangan sang pemilik dunia gelap ini."Kau berhasil membuktikan diri jika kau pantas menjadi suami Zira. Kau memenuhi semua syarat yang kuberi. Selamat," ucap Reigha, tersenyum tipis sembari mengulurkan tangan ke arah Kaesar–mengajaknya berjabat tangan. Kaesar dengan kikuk, gugup sekaligus canggung menerima jabatan tangan ayah mertuanya tersebut. Melihat senyuman sang ayah mertua, Kaesar semakin dibuat grogi. Dia mendapat apresiasi, ini menakjubkan dan mendebarkan bagi Kaesar. "Sekarang Zira milikmu," ucap Reigha, tiba-tiba berdiri dari sofa, "tetapi kalian masih tidak boleh punya anak. Anak k
Read more

(ZK) Bahagia itu Ilusi

"Lebih baik Kak Kaesar keluar." Zira berucap pelan, menatap Kaesar berang bercampur malu. Bukannya keluar dari kamar mandi, Kaesar malah menutup pintu–membuka pakaian lalu bergabung dengan Zira. "Kak …," cicit Zira pelan. "Kenapa?" Kaesar menaikkan sebelah alis, menatap istrinya dengan tatapan yang berat dan penuh hasrat. Zira menggelengkan kepala, memilih diam ketika Kaesar mulai menyentuhnya. Sejujurnya dia ingin menolak, tetapi dia … dia suka sentuhan Kaesar. Zira menikmatinya. ***Kebahagian yang Kaesar dan Zira katakan berubah menjadi duka dan bencana. Pagi ini, Zira mengalami kecelakaan yang membuat seluruh keluarga Azam khawatir pada kondisinya–sekaligus membuat Kaesar dalam masalah besar. Rutinitas Razie dan Zira bertengkar di pagi hari, entah itu karena selai atau karena berebut kursi. Pagi ini kembar tersebut bertengkar lagi, disebabkan oleh Razie yang menghabiskan selai strawberry kesukaan Zira. Keduanya berlari-lari, saling mengejar di ruang makan. Meskipun Reigha
Read more

(ZK) Hukuman yang diterima

"Aku pikir kau selalu sempurna dan keputusanmu selalu benar. Tetapi sekarang aku berubah pikiran. Menikahkan Zira dengan pria sampah itu adalah keputusan terbodoh yang pernah kau lakukan, Reigha. Bukannya melindungi Zira, hidup Zira hancur ditangannya. Orang yang sangat kau percayai merusak putri kesayanganmu, Reigha Abbas Azam!"Kaesar mendongak, tetapi hanya sekilas karena dia kembali menundukkan kepala. Apapun yang keluarga Azam katakan, dia akan menerima. Sebab Kaesar salah.Semisal Reigha menginginkan kematiannya, bagi Kaesar itu juga bukan masalah. Reigha menoleh ke arah sepupunya tersebut. Wajahnya terlihat flat, membuat siapapun tak bisa menebak apa yang pria itu rasakan atau pikirkan. "Kau hanya iri karena kau tidak pernah mendapatkan kepercayaan dariku," ucap Reigha santai, menepuk pundak pria tua itu kemudian mencengkeramnya dengan kuat."Hati-hati jika berbicara denganku. Pulanglah," tambah Reigha dingin, melepaskan tangannya dari pundak pria itu. "Cik." Dia berdecak ke
Read more

(ZK) Boneka

"Tapi … Daddy pasti memarahi Kakak kan?" tanya Zira, lagi-lagi menitihkan air mata. Tak bisa membayangkan jika suaminya ini dimarahi oleh Daddynya, karena masalah ini. Kaesar menggelengkan kepala. "Tidak sama sekali," jawabnya sembari tersenyum pada sang istri, meyakinkan Zira jika Kaesar sama sekali tidak dimarahi oleh Reigha. Di sisi lain, Reigha masuk dalam ruangan itu–menghela napas pelan kemudian berjalan mendekati istrinya. Dia mengalungkan tangan di pinggang Ziea, menatap lurus ke arah Kaesar dan Zira. "Berikan mereka ruang. Ayo," ucap Reigha kemudian, menarik Ziea untuk keluar dari ruangan tersebut."Mas tidak memarahi Kaesar kan?" tanya Ziea pada suaminya, setelah mereka di luar ruangan. Bukan hanya mereka yang keluar, para keluarganya yang lain seperti Serena, Rafael, dan yang lainnya juga ikut keluar. "Aku harap Mas tidak melakukannya." "Tidak." Reigha menggelengkan kepala pelan, "aku lebih kasihan padanya karena keputusanku, ZieKu." "Keputusan apa?" tanya Ziea pelan,
Read more

(ZK) Maaf Untuk Curian

'Ini boneka untukmu. Dia akan menemanimu selama aku tidak bersamamu.' Zira menitihkan air mata kala mengingat momen itu–momen di mana Kaesar pamit pergi sembari memberikan sebuah boneka yang cukup besar ke pada Zira. Setelah dua minggu, Zira merasa lebih baik. Bahkan dia sangat senang karena Kaesar sering mengajaknya jalan-jalan bahkan makan malam romantis, berdua. Dia pikir, dua Minggu yang manis setelah kehilangan bayinya adalah awal dari kebahagiaannya. Akan tetapi itu merupakan awal dari kehampaan. 'Jika kau ingin cepat-cepat bertemu denganku, maka selesaikan pendidikanmu dengan cepat,' ucap Kaesar saat itu padanya, hangat tetapi menusuk secara bersamaan. Ceklek' Zira buru-buru menghapus air mata, reflek menoleh ke arah pintu–menatap saudara kembarnya yang berdiri di ambang pintu dengan memikul sebuah plastik hitam yang … Berdarah?!"Wow wow wow!" Zira reflek berdiri di atas ranjang, menatap kaget sekaligus horor ke arah Razie. Sial, mana ini sudah tengah malam lagi! "Tolon
Read more

(ZK)Caraku Bertemu denganmu

Sudah satu tahun semenjak Kaesar berpisah dengan Zira, selama itu mereka tak pernah bertemu. Demi Tuhan, Zira sangat merindukan suaminya tersebut. Namun, kemana dia akan menemui Kaesar? Dia pernah ke rumah mereka, tetapi Kaesar tak ada di sana. Dia menginap selama dua minggu di sana, berharap jika Kaesar pulang dan mereka bertemu. Namun, sayang selama dua minggu menunggu di sana Kaesar tak pernah pulang. Zira juga pernah ke perusahaan Kaesar. Sayangnya yang dia temukan di sana hanyalah Raka, kepercayaan sang suami. "Kamu merasa aneh nggak tadi?" Zira yang sedang melamun, memikirkan Kaesar, sontak mendongak menatap ke arah Gani yang duduk di depannya. Saat ini mereka berada dalam kelas, mengikuti mata kuliah umum yang diwajibkan pada setiap mahasiswa–baik di fakultas mereka maupun di fakultas lain. "Aneh gimana?" ucap Zira pelan, takut dosen di depan sana mengetahui perbuatan mereka. Sang dosen sedang menjelaskan pelajaran, seluruh mahasiswa dilarang berisik tentunya. "Bapak-bap
Read more

(ZK) Kadang Harus dipancing

Zira meneguk saliva secara susah payah ketika dia sudah berada di depan gang sempit, di mana rumor mengatakan jika gang tersebut penuh dengan kumpulan pemuda-pemuda kecanduan alkohol serta obat terlarang. Ada alasan kenapa Zira nekat ingin lewat jalan ini, selain merupakan jalan pintas agar lebih dekat ke jalan utama, juga untuk suatu hal. Namun, Zira mendadak tak berani. Gang tersebut minim pencahayaan dan tak ada orang selain dia ditempat itu. "Aku pergi saja. Aku takut," gumam Zira pelan, memutar tubuh lalu memilih beranjak dari sana. Zira menggelengkan kepala, tak percaya dengan kenekatannya ini. Dia mencari bahaya hanya demi bertemu dengan …- Bagaimana jika Kaesar tak datang menyelamatkannya? Bukankah Zira akan berakhir tragis? Zira memutuskan untuk pulang, namun tiba-tiba saja terdengar langkah kaki dari belakang. Zira berusaha tenang, berhenti melangkah kemudian memutar tubuh untuk melihat siapa orang yang mengikutinya.Deg'"Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini, hum
Read more

(ZK) Keringanan

Setelah seharian bersama Kaesar, Zira kembali merengek–menolak diantar pulang oleh Kaesar. Zira ingin terus bersama suaminya, selamanya! "Dengar, Ma Zi," ucap Kaesar lembut, mengulurkan tangan untuk menghapit dagu Zira secara lembut. Zira memakan es krim-nya, menepis tangan Kaesar di dagu lalu memalingkan wajah. Matanya sudah berkaca-kaca, terasa panas dan penuh genangan bulir kristal di pelupuk. Zira masih ingin lebih lama dengan Kaesar, apa pria ini tidak paham?! Kemauannya hanya simpel, ingin lebih lama. Itu saja! "Hah." Kaesar menghela napas pelan, duduk di depan istrinya–menatap Zira sendu dan sayup. Jujur saja, Kaesar tak ingin berpisah, dia juga berat jika harus kembali berjauhan dengan Zira. Namun, Kaesar tidak bisa melanggar perkataan ayah mertuanya. Ayah mertuanya bisa jauh lebih kejam pada hubungannya dan Zira. "Aku lebih tidak menginginkan ini, Ma Zi. Tapi … aku harus menjalankan hukuman dari Daddy. Hukumanku bisa semakin berat jika kau tetap nekat bersamaku. Mungki
Read more

(ZK) Menghilang tetapi di Dekatmu

'Kita berjumpa di libur semester berikutnya yah, Kak. Bukan ternyata, tapi … jumpa di hari wisuda aku.' 'Tentu, Darling. Aku akan menjadi orang pertama yang akan memberikan ucapan selamat padamu.' Zira mendadak tersenyum getir, menundukkan kepala untuk menyembunyikan kesedihannya. Hampir saja Zira menangis kala mengingat hari terakhir dia bertemu dengan suaminya. Zira ingat sekali, Kaesar mengatakan jika dia akan menjadi orang yang pertama memberi ucapan selamat pada Zira ketika wisuda. Namun, jangankan hadir di wisuda-nya, Kaesar bahkan menghilang tanpa kabar. Sudah lima tahun semenjak dia wisuda, tetapi suaminya tersebut tak pernah menunjukkan muka–tak pernah lagi menemui Zira. Dia menghilang, meninggalkan kerinduan serta kesedihan yang mendalam bagi Zira. Usia Zira kini sudah dua puluh enam tahun–memasuki dua puluh tujuh tahun. Dia tumbuh semakin cantik, punya tubuh idaman–pinggang rampung, keindahan yang terisi dan padat, baik di depan maupun di belakang. Zira sudah sukses me
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
34
DMCA.com Protection Status