Beranda / Romansa / Sentuhan Panas Suami Dingin / (ZK) Dinikahi oleh Bos

Share

(ZK) Dinikahi oleh Bos

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ketika dia yang menyuruh, rasanya biasa saja. Tetapi saat Zira mengambil alih dengan inisiatif sendiri, rasanya berbeda. Ber-damage!

Tok tok tok

Tiba-tiba saja pintu di ketuk, disusul oleh suara istrinya yang bernada khawatir.

"Mas Kaesar nggak apa-apa kan di dalam? Mas …."

Ceklek'

Pintu terbuka, memperlihatkan Kaesar dengan raut muka flat. Syukurlah, dia jago mengatur ekspresi.

"Aku baik-baik saja, Darling. Hanya sedikit darurat," jawab Kaesar sembari senyum manis, mengusap pucuk kepala Zira penuh kasih sayang, "ah, sudah waktunya kita berkembang biak," ucap Kaesar, sudah menggendong Zira dan membawanya ke arah ranjang.

"Hah?" Zira awalnya bengong, tidak paham maksud suaminya. Namun setelah paham, dia terkekeh sendiri–merasa lucu dengan ucapan suaminya.

Kaesar membaringkan Zira ke atas ranjang. Shit, dia semakin bersemangat karena kekehan geli Zira, sangat merdu dan sopan di pendengaran.

"Dulu, aku mencuri banyak hal untuk bisa menyentuhmu, Ma Zi. Kau sangat ilegal! Tetapi sek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Valenka Lamsiam
nagih janji setelah dia sembuh kamu bersedia dia nikahi
goodnovel comment avatar
Valenka Lamsiam
gak usah takut zira.... karna mr X adalah mas kaesarmu. dia cuma mau nagih janji setelah dia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Dilecehkan Bos

    Dengan langkah gemetaran, Zira memasuki ruangan raksasa milik big bos-nya. Jantungnya tak berhenti berdetak dalam sana, sangat takut sekaligus mengkhawatirkan kemungkinan yang terjadi padanya. Deg'Jantung Zira rasanya hampir jatuh dari tempat saat matanya tak sengaja bersinggungan dengan sebuah gaun pernikahan yang mewah nan indah, ada dalam ruangan ini. Bukan hanya itu, sebuah meja penuh dengan kotak perhiasan. 'Aku kira Anna hanya menakut-nakutiku. Tetapi ucapan Anna memang benar,' batin Zira, berhenti tepat di depan seorang pria dingin dengan aura pekat mengerikan–duduk di sebuah sopa, begitu bossy serta arogan. Seperti biasa, pria itu masih mengenakan topeng. "A--ada apa Mr.X memanggilku kemari?" tanya Zira, berusaha santai meskipun nadanya terdengar gemetar. 'Aku baru kembali, Nona Zira. Apa kau tidak ingin memberikan sambutan selamat datang untukku?' Zira membaca ucapan yang ingin pria ini sampaikan padanya di sebuah tablet. Sama seperti sebelumnya, Big bos-nya ini masih

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Akhirnya …

    "Maaf, Ma Zira. Maaf …," ucap Kaesar, memeluk tubuh mungil istrinya. Beberapa kali dia mendaratkan kecupan ringan pada pucuk kepala Zira, memberikan kenyamanan untuk istrinya tersebut. "Ke--kenapa?" Suara Zira terbata-bata, rasanya dia sulit mengucapkan kata yang sempurna. Ini mengejutkan sekaligus menohok untuknya. Selama ini suaminya ada di dekatnya, tetapi Zira sama sekali tak merasakan kehadirannya. Lebih parah, dia menaruh kebencian pada pria ini. Zira sempat mengata-ngatainya juga!"Katakan. Kenapa Mas Kae melakukan ini-- menyamar jadi orang lain dan … Mas lumpuh?" cicit Zira di ujung kalimat, tercekik di tenggorokan karena tak sanggup mengatakan bagian itu. Kaesar mengganggukkan kepala. "Duduklah, aku akan mengatakan yang sebenarnya," ucap Kaesar selanjutnya, mendudukkan Zira pada sebuah kursi yang tersedia di walk in closet. Kaesar juga mengambil tempat duduk di depan Zira. Bedanya dia duduk di lantai dengan kaki bersila dan punggung tegap. Jujur saja Zira tak enak meliha

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Sebar Undangan

    "Tapi aku tidak peduli, Mas!" Zira berucap cepat, "menjadi populer dan banyak dipuja oleh orang lain, itu bukan tujuan utamaku. Tujuanku … itu hidup dengan Mas Kaesar," tambahnya. Kaesar menaikkan sebelah alis, lalu tersenyum dengan misterius di bibir. Cup'Tiba-tiba saja dia mendaratkan bibirnya di atas bibir Zira. Kebetulan jarak wajah keduanya begitu dekat–Kaesar punya peluang untuk meraup bibir ranum tersebut. "Itu artinya aku bisa memintamu berhenti menggeluti dunia itu?" ucap Kaesar, menarik pinggang Zira–memindahkan perempuan itu ke atas pangkuannya. Zira menatap cukup tak percaya pada Kaesar, dia kemudian mengerutkan kening–menatap intens pada sang suami. "Kenapa?" jawab Zira, cukup canggung dan tersipu malu karena dia duduk di pangkuan sang suami. Zira masih belum sepenuhnya berubah. Meskipun sekarang dia lebih berani, tetapi dia tetap Zira yang mudah blushing jika menerima perlakuan-perlakuan manis dari Kaesar. Seperti saat ini, di mana Kaesar mendudukkannya di atas pa

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Razie Menyukai Zira?

    "APA?!" Anna menjerit terkejut, melototkan mata tak percaya ke arah Zira. Orang-orang memperhatikan mereka karena suara jeritannya tersebut tetapi Anna tidak peduli. Dia mencengkeram pundak Zira lalu menatap serius pada sahabatnya itu. "Aku tahu kamu putus asa karena Pak Kae menghilang. Tetapi bukan begini caranya, Ra, me--menerima tawaran Mr.X untuk menikah denganmu. Kamu tahu kan rumor mengenai Mr.X yang … aliran sesat, persugihan, penganut ilmu hitam, mengincar wanita cantik untuk tumbal. Ada juga issue yang mengatakan jika sebenarnya Mr.X adalah vampire terakhir di dunia, makanya Mr.X tak pernah terlihat di bawah terik matahari, menggunakan kursi roda, dan selalu menebarkan jas jubah. Mr.X sengaja menutupi wajahnya dengan topeng karena ada yang mengatakan jika wajahnya pernah ditemukan di koran kuno–jaman Albert Einstein. Identitasnya sebagai kaum immortal terancam jika Mr.X membuka topeng.""Aku pernah mendengar semuanya," jawab Zira malas, bersedekap di dada sembari memutar b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Bertemu Istri Masa Depan

    Pada akhirnya tanpa mengatakan apa-apa Razie meninggalkan tempat tersebut. Sejujurnya ada kemarahan besar dalam diri, tetapi tertahan karena ada Kaesar di sana. Dia khawatir Kaesar salah padam akibat ucapan si biadab itu. Kaesar menoleh ke arah pria yang menjadi teman Razie bertengkar tersebut. Dia melayangkan tatapan tajam, mengeluarkan aura membunuh yang kentara. "Semoga hidup bertahan sampai besok," dinginnya, ikut beranjak dari sana. Tadinya Kaesar ingin mencari istrinya, lalu tanpa sengaja dia melewati ruangan ini–mendengar ucapan menyelene salah satu sepupu istrinya. Dia saja cukup tersinggung mendengarnya, apalagi Razie. Mungkin Razie saat itu sudah ingin merobek mulut pria tadi. Kaesar melangkah buru-buru, mengikuti kemana arah Razie melangkah. "Mereka hanya iri padamu, hidupmu terlalu sempurna, Dude."Kaesar memperhatikan dari belakang, menatap dua pria yang berjalan di depannya secara saksama. Salah satu pria itu merangkul pundak si pria paling tinggi, di mana pria ya

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Menuju Adi

    'Sangat cantik.' batin Razie, tetapi buru-buru memalingkan wajah ketika gadis remaja yang ia pandangi menatap ke arahmu. "Kenapa Kakakku tua-tua sekali?" Suara khas dari gadisnya terdengar, Razie bisa mendengar suara imut tersebut dengan sangat jelas. Sama seperti Daddynya, dia punya pendengaran yang tajam. "Maksud kamu Abang Ebra atau Abang yang satunya dan satunya trus satunya?" Alana berucap dengan anda cerewet, mempersilahkan para temannya untuk duduk di sebuah sopa yang tak jauh dari para kakaknya bermain game. "Semua. Maksudku bukan tua kakek-kakek. Tapi … kamu seperti bonsai diantara beringin," ucap temannya, Alana memangut pelan. "Aku paham maksud kamu, Adi," jawab Alana, "ini lah bedanya dengan anak uji coba. Mereka bertiga anak uji coba, sedangkan aku-- jelasnya anak yang diinginkan, diprogram dan direncanakan. Makanya hasilnya Abang aku ketuaan, jelek, dan tidak fungsional. Sebab dia hasil coba-coba. Dan aku … see? Aku cantik, mempesona, imut, pintar dan multitalenta."

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Lupa Masalah

    ---Tiga bulan berlalu--Hari-hari Zira jalani dengan indah, bersama suaminya di rumah mereka sendiri. Zira bahagia karena dia bisa hidup bersama dengan pria yang ia cintai, pria yang melindunginya, menjadikannya prioritas dan meratukannya. Hanya satu yang menjadi permasalahan bagi Zira. Belum ada tanda-tanda kehamilan pada dirinya. "Aku sudah makan kurma muda, susu khusus, vitamin trus … aduhh!" Zira memijit kening, menatap sedih ke arah kotak kurma muda. Hampir sudah satu minggu dia mengonsumsi kurma muda, berharap dia bisa segera hamil–bisa memberikan keturunan untuk sang suami. Tapi sampai sekarang, dia tak kunjung hamil, "apa karena keguguran dulu?" monolog nya, menghela napas lalu memilih membaringkan kepala di meja. Saat ini Zira berada dalam kamar, duduk di lantai–di depan televisi, menonton sembari makan kurma. Ceklek' Mendengar pintu kamar terbuka, dengan semangat Zira menoleh ke arah sana–melihat suaminya yang sudah berpenampilan acak-acakan. Jas Kaesar telah dibuka, t

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    (ZK) Saling Mencintai

    Zira menatap iba pada adiknya–saat ini dia dan suaminya sudah berada di rumah orang tuanya untuk membicarakan permasalahan yang melanda Razie. "Kau harus bertanggung jawab, Razie. Nikahi putriku, segera!" geram seorang pria paru baya, seumuran dengan Paman Zira maupun Razie. "Aku tidak yakin melakukan itu dengannya," gumam Razie pelan, "aku saja berakhir di apartemennya.""A--aku memang sengaja membawa Kakak ke sana. Aku tidak tahu harus membawa Kak Razie kemana selain ke sana. Dan … niatku baik, hanya ingin menolong Kak Razie yang aku temukan dalam keadaan tidak sadarkan diri di jalan," jelas perempuan, tak lain adalah Beby–sepupu Zira yang mengaku menjadi korban pelecehan Razie. Sebenarnya Beby tak bisa dikatakan sepupu, sebab mereka tak ada ikatan keluarga apapun. Hanya saja, Arga--ayah Beby, bersahabat sangat baik dengan Rafael–paman Zira dan Razie. Karena ikatan sahabat yang kuat tersebut, Beby beserta keluarganya dianggap keluarga oleh Azam. Zira menatap wajah dingin Razie.

Bab terbaru

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Extra Part dalam Extra Part

    "Aku mencintaimu, Haiden. Aku ma--mau dijadikan istri kedua atau selingkuhanmu. Plis!" Seseorang yang diam-diam mengintip dari tempatnya, mengepalkan tangan. Lea termenung, berjongkok di balik sebuah tembok. Sejak kemarin dia dan Haiden sudah di penginapan, tempat mereka akan melakukan resepsi pernikahan dengan pasangan Matheo dan Aesya. Malam ini adalah pesta pernikahannya dengan Haiden. Setelah di penginapan ini, Lea dan Haiden memang jarang berinteraksi. Haiden seperti menjaga jarak. Keharusan! Haiden dan dia tidak tidur satu kamar sebab tradisi keluarga suaminya, di mana sebelum acara benar-benar selesai, mereka tidak diperbolehkan satu kamar dan interaksi dibatasi. Tadi malam, Lea tidur dengan sepupu perempuan suaminya–dia benar-benar dijaga. Tradisi aneh, tetapi Lea cukup menyukainya. Kembali ke sekarang. Karena acara akan dimulai dan Lea ingin hadir bersamaan dengan Haiden ke tempat pesta, dia berniat menyusul Haiden. Namun, di tengah jalan dia mendapati suaminya sedang b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [Ending EP]

    "Akhirnya kau menjadi milikku, Azalea," bisik Haiden, setelah memasang cincin di jemari manis istrinya. Setelah itu, dia menarik kecil Lea kemudian mencium kening perempuan yang telah sah menjadi istrinya tersebut. Lea terdiam dengan perasaan aneh yang menyelusup dalam hati, dia hanya merenung–membiarkan Haiden mencium keningnya. Haiden melepas kecupan hangat tersebut, tetapi masih terus menatap wajah cantik Lea. Sayang, perempuan ini sangat pelit–memilih menunduk dibandingkan memperlihatkan kecantikannya pada Haiden. Haiden menangkup pipi Lea secara lembut, mengangkatnya sedikit memaksa–sekarang Lea telah mendongak ke arahnya, menatapnya dengan mata hangat bertabur sparkling. "Hello, Wife," sapa Haiden dengan rendah, tersenyum lembut ke arah Lea. Tak dapat menahan kegembiraan dalam hati, Lea seketika mengibarkan senyuman yang sangat indah. Ada perasaan berdebar ketika Haiden mengatakan hal tadi. Namun, debaran kali ini terasa gembira dan menakjubkan. "Hai, Mas suami," jawab Le

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Pernikahan

    "Kau mau kemana?"Haiden berdecak pelan lalu mendengus. Dia berniat putar balik, tetapi suara dingin itu menghentikan niatannya. Dengan raut muka dingin, Haiden memutar tubuh menghadap Reigha. Melihat wajah datar sahabat sekaligus adik iparnya tersebut, Haiden menggaruk telinga. Dia mendengus lalu berjalan ke arah Reigha. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Haiden, menatap curiga pada Reigha. "Ziea," jawab Reigha datar dan singkat, duduk tenang di tempatnya–tak terganggu oleh kehadiran Haiden yang saat ini telah berdiri di sebelahnya. "Kau tidak bertanya kenapa aku di sini?" Haiden menaikkan sebelah alis, bersedekah dingin. Sejujurnya dia menunggu Reigha bertanya hal tersebut padanya. Saat dia berjalan dari mobil hingga ke tempat ini– tepat di sebelah Reigha berdiri, dia sudah memikirkan alasan apa yang akan dia katakan pada Reigha semisal Reigha menginterogasinya. Reigha menoleh malas ke arah Haiden. "Persetan!" jawabnya cukup santai, tetapi menyebalkan secara saksama. Haiden

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Ancaman Daddy

    "Lea sayang, kamu kenapa?""Papa dengar ada keributan di kamarmu, apa terjadi sesua …- Tuan Haiden?!" Mata Denis membelalak, kaget ketika melihat calon menantunya ada di dalam kamar putrinya. "Pria ini menelusup masuk dalam kamar Azalea. Untung aku lebih dulu menelusup ke kamar putrimu, Ayah mertua," ucap Haiden santai, sengaja mengatakan 'putrimu dan Ayah mertua, trik agar om yang merangkap menjadi ayah kekasihnya tersebut tersanjung. 'Anjay, jujur sekali orang ini. Bikin empeduku ketar ketir ajah,' batin Lea, menatap horor dan melongo syok ke arah Haiden. Mulutnya bahkan terbuka lebar, saking tak percayanya dia dengan Haiden. "Oh iya, Nak Haiden. Untung kamu menelusup lebih dulu," jawab Denis cukup riang, mengganti panggilan Tuan pada Haiden menjadi Nak. Hanya menyebut Lea sebagai putrinya dan dipanggil Ayah mertua oleh Haiden, hatinya meluluh–luar biasa senang. "Azalea bilang dia teman ayah," ucap Haiden, melirik sekilas pada tubuh tua yang sudah tak berdaya di lantai. Kemudian

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Pada Akhirnya Kepergok

    Benni yang telah berhasil mencongkel jendela kamar Lea seketika menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. "Akhirnya, Lea ku yang cantik dan manis-- malam ini aku mendapatkanmu!" ucap Benni, merasa senang serta tak sabar untuk melaksanakan aksinya. Perlahan dia membuka jendela kamar lalu masuk secara hati-hati serta mengendap-endap. Beruntung kamar Lea minim pencahayaan, jadi dia bisa menyelinap dengan gampang. ***Krek'Mendengar bunyi jendela terbuka secara perlahan, mata Haiden yang sempat terpejam seketika kembali terbuka. Dia menoleh ke arah jendela dalam kamar, matanya bisa dikatakan tajam dalam kegelapan sehingga dia bisa melihat siluet seseorang yang tengah menyelinap masuk ke kamar calon istrinya ini. Alis Haiden menekuk tajam, seketika terpancing amarah–jelas itu siluet seorang laki-laki! Tak mungkin Lea mengundang pria dalam kamar, meskipun sedikit genit tetapi dia kenal betul dengan pribadi calon istrinya. Lea hanya genit diluar, aslinya Lea sangat menjaga diri dsn b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Siasat Jahat

    Klik'Lampu menyala, bersamaan dengan mata Lea yang membelalak–menatap kaget pada sosok pria yang sekarang telah berada di pinggir ranjangnya. Menyadari pakaiannya yang kurang sopan, Lea buru-buru meraih bantal lalu menutupi bagian dada. Piyama yang Lea kenalan cukup seksi pada bagian atas, lengan berbentuk tali–membuat pundak Lea telanjang. "Pak Haiden ngapain ke sini?!" pekik Lea, setengah berbisik dan menggeram. Dia kesal pada pria ini karena kemunculannya membuat Lea merasa takut. Lea pikir siapa?! Tapi-- … hei, Lea sekarang jauh lebih takut. Haiden ada di kamarnya dan … ba--bagaimana bisa? "Kau tidak berbicara denganku ketika kuantar pulang," ucap Haiden santai, duduk lalu berakhir membaringkan diri di ranjang Lea. Lea kembali melototkan mata, kali ini tak menduga jika Haiden menjadikan itu alasan untuk bisa kemari. "Kita sudah bicara dan Pak Haiden sekarang juga pulang.""Aku datang dengan niat baik, Azalea. Kenapa kau mengusirku? Kau tidak suka bertemu denganku?" "Pak, ma

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Datang dalam Kamar

    Brak' Haiden membuka pintu mobil secara kuat, kemudian menarik kasar seseorang dari dalam mobil. "KELUAR!" marah Haiden, membentak perempuan tersebut secara kasar–tak peduli jika yang ia kasari tersebut adalah perempuan. Namanya Haiden Mahendra! Tempramental dan bisa meluapkan kemarahannya pada siapapun–kecuali pada adiknya! Sekarang, Haiden sangat marah karena Lea memilih pulang tanpa diantar olehnya, dan sekarang dia memanfaatkan kemarahannya tersebut pada Melodi–alasan calon istrinya memilih pergi. "Ha--Haiden … argk! Perutku sakit!" pekik Melodi yang sudah tergeletak jatuh di halaman, satu tangan menyangga tubuh dan satu lagi memegangi perut yang terasa kram dan sakit. Bukan penyakit parah, hanya alergi susu dan dia memang sengaja meminum susu supaya bisa cari perhatian pada Haiden. "Persetan!" maki Haiden, segera masuk dalam mobil kemudian buru-buru mengendari mobil–ngebut untuk menyusul Lea. "Haiden!!" teriak Melodi sekencang mungkin, akan tetapi sayang karena Haiden ta

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP]Prioritas?

    Lea akhirnya selamat dari kesalah pahaman Ziea padanya dan Haiden. Reigha menemukan mereka dengan mudah, sedikit marah sebab menganggap Haiden tidak sopan pada Ziea. Yah, sebab Haiden bertelanjang dada! Keduanya mengobrol lalu tiba-tiba Reigha mendadak satu jalur dengan Haiden, melarang Ziea untuk tak mengatakan apa-apa pada siapapun mengenai kejadian di toilet sebab itu bukan urusan Ziea dan dia. Untungnya Ziea sangat patuh pada suaminya, jadi Lea dan Haiden selamat dari bocah kematian bernama Ziea tersebut. "Ini pakaian Ziea, masih baru dan tak pernah dipakai olehnya. Gunakan ini supaya tak ada yang salah paham lagi," ucap Haiden pada Lea, menyerahkan sebuah pakaian baru untuk sang kekasih. Mereka berada di kamar Haiden, terpaksa sebab tempat inilah yang paling aman dari intaian siapapun. Lagipula kamarnya bersebelahan dengan kamar Ziea dan Reigha, sahabat sekaligus sepupu serta iparnya tersebut telah ia suruh berjaga di depan. "Iya, Pak." Lea meraih pakaian tersebut kemudian

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Menghilangkan Bukti dan Jejak

    "Aaa--" Lea berteriak namun buru-buru membekap mulut. Dia langsung meringsut ke sudut toilet, merapatkan kemeja pada tubuh sembari menatap pucat pias ke arah Haiden. "Bilang kalau Pak Haiden tidak melihat apapun!" paniknya, lalu buru-buru mengancing kemeja tersebut. Lebih cepat dia membungkus tubuhnya, lebih aman dia dari pria mesum ini. Ternyata oh ternyata! "Jika aku mencopot bramu, aku melihat semuanya," jawab Haiden santai, bersedekap sembari menyunggingkan smirk tipis ke arah Lea. Kini dia telah menghadap ke arah perempuan itu, memperhatikan Lea yang sedang mengancing kemeja secara terburu-buru dengan tatapan yang begitu intens. Pipi Lea memerah–sudah seperti tomat busuk. Dia mengerjab beberapa kali. Kalau dipikir-pikir Haiden tak mungkin se mesun itu. Namun, jika dipertimbangkan secara matang Haiden bahkan pernah hampir kelepasan–hampir merenggut kesuciannya sebab berkunjung dan kebetulan hujan tengah turun. "A--aku tidak peduli, yang penting serangan, Pak Haiden tolong ming

DMCA.com Protection Status