Share

Sama-sama Pria Gila

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Harus seperti ini baru kau jujur padaku, Nona Kanza Adiba?" ucap Razie tiba-tiba, melilitkan tangannya di pinggang Kanza.

Persetan jika Kanza menolak dan memberontak. Razie tidak peduli!

"Aku menunggumu seharian untuk mengatakan ini, Kanza. Aku menunggumu untuk menemuiku," ucap Razie serak, merunduk untuk bisa menatap wajah cantik Kanza-nya. Satu tangannya yang bebas, terangkat ke arah wajah Kanza– jemarinya membelai lembut pipi perempuan itu, menyingkirkan anakan rambut yang menghalangi kemudian menyelipkannya di belakang daun telinga perempuan itu. "Kenapa? Kenapa sangat lama bagimu untuk terbuka? Karena aku tidak meyakinkanmu, humm?"

"Pa--Pak …," cicit Kanza pelan, kurang nyaman dengan perlakuan Razie padanya. Bukan ingin munafik, tetapi dia dan Razie belum menikah. Hal-hal seperti ini harusnya tak terjadi.

"Aku tahu dia menjebakmu, aku tahu dia memanfaatkan kesalahan orang lain untuk mendapatkanmu. Aku tahu tanpa kau harus mengatakannya," bisik Razie serak, mendekatkan wajahny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Dea
yaa allah serem bnget ooiii ini lebih gila ,, beda dg dady ny gak mau orang yg di cintai terluka ini malah melukai orang yg di cintai yaa allah ngeri aku baca nya 🥲......
goodnovel comment avatar
Dii Naa
2 episode lagi kak ,skarang lma up nya apalagi skrang malam malam
goodnovel comment avatar
nor Ain
obsesi razie lg gila dr daddy dan paman2 nya yg lain dlm mnjaga wanitanya.. seram cuk.. hahahaha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Bertengkar Karena Wanita?

    "Maaf, tapi kau tidak jauh berbeda dariku, Razie. Kau juga menjebak Kanza. Kau lebih buruk! Lihat, bahkan Kanza tidak bersuara, dia ketakutan karena mu! Itu artinya aku lebih baik," ucap Gara, meluapkan emosinya pada Razie. Razie sudah keterlaluan, dia yakin Razie melakukan hal yang lebih licik darinya. Oleh sebab itu Razie bisa mendapatkan perusahaan ini dan bisa mendapatkan Kanza sekaligus. 'Aku yakin dia mengancam Kanza. Cih, lihat saja, Razie. Aku tidak akan menyerah. Baik untuk perusahaan ini maupun Kanza,' batin Gara.Razie menoleh ke arah Kanza yang berada di pangkuannya. "Kanza-ku diam bukan karena ketakutan, tetapi karena kaget melihat sisi Gara yang bodoh," ucap Razie, kembali menatap Gara dengan smirk tipis di bibir. "Kau masih bisa bekerja di sini, di bawah naunganku. Mulai sekarang aku bos-mu, Big Brother," ucap Razie dengan suara rendah, namun terkesan dingin– menyepelekan serta menjatuhkan. Dia berdiri, otomatis membuat Kanza yang sejak tadi hanya diam di pangkuannya

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Mas Razie

    "Tapi Razie serakah. Aku menginginkan perusahaan itu tetapi dia mengambilnya." Gara berkata lirih. "Itu kesalahanmu karena mengusik miliknya, Nak. Sudah tabiat keturunan Kakek Gabriel seperti itu– akan melakukan apapun untuk menyingkirkan sesuatu yang berniat merampas milik mereka. Itu memang sifat buruk, tetapi … mau bagaimana lagi?" Prince mengacungkan pundak pada akhir kalimat, "Razie tidak benar-benar menginginkan perusahaan itu, berdamai dengannya dan meminta maaf secara baik-baik padanya. Daddy yakin Razie akan mengembalikannya padamu.""Cih, tidak mungkin!" Gara berdecis pelan. Baik sekali Razie jika mengembalikan perusahaan itu padanya. Itu tidak akan pernah terjadi! "Padahal Granddad sudah menceritakannya, tetapi kau tidak memahaminya." "Maksud Daddy?" Gara menaikkan sebelah alis. "Razie itu sangat persis dengan Kakek Gabriel dan Daddynya, selain masalah wanita yang mereka cintai, keduanya tidak akan egois dan serakah. Percaya pada Granddad. Rasa persaudaraan yang mereka

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Menjadi Tanganmu

    'AJG lah! Terpaksa aku manggil Pak Razie dengan embel-embel Mas biar si monyet ini makin kepanasan. Aaaaa … semoga Pak Razie tidak marah!! Mati mati mati!!' batin Kanza, di mana di luar dia terlihat santai dan datar. Namun, di dalam dia was-was, takut Razie marah karena dipanggil mas olehnya. 'Mana lancang manggil Mas sayang lagi. Cari perkara kamu, Kanza!'"Mas?" Gio mengerutkan kening, menatap Kanza kebingungan. Dia sangat mengenal keluarga perempuan ini, dan Kanza tidak punya sepupu laki-laki. Kedua orang tua Kanza merupakan anak tunggal dari keluarga masing-masing, begitu juga dengan Kanza yang terlahir sebagai anak tunggal. Meskipun setelah ibunya meninggal, Kanza mendapatkan saudara tiri karena ayahnya kembali. "Kamu tidak punya sepupu atau saudara laki-laki, jadi dia siapa, Kanza?""Orang asing sepertimu tidak pantas menanyakan itu," ketus Kanza, kemudian menoleh ke arah Razie– tersenyum tipis pada pria itu, merupakan bagian dari akting, "ayo, Mas, kita pergi. Buang-buang waktu

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Kembalinya Pemilik Lama

    Setelah kejadian saat itu, entah kenapa Razie semakin baik pada Kanza. Dia bisa merasakan sikap manis laki-laki itu padanya, Razie sangat manis padanya dan semakin lembut. Pria itu tak pernah lagi kumat, dalam artian marah dan melukai Kanza seperti kejadian saat itu. Razie berubah menjadi sosok yang sangat baik. Kanza merasa jika dia mulai jatuh cinta pada pria itu. Seperti biasa, setelah menyelesaikan pekerjaannya di galeri, Kanza langsung pulang ke rumah. Sebenarnya kanza merindukan kumpul dengan Dani dan Jihan, tetapi Kanza takut jika dia ke sana putranya menunggunya di rumah. Kendrick sendirian di rumah besar itu! Dengan langkah penuh semangat, Kanza memasuki rumah tersebut– langsung menemui putranya di outdoor samping, karena biasanya Kendrick sangat suka bermain di sana. "Ken, Mama pula …-" ucapan Kanza terhenti, bersamaan dengan langkah kakinya yang tertahan ketika melihat banyak orang di sana-- bukan hanya putranya. Deg deg degJantung Kanza seketika berdebar kencang, men

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Putus Asa

    "Hei, mau kamu bawa kemana putraku?!" pekik Beby, langsung berdiri– mengejar Kanza yang berniat membawa Kendrick dari sana. "Sini putraku!" pekiknya sembari berusaha menarik Kendrick dari Kanza. Kanza yang sudah tak tahan, mendorong cukup kuat pundak Beby– membuat perempuan itu berakhir tersungkur dan terjatuh di lantai. "Jangan menyentuh putraku!" teriak Kanza marah, cukup mengejutkan Razie serta orang-orang di sana. Matanya melotot marah, menatap Beby yang telah tersungkur di lantai. "KANZA!" murkah Rafael, berjalan menghampiri perempuan itu lalu berniat menampar Kanza. Namun, sebelum tangannya menyentuh pipi Kanza– dua tangan berbeda ukuran lebih dulu menahan pergelangannya. Sebuah tangan besar dan kokoh menahan pergelangan tangan Rafael, lalu di bawah tangan yang mencekal pergelangan Rafael tersebut ada tangan mungil yang jua ikut menahan. "Sedikit saja anda melukai Mamaku, seumur hidup aku tidak akan memaafkanmu," ucap Kendrick dingin, melayangkan tatapan tajam ke arah pria y

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Bertemu Teman Lama

    "Kamu cape, boleh. Tapi kalau untuk mengakhirinya, Tante mohon jangan yah, Kanza Sayang!" pinta Kanza, kembali memeluk tubuh rapuh Kanza dengan penuh kehangatan dan cinta. Mungkin jika Ziea yang berada di posisi seperti Kanza ini, dia juga akan merasa lelah– putus asa dan ingin menyudahi semuanya. Namun, Ziea tidak bisa membiarkan Kanza mengakhiri semua ini. Katakan Ziea egois! Tetapi dia hanyalah seorang ibu yang ingin melihat anaknya bahagia. Razie sudah lama tertekan dengan keluarga mereka, ini saatnya Razie memiliki cintanya– didampingi oleh perempuan tangguh yang akan mengurus putranya hingga tua. Dulu, Razie sering dikatai homo oleh sepupunya hanya karena tidak pernah menyukai perempuan, tidak pernah dekat dengan perempuan, dan hanya berteman dengan Ebra. Hal paling keji, mereka memfitnah Razie mencintai saudara kembarnya sendiri. Hingga Razie-nya benar-benar jatuh cinta, ingin memiliki perempuan itu dan menjadikannya istri. Namun, keluarga suaminya menjebak Razie– membuat Ra

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Tepung Kanji dan Alan

    "Hah?" Kanza mengerutkan kening, menatap ke arah perempuan tersebut dengan bingung. Pertama, siapa Adi? Yang kedua, siapa perempuan ini? "Kamu nggak kenal aku? Serius, kamu lupa?" Perempuan itu melototkan mata, menatap Kanza dengan raut muka serius. Kanza menggelengkan kepala, masih menatap aneh pada perempuan tersebut. Hei, siapa perempuan ini? Tidak asing tetapi Kanza lupa dia siapa. "Ya ampun!!" Tiba-tiba suara pekikan terdengar, membuat Kanza dan perempuan tersebut menoleh ke arah suara pekikan cukup histeris tersebut. "Kenapa bisa begini sih? Kalian nggak apa-apa kan?" tanya Lea panik, langsung memerintahkan maid– lewat isyarat-- untuk membereskan kekacauan yang entah siapa yang melakukannya. Kanza dan perempuan yang seumuran dengannya tersebut langsung berdiri. Perempuan itu menghampiri Lea kemudian memeluk lengannya dengan manja. Sedangkan Kanza hanya terdiam, memperhatikan Lea dan perempuan tersebut. "Mommy, ini Kanza yang sering aku ceritain ke Mommy. Yang aku bilang a

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Penyusup!

    Namun, ketika menyadarinya … Deg deg deg Jantung Kanza terasa akan copot dalam sana, berdebar kuat dan sangat kencang. Matanya melotot, iris-nya melebar, campuran perasaan takut dan tak enak karena lancang duduk di pangkuan pria tersebut. Ada perasaan malu yang membuat saraf-saraf Kanza kaku, punggungnya panas dingin serta raut mukanya yang memucat. Berbeda dengan Kanza, raut muka Razie terlihat santai– memiringkan kepala dengan sebelah alis yang terangkat, menatap intens wajah cantik Kanza-nya. Ah, ekspresi Kanza yang seperti ini terasa sangat menggemaskan. Kanza berniat bangkit, bergegas turun dari pangkuan Razie. Namun, tiba-tiba saja Alana menerjang tubuhnya, membuat Kanza kembali duduk di atas pangkuan Razie. "Pelukan sahabat, Adi tepung Kanji," pekik Alana riang, memeluk Kanza secara erat-erat. "Iiiih, lepasin, Dedemit Alan! Lepas!! Aaaargk … kenapa aku harus ketemu kamu lagi sih?" keluh Kanza, berusaha memberontak– mendorong sembari menjauhkan wajahnya dari Alana. Demi Tu

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Extra Part dalam Extra Part

    "Aku mencintaimu, Haiden. Aku ma--mau dijadikan istri kedua atau selingkuhanmu. Plis!" Seseorang yang diam-diam mengintip dari tempatnya, mengepalkan tangan. Lea termenung, berjongkok di balik sebuah tembok. Sejak kemarin dia dan Haiden sudah di penginapan, tempat mereka akan melakukan resepsi pernikahan dengan pasangan Matheo dan Aesya. Malam ini adalah pesta pernikahannya dengan Haiden. Setelah di penginapan ini, Lea dan Haiden memang jarang berinteraksi. Haiden seperti menjaga jarak. Keharusan! Haiden dan dia tidak tidur satu kamar sebab tradisi keluarga suaminya, di mana sebelum acara benar-benar selesai, mereka tidak diperbolehkan satu kamar dan interaksi dibatasi. Tadi malam, Lea tidur dengan sepupu perempuan suaminya–dia benar-benar dijaga. Tradisi aneh, tetapi Lea cukup menyukainya. Kembali ke sekarang. Karena acara akan dimulai dan Lea ingin hadir bersamaan dengan Haiden ke tempat pesta, dia berniat menyusul Haiden. Namun, di tengah jalan dia mendapati suaminya sedang b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [Ending EP]

    "Akhirnya kau menjadi milikku, Azalea," bisik Haiden, setelah memasang cincin di jemari manis istrinya. Setelah itu, dia menarik kecil Lea kemudian mencium kening perempuan yang telah sah menjadi istrinya tersebut. Lea terdiam dengan perasaan aneh yang menyelusup dalam hati, dia hanya merenung–membiarkan Haiden mencium keningnya. Haiden melepas kecupan hangat tersebut, tetapi masih terus menatap wajah cantik Lea. Sayang, perempuan ini sangat pelit–memilih menunduk dibandingkan memperlihatkan kecantikannya pada Haiden. Haiden menangkup pipi Lea secara lembut, mengangkatnya sedikit memaksa–sekarang Lea telah mendongak ke arahnya, menatapnya dengan mata hangat bertabur sparkling. "Hello, Wife," sapa Haiden dengan rendah, tersenyum lembut ke arah Lea. Tak dapat menahan kegembiraan dalam hati, Lea seketika mengibarkan senyuman yang sangat indah. Ada perasaan berdebar ketika Haiden mengatakan hal tadi. Namun, debaran kali ini terasa gembira dan menakjubkan. "Hai, Mas suami," jawab Le

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Pernikahan

    "Kau mau kemana?"Haiden berdecak pelan lalu mendengus. Dia berniat putar balik, tetapi suara dingin itu menghentikan niatannya. Dengan raut muka dingin, Haiden memutar tubuh menghadap Reigha. Melihat wajah datar sahabat sekaligus adik iparnya tersebut, Haiden menggaruk telinga. Dia mendengus lalu berjalan ke arah Reigha. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Haiden, menatap curiga pada Reigha. "Ziea," jawab Reigha datar dan singkat, duduk tenang di tempatnya–tak terganggu oleh kehadiran Haiden yang saat ini telah berdiri di sebelahnya. "Kau tidak bertanya kenapa aku di sini?" Haiden menaikkan sebelah alis, bersedekah dingin. Sejujurnya dia menunggu Reigha bertanya hal tersebut padanya. Saat dia berjalan dari mobil hingga ke tempat ini– tepat di sebelah Reigha berdiri, dia sudah memikirkan alasan apa yang akan dia katakan pada Reigha semisal Reigha menginterogasinya. Reigha menoleh malas ke arah Haiden. "Persetan!" jawabnya cukup santai, tetapi menyebalkan secara saksama. Haiden

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Ancaman Daddy

    "Lea sayang, kamu kenapa?""Papa dengar ada keributan di kamarmu, apa terjadi sesua …- Tuan Haiden?!" Mata Denis membelalak, kaget ketika melihat calon menantunya ada di dalam kamar putrinya. "Pria ini menelusup masuk dalam kamar Azalea. Untung aku lebih dulu menelusup ke kamar putrimu, Ayah mertua," ucap Haiden santai, sengaja mengatakan 'putrimu dan Ayah mertua, trik agar om yang merangkap menjadi ayah kekasihnya tersebut tersanjung. 'Anjay, jujur sekali orang ini. Bikin empeduku ketar ketir ajah,' batin Lea, menatap horor dan melongo syok ke arah Haiden. Mulutnya bahkan terbuka lebar, saking tak percayanya dia dengan Haiden. "Oh iya, Nak Haiden. Untung kamu menelusup lebih dulu," jawab Denis cukup riang, mengganti panggilan Tuan pada Haiden menjadi Nak. Hanya menyebut Lea sebagai putrinya dan dipanggil Ayah mertua oleh Haiden, hatinya meluluh–luar biasa senang. "Azalea bilang dia teman ayah," ucap Haiden, melirik sekilas pada tubuh tua yang sudah tak berdaya di lantai. Kemudian

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Pada Akhirnya Kepergok

    Benni yang telah berhasil mencongkel jendela kamar Lea seketika menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. "Akhirnya, Lea ku yang cantik dan manis-- malam ini aku mendapatkanmu!" ucap Benni, merasa senang serta tak sabar untuk melaksanakan aksinya. Perlahan dia membuka jendela kamar lalu masuk secara hati-hati serta mengendap-endap. Beruntung kamar Lea minim pencahayaan, jadi dia bisa menyelinap dengan gampang. ***Krek'Mendengar bunyi jendela terbuka secara perlahan, mata Haiden yang sempat terpejam seketika kembali terbuka. Dia menoleh ke arah jendela dalam kamar, matanya bisa dikatakan tajam dalam kegelapan sehingga dia bisa melihat siluet seseorang yang tengah menyelinap masuk ke kamar calon istrinya ini. Alis Haiden menekuk tajam, seketika terpancing amarah–jelas itu siluet seorang laki-laki! Tak mungkin Lea mengundang pria dalam kamar, meskipun sedikit genit tetapi dia kenal betul dengan pribadi calon istrinya. Lea hanya genit diluar, aslinya Lea sangat menjaga diri dsn b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Siasat Jahat

    Klik'Lampu menyala, bersamaan dengan mata Lea yang membelalak–menatap kaget pada sosok pria yang sekarang telah berada di pinggir ranjangnya. Menyadari pakaiannya yang kurang sopan, Lea buru-buru meraih bantal lalu menutupi bagian dada. Piyama yang Lea kenalan cukup seksi pada bagian atas, lengan berbentuk tali–membuat pundak Lea telanjang. "Pak Haiden ngapain ke sini?!" pekik Lea, setengah berbisik dan menggeram. Dia kesal pada pria ini karena kemunculannya membuat Lea merasa takut. Lea pikir siapa?! Tapi-- … hei, Lea sekarang jauh lebih takut. Haiden ada di kamarnya dan … ba--bagaimana bisa? "Kau tidak berbicara denganku ketika kuantar pulang," ucap Haiden santai, duduk lalu berakhir membaringkan diri di ranjang Lea. Lea kembali melototkan mata, kali ini tak menduga jika Haiden menjadikan itu alasan untuk bisa kemari. "Kita sudah bicara dan Pak Haiden sekarang juga pulang.""Aku datang dengan niat baik, Azalea. Kenapa kau mengusirku? Kau tidak suka bertemu denganku?" "Pak, ma

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Datang dalam Kamar

    Brak' Haiden membuka pintu mobil secara kuat, kemudian menarik kasar seseorang dari dalam mobil. "KELUAR!" marah Haiden, membentak perempuan tersebut secara kasar–tak peduli jika yang ia kasari tersebut adalah perempuan. Namanya Haiden Mahendra! Tempramental dan bisa meluapkan kemarahannya pada siapapun–kecuali pada adiknya! Sekarang, Haiden sangat marah karena Lea memilih pulang tanpa diantar olehnya, dan sekarang dia memanfaatkan kemarahannya tersebut pada Melodi–alasan calon istrinya memilih pergi. "Ha--Haiden … argk! Perutku sakit!" pekik Melodi yang sudah tergeletak jatuh di halaman, satu tangan menyangga tubuh dan satu lagi memegangi perut yang terasa kram dan sakit. Bukan penyakit parah, hanya alergi susu dan dia memang sengaja meminum susu supaya bisa cari perhatian pada Haiden. "Persetan!" maki Haiden, segera masuk dalam mobil kemudian buru-buru mengendari mobil–ngebut untuk menyusul Lea. "Haiden!!" teriak Melodi sekencang mungkin, akan tetapi sayang karena Haiden ta

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP]Prioritas?

    Lea akhirnya selamat dari kesalah pahaman Ziea padanya dan Haiden. Reigha menemukan mereka dengan mudah, sedikit marah sebab menganggap Haiden tidak sopan pada Ziea. Yah, sebab Haiden bertelanjang dada! Keduanya mengobrol lalu tiba-tiba Reigha mendadak satu jalur dengan Haiden, melarang Ziea untuk tak mengatakan apa-apa pada siapapun mengenai kejadian di toilet sebab itu bukan urusan Ziea dan dia. Untungnya Ziea sangat patuh pada suaminya, jadi Lea dan Haiden selamat dari bocah kematian bernama Ziea tersebut. "Ini pakaian Ziea, masih baru dan tak pernah dipakai olehnya. Gunakan ini supaya tak ada yang salah paham lagi," ucap Haiden pada Lea, menyerahkan sebuah pakaian baru untuk sang kekasih. Mereka berada di kamar Haiden, terpaksa sebab tempat inilah yang paling aman dari intaian siapapun. Lagipula kamarnya bersebelahan dengan kamar Ziea dan Reigha, sahabat sekaligus sepupu serta iparnya tersebut telah ia suruh berjaga di depan. "Iya, Pak." Lea meraih pakaian tersebut kemudian

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Menghilangkan Bukti dan Jejak

    "Aaa--" Lea berteriak namun buru-buru membekap mulut. Dia langsung meringsut ke sudut toilet, merapatkan kemeja pada tubuh sembari menatap pucat pias ke arah Haiden. "Bilang kalau Pak Haiden tidak melihat apapun!" paniknya, lalu buru-buru mengancing kemeja tersebut. Lebih cepat dia membungkus tubuhnya, lebih aman dia dari pria mesum ini. Ternyata oh ternyata! "Jika aku mencopot bramu, aku melihat semuanya," jawab Haiden santai, bersedekap sembari menyunggingkan smirk tipis ke arah Lea. Kini dia telah menghadap ke arah perempuan itu, memperhatikan Lea yang sedang mengancing kemeja secara terburu-buru dengan tatapan yang begitu intens. Pipi Lea memerah–sudah seperti tomat busuk. Dia mengerjab beberapa kali. Kalau dipikir-pikir Haiden tak mungkin se mesun itu. Namun, jika dipertimbangkan secara matang Haiden bahkan pernah hampir kelepasan–hampir merenggut kesuciannya sebab berkunjung dan kebetulan hujan tengah turun. "A--aku tidak peduli, yang penting serangan, Pak Haiden tolong ming

DMCA.com Protection Status