Semua Bab Sentuhan Panas Suami Dingin : Bab 321 - Bab 330

337 Bab

Mencari Apa Pak?

Sepulang dari pulau tersebut Lea merasa harus melupakan Haiden. Dia tak punya kesempatan dan tak punya peluang apapun lagi. Haiden sangat dekat dengan Melodi, mungkin sebentar lagi keduanya akan menikah. Hari demi hari berlalu, Lea memilih tetap bekerja di cafe milik Ziea. Dia berencana keluar, tetapi Ziea kembali balik ke negara ini. Ada situasi yang tak mengenakkan yang membuat Ziea bertahan di negara ini. Haiden menemuinya, pertama kalinya Haiden meminta tolong padanya–supaya Lea menemani Ziea mengasing di sebuah tempat. Setelah masa sulit Ziea terlewati, Lea kembali seperti semula. Dia tak bekerja di cafe dan hanya menemani tantenya di rumah. Kenapa dia tak bekerja di cafe? Tentunya untuk menghindari Haiden. "Lea sayang."Lea yang sedang membaca sebuah majalah, seketika menoleh ke arah sumber suara–tantenya memanggil. "Iya, Tan," sahut Lea, menutup majalah lalu segera menghampiri tantenya di depan. Tantenya sedang membereskan taman baru yang ada di halaman depan, jadi Lea pe
Baca selengkapnya

[EP] Gelang atau Gelang?

Pada akhirnya Lea ikut dengan keluarga Mahendra ke Paris, dan selama di Paris ini Lea merasa jauh lebih baik dibandingkan liburan di pulau pribadi keluarga Azam. Sebab di Paris, Lea bukan hanya dekat dengan Ziea–tetapi pada orang tua sahabatnya tersebut. Persahabatan antara dia dan Ziea telah membuat Lea sangat dekat dengan keluarga Ziea. Bisa dikatakan dia telah berhasil merebut hati kedua orang tua Ziea, tetapi untuk mendapatkan cinta Kakak laki-laki sahabatnya tersebut, Lea malah gagal. "Kenapa kamu pacaran, Sayang?" tanya Moza, Mama dari Ziea–yang sering dipanggil mommy oleh sahabatnya tersebut. Permasalahan antara Reigha dengan keluarganya sudah selesai. Lea sangat salut dan bangga pada sahabatnya itu. Tak disangka-sangka Ziea bisa mendamaikan permusuhan antara suaminya dengan keluarganya sendiri. Intinya, Ziea hebat! "Anu-- aku ditembak, Tan. Jadi aku terima." Lea menjawab dengan kikuk, menatap malu-malu pada mama dari sahabatnya tersebut. Semua orang tengah berkumpul; mesk
Baca selengkapnya

[EP] Pemberian yang Tertolak

"Kau tidak suka gelang?" Lea menyengir lebar, melepas gelang yang melingkar di tangannya lalu meletakkannya kembali ke tempat. "Nggak suka sebab gelangnya bukan untukku. Ehehehe …," candanya meskipun hatinya sesak saat mengatakan hal tersebut. "Oh." Haiden ber oh ria, memangut pelan seolah acuh tak acuh. Padahal dalam hati, dia bersyukur. "Jadi kau memilih yang mana?" "Ini, Pak." Lea langsung menunjuk sebuah gelang dengan harga paling murah. Dia sengaja sebab kesal dengan kekasih Haiden tersebut. Cih, biarkan saja perempuan itu mendapat gelang paling murah dari Haiden. Meskipun … gelang ini tetap cantik luar biasa walau harganya paling murah. Yeah, paling murah tetapi setara dengan gaji Lea selama dua tahun di cafe. Lagipula, gelang ini bukan paling murah di toko ini. Hanya paling murah harganya diantara gelang terbaik yang ada di sini. "Humm." Haiden berdehem rendah, meraih gelang pilihan Lea tersebut lalu menyerahkannya pada pelayan toko. "Ambil gelang untukmu.""Hah? Untukku?"
Baca selengkapnya

[EP] Calon Istri Bagas atau Deden?

"Wow, posisi yang pas yah, Pak," cengenges Lea yang saat ini duduk di atas pangkuan Haiden. "Udah pangku-pangkuan, tinggal nikah yang belum. Hehehe ….""Jangan jadi perempuan gatal!" sarkas Haiden, mendorong pundak pundak Lea secara kasar, "murahan!" tambahnya sembari melayangkan tatapan gusar pada Lea. Awalnya Lea terlihat riang, tetapi mendadak murung dan cukup tertohok mendengar perkataan Haiden. Lea berdiri dari pangkuan Haiden, menatap pria tersebut dengan tatapan berkaca-kaca, tak bisa berkata-kata setelah mendengar ucapan sarkas Haiden tadi. "Sikapmu menjijikkan!" sarkas Haiden kembali, masih marah karena perihal tadi. Lea bukan hanya lancang dengan duduk di atas pangkuannya, tetapi perempuan ini juga lancang karena mengusap-usap dada bidang Haiden. Cik, dia tahu jika mereka sama-sama terjatuh ke sofa. Tapi dia yakin sekali jika Lea sengaja! "Maaf, aku hanya bercanda," ucap Lea dengan nada gemetar, serak dan parau. Dia mengerjab-erjab beberapa kali, berupaya menghalau air m
Baca selengkapnya

[EP] Zebra yang Sesat

Setelah kejadian hari itu, bukannya lebih dekat dengan Haiden tetapi Lea malah menjaga jarak dari pria tampan dan hot tersebut. Maklum, efek grogi setelah dicium oleh Haiden. Bukan hanya itu, rasanya kemarin adalah mimpi. Haiden melamarnya kan? "Aku ada yang ingin dibicarain sama kamu," ucap Lea pada Ziea. Setelah lama menunggu di ujung lorong, akhirnya sahabatnya tersebut lewat juga. "Bicara apa? Serius apa becanda?" Sembari berbicara, Lea dan Ziea berjalan beriringan. "Ini serius dan aku bakalan jadi Kakak ipar kamu. Oke, tepuk tangan. Yeiii …," ucap Lea, setelah itu dengan meriah bertepuk tangan sendiri sembari menyengir lebar ke arah Ziea. "Hah? Belum move on juga yah kamu?" Ziea mengerutkan kening, kemudian mengulurkan tangan untuk menyentuh kening Lea–mencek suhu tubuh sahabatnya tersebut. "Hangat-hangat suam kuku. Normal sih.""Heh, sialan!" Lea mengumpat, menepis tangan Ziea dari keningnya, "yang sopan yah sama Kakak ipar. Noh--" galaknya kemudian menunjukkan pergelangan
Baca selengkapnya

[EP] Berbincang Hangat

Setelah lama di Paris, akhirnya Lea kembali ke tanah air. Bukan hanya dia, tetapi Haiden dan Ziea juga ikut pulang. Ada hal penting yang membuat Ziea harus kembali ke sini. Tentunya urusannya dengan keluarga suaminya. Lea sangat tak menyangka jika dia akan menikah dengan Haiden. Dia mengira jika rencana Haiden untuk menikahinya tersebut hanya ke-khilafan atau candaan Haiden ketika di Paris. Namun, kemarin Haiden datang ke rumah Tante dan Omnya, mengutarakan niatnya untuk memperistri Lea. Haiden sungguh serius, dan Lea sampai detik ini masih belum menyangka. Meskipun tanggal pernikahannya dengan Haiden belum di tentukan, tetapi setiap hari jantung Lea selalu berdebar kencang–gugup jika hari itu akan segera terlaksana. Bagi Lea-- ini seperti mimpi. Malamnya persis seperti malam lebaran, deg degan dan tak sabar pagi tiba. "Kenapa yah, Tante menyuruhku pulang?" monolog Lea, berjalan dengan santai dalam rumah om dan tantenya. "Akhirnya kamu pulang." Mendengar suara arogan tersebut, L
Baca selengkapnya

[EP] Kenapa Haiden Menjauh?

Setelah hari itu, orangtua Lea tiba-tiba meminta maaf padanya. Entah mereka sungguh meminta maaf atau tidak tetapi Lea memilih memaafkan. Dengan begitu dia lega sedikit dan bisa memikirkan masalah lain secara lebih fokus. Namun, semenjak meminta maaf padanya, adiknya–Arumika tinggal di rumah Tante dan Om mereka, dalam artian ikut tinggal dengan Lea. Sudah beberapa kali Arumika mencemarkan nama baik Lea di hadapan Haiden serta Ziea, tetapi Lea tak bisa mengusir adiknya tersebut dari rumah ini. Dia tak punya bukti dan Tantenya … setiap kali Lea mengatakan jika Arumika jahat padanya, tantenya bilang Arumika sudah berubah. Hanya saja, Lea yang masih belum menerima kebaikan Arumika. Benar sekali! Di depan Om dan Tantenya, Arumika bersikap lembut dan begitu baik. Pada akhirnya Lea memilih membiarkan Arumika dengan segala akting serta kebusukannya. Karena ada acara di kediaman Mahendra, Lea hari ini akan ke sana. Bukan Haiden yang mengundangnya, melainkan Ziea sendiri. Sejujurnya cukup s
Baca selengkapnya

Cermin Kebaikan untuk Haiden

Karena insiden yang cukup memalukan bagi Lea tersebut, Lea memutuskan untuk pura-pura ke toilet– memilih menangkan diri di sana, beberapa kali mencuci muka untuk menghilangkan rasa panas di pipinya. Namun tiba-tiba saja seseorang membuka pintu toilet, masuk begitu saja padahal Lea masih di dalam. "Kamu perempuan murahan dan tidak tahu diri yah," ucap seorang perempuan yang baru masuk ke toilet tersebut. Lea menoleh ke arah perempuan tersebut, menatapnya sinis lalu segera beranjak dari sana–memilih tak menanggapi Melodi.Namun, Melodi menahan pergelangan tangannya– menariknya untuk masuk kembali ke dalam toilet lalu segera menyipratkan air ke arah Lea. "Auh …," pekik Lea setengah marah dan kesal, "kamu apa-apaan sih?" kesalnya. "Keluar dengan pakaian basah seperti ini, siapa tahu Haiden dan bahkan sepupu laki-lakiku yang lainnya tergoda oleh penampilan basah kuyup mu, Bitch!" Melodi berdecis sinis kemudian segera beranjak keluar dari toilet tersebut. Niatnya memang hanya untuk me
Baca selengkapnya

[EP] Menghilangkan Bukti dan Jejak

"Aaa--" Lea berteriak namun buru-buru membekap mulut. Dia langsung meringsut ke sudut toilet, merapatkan kemeja pada tubuh sembari menatap pucat pias ke arah Haiden. "Bilang kalau Pak Haiden tidak melihat apapun!" paniknya, lalu buru-buru mengancing kemeja tersebut. Lebih cepat dia membungkus tubuhnya, lebih aman dia dari pria mesum ini. Ternyata oh ternyata! "Jika aku mencopot bramu, aku melihat semuanya," jawab Haiden santai, bersedekap sembari menyunggingkan smirk tipis ke arah Lea. Kini dia telah menghadap ke arah perempuan itu, memperhatikan Lea yang sedang mengancing kemeja secara terburu-buru dengan tatapan yang begitu intens. Pipi Lea memerah–sudah seperti tomat busuk. Dia mengerjab beberapa kali. Kalau dipikir-pikir Haiden tak mungkin se mesun itu. Namun, jika dipertimbangkan secara matang Haiden bahkan pernah hampir kelepasan–hampir merenggut kesuciannya sebab berkunjung dan kebetulan hujan tengah turun. "A--aku tidak peduli, yang penting serangan, Pak Haiden tolong ming
Baca selengkapnya

[EP]Prioritas?

Lea akhirnya selamat dari kesalah pahaman Ziea padanya dan Haiden. Reigha menemukan mereka dengan mudah, sedikit marah sebab menganggap Haiden tidak sopan pada Ziea. Yah, sebab Haiden bertelanjang dada! Keduanya mengobrol lalu tiba-tiba Reigha mendadak satu jalur dengan Haiden, melarang Ziea untuk tak mengatakan apa-apa pada siapapun mengenai kejadian di toilet sebab itu bukan urusan Ziea dan dia. Untungnya Ziea sangat patuh pada suaminya, jadi Lea dan Haiden selamat dari bocah kematian bernama Ziea tersebut. "Ini pakaian Ziea, masih baru dan tak pernah dipakai olehnya. Gunakan ini supaya tak ada yang salah paham lagi," ucap Haiden pada Lea, menyerahkan sebuah pakaian baru untuk sang kekasih. Mereka berada di kamar Haiden, terpaksa sebab tempat inilah yang paling aman dari intaian siapapun. Lagipula kamarnya bersebelahan dengan kamar Ziea dan Reigha, sahabat sekaligus sepupu serta iparnya tersebut telah ia suruh berjaga di depan. "Iya, Pak." Lea meraih pakaian tersebut kemudian
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
293031323334
DMCA.com Protection Status