"Wow, posisi yang pas yah, Pak," cengenges Lea yang saat ini duduk di atas pangkuan Haiden. "Udah pangku-pangkuan, tinggal nikah yang belum. Hehehe ….""Jangan jadi perempuan gatal!" sarkas Haiden, mendorong pundak pundak Lea secara kasar, "murahan!" tambahnya sembari melayangkan tatapan gusar pada Lea. Awalnya Lea terlihat riang, tetapi mendadak murung dan cukup tertohok mendengar perkataan Haiden. Lea berdiri dari pangkuan Haiden, menatap pria tersebut dengan tatapan berkaca-kaca, tak bisa berkata-kata setelah mendengar ucapan sarkas Haiden tadi. "Sikapmu menjijikkan!" sarkas Haiden kembali, masih marah karena perihal tadi. Lea bukan hanya lancang dengan duduk di atas pangkuannya, tetapi perempuan ini juga lancang karena mengusap-usap dada bidang Haiden. Cik, dia tahu jika mereka sama-sama terjatuh ke sofa. Tapi dia yakin sekali jika Lea sengaja! "Maaf, aku hanya bercanda," ucap Lea dengan nada gemetar, serak dan parau. Dia mengerjab-erjab beberapa kali, berupaya menghalau air m
Baca selengkapnya