"Akhirnya datang juga," ucap Lea, tersenyum lebar ke arah Ziea yang baru datang ke kediaman Mahendra. Lea begitu semangat untuk menghampiri adik ipar sekaligus sahabatnya tersebut. Setalah cipika-cipiki dan membiarkan Ziea bersalaman dengan orang tuanya, Lea langsung mengajak Ziea untuk duduk di sebelahnya. Padahal minggu depan dia baru bertemu dengan Ziea, tetapi Lea sudah sangat merindukan sahabatnya ini. "Setelah ada kembar, kamu makin cantik deh, Ziea. Kamu kayak --" Lea memperhatikan Ziea secara detail, lamat dan mencermati, "kayak masih Ziea tetapi dalam versi yang-- wah banget. Apa ini yang disebut dengan aura kecantikan yang memancar?" "Cik, perasaan kamu saja, Le." Ziea mendengkus pelan. Anehnya, semenjak Lea hamil, perempuan ini sangat suka memuji-mujinya. Bukan hanya Ziea sebenarnya, semua orang dipuji. Termasuk Abang tukang bakso! Jadi Ziea tak merasa ge'er sama sekali atas pujian sahabatnya ini. Lagian Ziea mah sudah cantik dari lahir. "Enggak loh, Ziea. Sumpah, kamu
Baca selengkapnya