Home / Romansa / Sentuhan Panas Suami Dingin / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Sentuhan Panas Suami Dingin : Chapter 261 - Chapter 270

337 Chapters

(ZK) Sangat Gelap

"Zira …," panggil Reigha, nadanya mengalun rendah, stabil serta lembut. Suara hangat seorang ayah ketika memanggil putri tercinta. Tetapi ini berbeda! Bukan sekedar nada penuh cinta. "Iya, Daddy." Zira mengurungkan niat untuk kabur, kembali menghampiri sang Daddy. Lebih tepatnya kembali duduk di sebelah sang suami–membuat pria di sebelahnya diam-diam berdecis geli. Menggemaskan! "Tampan banget, Gani!!" bisik Anna pada Gani, "Daddynya Zira super tampan oik! Speak Om-Om yang … aduhh!!""Ngucap, An." Balik Gani yang berbisik, memperingati temannya sekaligus, "ingat cerita Zira tentang Daddynya. Jangan gara-gara mabuk visual, kamu lupa tentang fakta gelap Om Reigha." Gluk'Anna seketika meneguk saliva secara kasar. Betul juga! Zira saja yang merupakan putri dari pria itu terlihat sangat takut pada Daddynya sendiri, menjaga sikap semanis mungkin. Apalagi dia! "Sial! Tapi memang tampan. Pantas saja Zira visual Dewi, emak bapaknya cantik tampan parah," bisik Gani selanjutnya, mendapat t
Read more

(ZK) Suamiku Mencurigakan

"Menguping itu tidak baik."Seketika itu, sekujur tubuh Zira menegang–mematung di tempat. Zira membalik tubuh, menatap seseorang; si pemilik suara bariton yang menegurnya secara halus. "Aku tidak menguping," jawab Zira cepat, mengerjabkan mata beberapa kali karena cukup gugup serta canggung. Tadi malam dia …-Kaesar tidur dengannya. Masalahnya Zira merasa jika dia telah mengatakan sesuatu pada pria ini. Rasanya itu seperti mimpi, tetapi kenapa paginya Zira sangat ingat dengan detail mengenai mimpinya? Jika tadi malam–di mana dia mengatakan perasaannya pada pria ini adalah sebuah mimpi, maka biarkanlah. Tetapi jika itu nyata, tolong buat suaminya ini amnesia. Zira malu! 'Aku kesannya seperti pengemis, tetapi ini atas nama cinta.' batin Zira, bergerak mundur dari hadapan Kaesar. "Aku hanya penasaran," lanjutnya, setelah itu segera beranjak dari sana dengan langkah terburu-buru. "Asta datang untuk dijadikan gurumu," ucap Kaesar, tersenyum geli–menatap intens ke arah sang istri yang
Read more

(ZK) Zira Sang Menantu Durhaka

'Dia lagi-lagi senyum. Matanya juga … menatap layar segitunya. Seolah ada cewek cantik lagi buka baju di sana. Hais, Kak Kae lihat apa sih di ponselnya?' batin Zira. Anehnya, ketika Gani dan Anna datang ke sana, Kaesar tiba-tiba menurunkan HP lalu segera beranjak dari rooftop. Gelagat yang aneh dan mencurigakan! ***Zira menyelinap masuk dalam kamar sang suami. Mereka tidak satu kamar karena di rumah orang tua Zira, bukan rumah Kaesar. Sebenarnya, di rumah Kaesar, mereka seharunya juga tak satu kamar. Akan tetapi semenjak Kaesar melakukan hubungan suami istri dengannya, pria itu selalu tidur satu kamar dengannya. Tentunya hal tersebut menjadi rahasia mereka berdua, dan di sini mereka harus patuh pada peraturan yang dibuat oleh Daddy Zira–tidak boleh terlalu intim dan tidak satu kamar. Ceklek' Zira menutup pintu kamar Kaesar dengan hati-hati, sengaja agar tak ada yang melihat jika dia ada di dalam kamar pria ini. "Aku yakin sekali Kak Kaesar tadi memvidioku. Cik, aku harus memerik
Read more

(ZK) Air Mata Dalam Tidur

"Keluar." Kaesar bersedekap di dada, berdiri tak jauh dari tempat persembunyian Zira–perempuan itu masih berada di balik gorden. Padahal sudah sejak lama Razie pergi dari sini. Zira keluar dari balik gorden, menundukkan kepala dan berjalan buru-buru–berniat kabur dari kamar ini. Namun, langkahnya tertahan–Kaesar mencekal pergelangan tangan Zira. "Mau kemana?" tanya Kaesar, bernada rendah dan serat–suara yang sangat seksi serta menggoda di pendengaran Zira. "Aku mau menemui Mommy. Pa--pasti Mommy telah menungguku me-- umm … untuk menyiram tanaman brokolinya," jawab Zira, melepas cekalan tangan Kaesar dari pergelangannya. "Humm." Kaesar berdehem, bersedekap sembari menatap kepergian Zira dari dalam kamar. Dia berdecis geli, menggelengkan kepala beberapa kali secara pelan. Ah, Zira sangat menggemaskan. Dia tidak sabar menyelesaikan misinya agar segera memiliki perempuan seutuhnya. Kaesar menghela napas, berjalan ke arah nakas untuk mengambil HP. Dia ingin men-cek sesuatu di sini.K
Read more

(ZK) Pemotretan Terakhir Sang Populer

'Tadi hanya mimpi?' batinnya, masih bergejolak hebat dalam sana. Kenapa rasanya seperti nyata?! Bahkan … rasa sakit itu masih terasa jelas di dalam sana. **Karena Kaesar tak kunjung membuka pintu, Zira inisiatif untuk masuk begitu saja dalam kamar sang suami. Untungnya tak dikunci oleh Kaesar. "Pantas saja, orangnya tidur," monolog Zira, berkacak pinggang sembari menatap ke arah tanjang–di mana Kaesar tertidur dengan posisi menyamping, membelakangi pintu. Sejujurnya Zira enggan bertemu dengan suaminya, karena insiden memalukan tadi siang. Tetapi, dia terpaksa! Mommynya menyuruh Zira memanggil Kaesar untuk makan malam bersama. "Kak Kaesar, makan malam yuk," ajak Zira, berdiri tak jauh dari ranjang Kaesar. Tidak ada pergerakan! Padahal biasanya Kaesar sangat mudah untuk dibangunkan. "Kak Kae …-" Zira membalik paksa tubuh Kaesar, sekaligus untuk membangunkan Kaesar. Namun alangkah terkejutnya dia ketika melihat wajah
Read more

(ZK) Alasan Kenapa Harus Menunggu

"Tu--Tuan Reigha akan marah besar jika dia tahu kamu berbuat hal keji padaku. A--aku sudah menjadi bagian dari kalian, Tuan Reigha menjadikanku pelatih untuk Zira. Aku--aku orang pilihan Tuan Reigha. Kamu bisa celaka kalau tetap nekat." Asta berkata dengan nada bergetar, menatap Razie dengan raut muka pucat pias. Senyuman di bibirnya seketika muncul, merasa jika dia telah berhasil mempengaruhi Razie. Ucapannya berhasil membuat pemuda berusia delapan belas tahun itu bungkam, cemas dan sepertinya juga takut. "Lebih baik lepaskan aku karena bagaimanapun aku dan Tuan Reigha telah melakukan perjanjian. Aku mengajari Zira menjadi model, dan sebagai imbalannya …-""Hahahaha …." Ucapan Asta berhenti, disebabkan oleh tawa mengerikan yang keluar dari mulut Razie. Menyeramkan ditengah hutan yang berselimut malam dingin. Asta kembali terguncang, gemetar ketakutan dan menggigil. Tawa pemuda ini sangat horor, seperti psychopath! "Tetapi Tuan Reigha yang sangat kau banggakan yang memerintahkan
Read more

(ZK) Pak Tua yang Tampan

"Apa?" ucapnya pelan dan berat, mengulurkan tangan untuk mengusap surai lembut istrinya secara ringan. Zira buru-buru turun dari ranjang, berlari memutari tempat tidur–mengambil sesuatu dalam laci meja nakas kemudian menyerahkannya pada Kaesar. Kaesar menatap sebuah kartu pemberian Zira, menoleh sejenak pada perempuan itu–menatap Zira dengan sebelah alis terangkat, tersenyum begitu lembut pada Zira. Kaesar membuka kartu ucapan tersebut, sebuah kue kertas serta kalimat ucapan selamat ulang tahun muncul saat dia membuka lebar kertas. "Selamat ulang tahun, Kak Kae," ucap Zira dengan riang, bertepuk tangan secara antusias namun pelan karena sudah malam. Senyuman Zira lebar, begitu cantik dan indah. Kaesar ikut tersenyum, menatap kartu ucapan dari istrinya secara intens kemudian beralih menatap Zira. Dia mengulurkan tangan ke atas pucuk kepala Zira, mengacak surai istrinya gemas. "Terimakasih, Ma Zi," ucapnya lembut dan hangat, terus menatap Zira dengan sorot yang begitu dalam. Yah,
Read more

(ZK) Baik yang Mencurigakan

"Semoga betah dengan lelaki tua ini, Darling," tambahnya, berkata serak, berat dan rendah. Nada yang sangat seksi di pendengaran Zira, membuat tubuh perempuan delapan belas tahun tersebut menegang serta merinding secara bersamaan. "Tapi … betah tidak betah, selamanya kau akan terperangkap dengan lelaki tua ini." Kaesar berdiri dari ranjang, "aku akan mandi. Setelah itu … kau bisa memberikan kado keduamu padaku. Jangan tidur!" peringat Kaesar, cukup dingin tetapi dengan tatapan menyorot penuh hasrat. Dia mengacak pucuk kepala Zira lalu segera beranjak dari sana. "Hah? Kado kedua?" gumam Zira, menggaruk pipi karena bingung. Namun tiba-tiba remaja delapan belas tahun tersebut mendadak tersenyum cerah ketika mengingat ucapan Kaesar padanya--tadi. 'Semoga betah dengan lelaki tua ini, Darling.' "Aaaargk …." Zira menjerit tertahan, membanting tubuh ke atas ranjang lalu berguling-guling ke setiap sudut kasur. Salah tingkah secara brutal! Zira bertingkah seperti itu sampai suaminya kelua
Read more

(ZK) Bertemu Kakek Imut

"Ufttttt …." Para bodyguard menekan mulut dengan tangan–membekap mulut secara kuat agar suara tawa mereka tak meledak. "Jangan ada yang tertawa," dingin Kaesar, seketika mengubah suasana menjadi dingin dan menegangkan. Para bodyguard mendadak diam pucat dan tegang, tak jauh berbeda dengan Zira yang buru-buru masuk dalam mobil. Tatapan Kaesar padanya … sangat menyeramkan! ***Zira begitu senang karena dirinya memenangkan kompetisi Queen dan King kampus. Dia semakin senang karena Razie datang khusus untuk memberikannya bunga. Sayangnya Razie hanya sebentar karena adiknya tersebut segera berangkat ke bandara–Razie akan kembali ke Paris, begitu juga dengan orang tua Zira. Setelah acara selesai tiba-tiba saja Kaesar membawanya pulang. Harusnya tak ada yang aneh, karena hanya pulang. Namun, ini terkesan aneh karena Kaesar menyuruhnya mengemasi pakaian dalam koper. "Kita memangnya ingin ke mana, Kak?" tanya Zira, mengerjab beberapa kali sembari menatap Kaesar bingung. Karena Zira menola
Read more

(ZK) Tiba-tiba Jadi Tuan Putri

"Kakek, aku tidak ingin mereka tahu mengenai Zira. Aku sudah berjanji pada Tuan Reigha untuk menjaga Zira dengan baik. Sedangkan mereka …." Kaesar menatap sendu ke arah sang Kakek, ada luka yang ia di sembunyikan lewat tatapan tersebut, "mereka bisa mencelakai istriku.""Tenang saja, Cucuku sayang. Kakek selamanya berpihak padamu." Axen tersenyum lembut dan hangat, menatap penuh kasih sayang pada Kaesar. Cucunya ini adalah satu-satunya cintanya yang tersisa. Istrinya telah tiada tujuh tahun yang lalu, anaknya--Ayah Kaesar, bukanlah anak yang berbakti. Dia hanya punya Kaesar! "Tapi Kakek penasaran, bagaimana bisa Tuan Reigha menikahkan putrinya yang masih muda denganmu? Apa Tuan Reigha tidak menyayangi putrinya?" "Tuan Reigha sangat menyayangi Zira, Kek." Kaesar tersenyum tipis, "hanya saja, Zira cukup bandel. Tuan terpaksa menikahkannya denganku karena Zira enggan ikut ke Paris dan tidak suka berada di mansion utama keluarga Azam.""Tetapi …." Axen mengelus dagu, seperti berpikir ke
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
34
DMCA.com Protection Status