Semua Bab Sentuhan Panas Suami Dingin : Bab 311 - Bab 320

337 Bab

[Ekstra Part]Jangan Berharap

Ada sebuah insiden cukup menegangkan ketika Lea dan Ziea ke pesta pernikahan teman mereka tersebut. Si pengantin perempuan melarikan diri, dan si pengantin laki-laki yang tak lain merupakan manta dari Ziea tersebut memaksa Ziea untuk menggantikan pengantin yang kabur. Untungnya, Reigha--suami dari sahabatnya tersebut datang tepat waktu, menyelamatkan Ziea dari hal konyol yang akan menimpa dirinya tersebut. Sekarang di sinilah Lea, di mansion mewah keluarga suami Ziea–kediaman Azam. Lea berbincang-bincang akrab dengan orang tua Ziea, kebetulan sudah cukup dekat dengannya. Setelah itu, Lea harus pamit, Tantenya mengabari dan mendesak Lea untuk. Sebenarnya tak ada hal penting, hanya saja Pamannya ke luar kota untuk utusan bisnis. Tantenya sendiri di rumah, jadi Lea ingin pulang secepatnya agar sang Tante ada yang menemani. "Kamu mau pulang, Sayang?" tanya Moza, ibu dari Ziea dan Haiden. Kedua anaknya tersebut biasa memanggilnya mommy, dan jika bercanda Lea juga sering ikut memanggiln
Baca selengkapnya

[Ekstra Part] Kebahagiaan itu Delusi

Lea menghela napas dalam-dalam, menahan bulir kristal di pelupuk supaya tak jatuh. Hatinya sangat sakit, karena Haiden meninggalkannya begitu saja. 'Memangnya apa yang bisa kuharapkan dari orang seperti Kak Haiden?' batinnya, bangkit untuk duduk–membersihkan butiran pasir atau batu kecil yang menempel di sikut. Hanya helaan napas yang keluar dari bibirnya ketika melihat sebuah goresan cukup parah di sikut. Namun, ketika dia mencoba berdiri tiba-tiba saja dari arah belakang Lea–seseorang membantunya. Lea cukup kaget, celingak-celinguk ke arah belakang untuk melihat siapa seseorang yang membantunya tersebut. "Stupid!" sarkas Haiden, menampilkan muka galak dengan rahang mengatup kuat–terlihat menahan marah. Akan tetapi, walau begitu, Haiden tetap membantu Lea untuk berdiri. "Kau sangat menyusahkan, kekanak-kanakan," tambah pria itu, berakhir menggendong Lea lalu memasukkannya dalam mobil. Lea cukup kaget ketika melihat mobil Haiden masih di sana. Loh, bukannya mobil pria ini sudah pe
Baca selengkapnya

[Ekstra Part] Cinta?

"Di mana Azalea?" tanya Haiden, sudah beberapa hari semenjak dia memperingati Lea dan perempuan itu terlihat sangat jarang berada di cafe. Dua kali seminggu, Haiden biasanya ke sini untuk mengambil laporan cafe. Ada alasan kenapa Haiden sendiri yang mengambilnya, dan alasan itu merupakan rahasia! "Kak Lea tidak kerja, Tuan," jawab seorang karyawan cafe yang saat ini sedang menggantikan pekerjaan Lea–menjadi kasir.'Lagi?' batin Haiden, mengerutkan kening karena merasa aneh dengan Lea. Ini sudah ke empat kalinya dia ke mari dan Lea tak ada. "Kenapa?" tanya Haiden kembali. Sebenarnya dia tak ingin tahu, tetapi ini kali keempat. Jika perempuan itu sudah bosan bekerja, Haiden bisa segera memecatnya. "Sakit, Tuan," jawab karyawan tersebut, cukup gugup dan takut. "Humm." Haiden berdehem pelan, segera beranjak dari sana. 'Sakit tapi hanya saat aku kunjungan. Cih, dia menghindariku. Baguslah,' ucap Haiden, masuk dalam mobil–segera beranjak dari sana, kembali ke kantor. Namun, Haiden tida
Baca selengkapnya

[Ekstra Part] Sesuka Hatimu

Lea hanya menatap pencuri tersebut, tak berminat mengejarnya. Dia menyekat air mata, tak melakukan pergerakan sedikitpun dari tempatnya berdiri. Sedangkan si pencuri, merasa tak dikejar, dia menoleh ke belakang. Merasa ada yang tak beres dengan korbannya tersebut, pria itu mendekati Lea. "Mbak, aku mencuri tas mu," ucap pria itu. Lea menatap nanar, tak menjawab sama sekali dan hanya membisu. "Aku betul-betul pencuri loh, Mbak. Ini tatoku," ucap pria itu, sembari menyingkap lengan baju, memperlihatkan sebuah tato bunga yang ada di sana. "Nggak apa-apa, Mas. Ambil saja uang sama semuanya. Cukup balikin dompet, KTP, SIM sama kartu debit," ucap Lea tak semangat. "Loh, nggak bisa gitu dong, Mbak. Kejar saya dulu harusnya," protes pencuri itu. Lea menggelengkan kepala. "Asam lambung saya kumat, Mas. Nggak sanggup buat lari-lari." "Oh begitu. Aduh, kasihan sekali Mbak ini." Pria tersebut berakhir menyerahkan tas Lea, tak mengambil apapun dari sana. "Nah nah nah. Kasihan pula aku melih
Baca selengkapnya

[Ekstra Part] Jangan Ge'er

"Kau pikir kau siapa, Hah?!" sentak Haiden, melayangkan tatapan gusar pada Lea. Perempuan ini berbicara dengan seorang preman kemudian menawarkan pekerjaan pada preman tersebut. "Perasaan aku nggak ada nyenggol Pak Haiden," ucap Lea, melepas cekalan kuat Haiden di pergelangan tangannya, "Pak, tolong lepas. Pergelanganku sakit," cicit Lea pada akhirnya. Dia berusaha melepas, tetapi Haiden malah mengencangkan cekalannya. Bug'Dengan kasar, Haiden menyentak tangan Lea–membuat Lea berakhir menabrak dada bidang Haiden. Haiden mengatupkan rahang, menatap tajam–penuh kemarahan pada Lea. "Kau semakin melunjak, kau memanfaatkan kebaikan Ziea padamu." "Maksudnya apa sih? Dan … tolong lepaskan aku! Tanganku sakit!" jerit Lea cukup kencang, kesal bercampur tak terima dengan tuduhan Haiden. Memanfaatkan kebaikan Ziea? Tidak! Lea tak pernah memanfaatkan Ziea, dia sangat tulus. Dan … tak ada perasaan yang paling tulus yang Lea rasakan kecuali pada Ziea, tak ada perasaan perhitungan sama sekal
Baca selengkapnya

[EP] Liburan Bersama

Beberapa hari setelah kejadian itu, Lea sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya pada Haiden. Sesuai yang dia katakan, dia berhenti bekerja dari cafe. Karena tak punya pekerjaan, Lea hanya bersantai di rumah. Kadang membantu sang Tante, merawat bunga pada taman di depan. Paman dan Tante Lea sama sekali tak tahu jika Lea sudah tak bekerja. Sejujurnya Lea tak berani mengatakannya, dia takut Tante dan Pamannya tahu permasalahan antara Lea dan Haiden. Beberapa hari tak bekerja, Lea mengatakan jika dia ingin libur dari dunia kerja. "Nanti kalau sudah nyiramnya, kamu langsung ke dapur. Tante lagi pengen buat cookies kesukaan kamu. Nanti kamu cobain yah," ucap Intan, mendapat anggukan semangat dari Lea. "Oke, Tante. Tenang, nanti Lea habiskan," ucapnya dengan semangat. Sang Tante terkekeh pelan, lalu beranjak dari sana. Lea menghela napas, dia langsung memasang headphone di telinga–dia mendengarkan musik sembari menyiram bunga-bunga Tantenya. Hingga tiba-tiba saja sebuah mobil me
Baca selengkapnya

[EP] Jin Apa?

Hingga tiba-tiba saja Aayara menghadang jalan, merentangkan tangan di depan Lea yang sedang menarik koper–di mana di atas koper ada Ziea yang duduk riang. "Cik, kamu ngalangin jalan. Minggir," celutuk Lea, menatap berang ke arah Aayara. Aayara adalah istri dari Maxim Bell Azam, kakak sepupu Reigha yang sudah bisa dikatakan seperti kakak kandung bagi Reigha bersaudara. Maxim sangat dekat dengan Rafael, mereka seperti kembar beda orang tua. Maxim seusia dengan Haiden dan Prince. Ketiga orang tersebut memang dekat, walau sangat berbeda karakter. Maxim yang kalem, Prince soft boy dan Haiden yang tempramental. Rafael? Dia bisa menjadi ketiganya. Ah yah, Aayara sama usianya dengan Ziea dan Lea, oleh sebab itu mereka dekat. Meskipun Lea asing di sini, masih canggung dengan yang lainnya, tetapi khusus untuk Aayara, Lea tak pernah merasa canggung. Sebab mereka berteman baik, sudah sejak masa kuliah dulu. Bukan! Mereka tak satu universitas. Mereka berkenalan dan menjadi teman lewat Ziea yang
Baca selengkapnya

[EP] Pacar Lea yang Sangat Tampan

"Lea, kamu punya pacar tidak?" tanya Ratna tiba-tiba, di mana saat ini mereka sedang berkumpul. Ada permasalahan antara Ziea dan Reigha, untuk itu mereka berniat membantu pasangan tersebut supaya berdamai. "Punya, Kak," jawab Lea cepat, menyengir lebar ke arah Ratna. Hampir saja dia mengatakan jika pacarnya adalah Haiden, untungnya dia tersadar–dengan melihat Haiden yang sedang asik bermain konsol game bersama Melodi dan Rafael. Lagi-lagi dia cemburu. Tetapi dengan melihat ini, Lea sadar jika memang Haiden bukan untuknya. 'Kata orang cinta tertinggi itu adalah mengiklankan. Yah, semoga saja aku bisa.' batin Lea, mendadak senyumnya pudar–berganti dengan perasaan sesak dalam dada. Inilah resiko dari jatuh cinta sendiri dan berjuang sendiri, harus sakit sendiri. "Cik, baru juga mau maju," celutuk Nanda dari tempatnya, mendapat kekehan dari yang lainnya. "Pacarmu siapa kalau boleh tahu? Jika aku lebih keren, putuskan saja dia. Pacaran denganku."Lea sedikitnya terhibur oleh candaan Na
Baca selengkapnya

[EP] Terpesona oleh Punggung Indah

"Aaaa …." Lea menjerit tertahan, reflek meletakkan tangan di depan dada–merasakan ritme jantungnya yang menggila akibat terkejut, "aku kaget," ucapnya kemudian, mendongak dan menatap sayup ke arah Haiden. Dari banyaknya orang, kenapa pria ini yang datang menyusulnya? Di satu sisi Lea memang senang, tetapi di sisi lain dia merasa tak enak. "Kau pasti sengaja lari ke jalan ini."Lea menggelengkan kepala tak enak. "Kau ingin cari perhatian ke siapa?" lanjut Haiden, melayangkan tuduhan yang sedikit menyesakkan bagi Lea. "Aku tidak ingin mencari perhatian pada siapapun, Pak. Cik!" ketus Lea, berdiri segera lalu beranjak dari sana–melangkah buru-buru karena tak ingin bersama Haiden. "Kau mau kemana lagi, Stupid?! Berhenti menyusahkan orang!" Haiden menyusul, berkata setengah marah. Dia menangkap pergelangan tangan Lea, menarik perempuan tersebut kemudian menyentaknya–membuat Lea berakhir menabrak dada bidangnya. "Kau mau kemana?!" "Kemanapun yang aku mau!" jawab Lea, mendorong pundak
Baca selengkapnya

[EP] Kalah dari Ulat

Setelah sampai di villa, mereka semua beristirahat. Lea memilih memisah–alasan ingin bertelponan dengan pacarnya, padahal dia jomblo. Itu hanya alabi supaya dia tidak melihat keromantisan Melodi dan Haiden yang sedang makan buah bersama. "Aku yang capek capek mengejar, eh yang menang malah dia. Tapi apa boleh buat, orang dalam selalu jadi pemenangnya," gumam Lea, duduk di teras villa, menatap pemandangan di depan dengan tatapan nanar dan sedih. "Kamu ngapain sih di sini? Belajar kesurupan, heh?" ucap seseorang, di mana seorang tersebut langsung duduk di sebelahnya. "Ini-- buah potong, buah kesukaan kamu. Ada jeruk dan melonnya. Udah aku kasih sirup rasa bay–gon supaya jadi sup buah. Itu-- kismisnya juga dari remukan obat nyamuk." Lea menatap horor ke arah sahabatnya tersebut. "Kamu pengen membunuhku atau bagaimana?" kesalnya, tetapi meskipun begitu tetap memakan buah potong pemberian Ziea. "Bagaimana hubunganmu dengan Pak Reigha? Sudah baikan?" tanya Lea selanjutnya, dengan lahap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
293031323334
DMCA.com Protection Status