Share

Razie Jatuh Cinta

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

--Musim baru telah tiba. Happy reading, MyRe!!--

"Kau sudah dua puluh tujuh tahun, tetapi sampai sekarang kau belum pernah dekat dengan perempuan manapun."

Pria yang sedang diajak bicara oleh sepupunya tersebut hanya diam, melirik sekilas pada sang sepupu lalu memilih kembali melanjutkan hobi-nya, membaca buku. Yah, dia sama seperti Daddynya, gemar membaca buku. Tentunya itu buku yang penuh dengan ilmu pengetahuan, bukan novel atau komik seperti yang sering dibaca oleh Mommy atau kembarannya.

Razie Dominic Azam, pria berusia dua puluh enam tahun tersebut memilih tidak menanggapi perkataan sepupunya. Bagi Razie, hidupnya adalah miliknya. Jadi orang lain tidak berhak mencampurinya.

"Jangan jangan kau menyimpang, Razie," ucap sepupunya tersebut sembari terkekeh mengejek. "Zira saja sudah menikah. Ouh iya, rumor mengatakan kau kan jatuh cinta pada kembaranmu sendiri. Hahaha … masuk di akal. Razie jatuh cinta pada Zira, oleh sebab itu Razie memutuskan untuk tidak menikah. Ah, ternyata i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
winawind
Padahal masih pengen liat masa masa Ziea sama Mas Rei nya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Malam Mengerikan

    "Karena Razie menabraknya, Mommy.""APA?!!""Dan dia pergi," lanjut Razie sembari tersenyum pada Mommynya. Ziea hanya bisa geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan putranya tersebut. Dari cerita singkat Razie, Ziea bisa menyimpulkan jika putranya tersebut mengalami tragedi yang bernama cinta pandang pertama. "Mommy no comment lah, tapi semoga kamu dan gadisnya berjodoh yah, Sayang," ujar Ziea, lalu pamit dan segera keluar dari sana. Kenapa Ziea mengatakan seperti itu? Karena harapan putranya untuk bertemu dengan gadis itu sangat kecil, putranya tidak mengetahui namanya dan mereka tidak sempat berkenalan. Hais, miris sekali putranya! ***Saat ini Razie dan Ebra berada di sebuah pesta ulang tahun salah satu sepupunya yang diadakan di sebuah hotel. Razie sebenarnya sangat malas ke tempat-tempat seperti ini, tetapi Ebra memaksa. Jadilah Razie terjebak di tempat yang sangat memuakkan ini. "Kak Razie." Razie melirik sekilas pada perempuan yang menyapanya tersebut. Beby Tifany, sep

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Pertemuan Kembali

    Tujuh tahun kemudian. "Mama tidak makan?" tanya seorang anak lelaki berusia enam tahun pada Mamanya. Perempuan muda yang dipanggil Mama tersebut menggelengkan kepala. "Mama sudah makan, kamu saja yang makan," ucapnya– melirik sekilas pada anaknya tersebut lalu berpura-pura sibuk dengan pekerjaannya. Kanza Adiba, perempuan itu kino berusaha dua puluh lima tahun. Anak yang sekarang memanggilnya Mama adalah anak hasil pelecehan yang dia terima. Tak mudah! Bahkan sampai detik ini Kanza masih berjuang mati-matian untuk putranya. Terlebih sekarang anaknya akan memasuki pendidikan sekolah dasar, Kanza harus lebih keras lagi untuk mencari uang. Kenapa Kanza sangat menyayangi anak ini? Bukankah dia anak hasil pemerkosaan yang dialami Kanza? Awalnya Kanza juga berat menerimanya, dia bahkan berniat menggugurkannya. Namun, kehadiran anak ini seolah menguatkan Kanza. Mama Kanza sudah meninggal, sedangkan ayahnya … pria kejam itu mengusir Kanza hanya karena mencintai keluarganya yang baru. Kanz

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Kunjungan Grandma

    Razie memilih meninggalkan Mommynya yang saat ini sedang sibuk mengobrol dengan mantan mertua Razie. Shit! Razie benci situasi seperti ini, dia benci apapun yang berhubungan dengan mantan istrinya. But, mereka sangat dekat dengan orang tua Razie. Mereka bersahabat dengan Paman Razie, oleh sebab itu Razie tidak bisa menunjukkan kebenciannya pada Beby dan orang tuanya. Rasa kesalnya pada keluarga Beby masih sama dengan tujuh tahun yang lalu. Razie menikahi Beby karena terpaksa, perempuan itu terbangun di ranjang yang sama dengan Razie dalam keadaan tanpa busana. Razie pikir Beby adalah korbannya akibat jebakan keluarga Sonia. Yah, karena selalu diajarkan untuk bertanggung jawab, Razie akhirnya menikahi Beby. Namun, selama satu bulan pernikahan entah kenapa Razie merasa ada yang ganjal. Dia tidak pernah menyentuh Beby, bahkan saat perempuan itu telanjang sekalipun di depannya, Razie sama sekali tidak tergiur. Malah-- dia merasa jijik. Merasa ada yang salah dengannya, Razie menyelidik

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Aku Bertemu Cucu Kita Mas Rei

    "Bodoh.""Hei--" Ziea sontak kaget, begitu juga dengan Razie. "Tidak sopan kau berbicara kasar pada Grandma," dingin Razie, melayangkan tatapan tajam pada putranya tersebut. Shit! Mommynya benar, Razie tak perlu tes DNA untuk membuktikan apakah Kendrick putranya atau tidak. Kendrick memang putranya! "Aku malas meladeni penipu," ujar Kendrick pelan, nadanya malas– menatap kantuk pada kedua orang di hadapannya tersebut-- tatapan malas tetapi terkesan angkuh. Setelah mengatakan itu, Kendrick segera masuk dalam rumah, mengunci pintu karena takut kedua penculik anak tersebut masuk dalam rumahnya. "Holyshit!" umpat Razie pelan, benar-benar tak habis pikir dengan sikap anaknya. Pertama, anak itu menipu mereka dengan berpura-pura bisu dan tuli. Kedua, tidak bersikap sopan pada orang tua. Ketiga … hell! "Kita pulang, Mom." "Tapi …-" Ziea menyungut pelan. "Tidak sekarang kita membawanya, Mom. Come on, Queen," ucap Razie lembut, meraih tangan sang mommy-- menggenggamnya, berjalan serasi d

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Dia Milikku!

    "Mama kerja dulu," pamit Kanza pada putranya, "ingat, kalau ada orang yang datang seperti semalam, kamu jangan ladeni yah, Ken," peringat Kanza pada sang putra, mendapat anggukan dari Kendrick. "Jangan lupa makan siang, Mama pergi." Kanza mengecup pucuk kepala Kendrick lalu segera beranjak dari sana. Kendrick langsung masuk ke dalam rumah, mengunci pintu seperti nasihat Mamanya setiap waktu. Sedangkan Kanza, setelah dia sampai di tempat galeri seni-- tempatnya bekerja saat ini, dia langsung menemui anak pemilik dari galeri tersebut, bos-nya. "Oh, Kanza, akhirnya kamu sudah datang," ucap pria itu sembari tersenyum manis pada Kanza. "Silahkan masuk," lanjutnya. Kanza yang masih berdiri di ambang pintu langsung memasuki ruangan bos-nya tersebut. "Saya memanggilmu kemari karena ingin memberikan tugas penting. Aunty dan pamanku ulang tahun di hari ini. Aunty sangat suka miniatur, dan kudengar selain melukis kamu juga mahir membuat miniatur." Kanza menaggukkan kepala secara singkat.

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Mengancam Darah Daging

    Bug'"Kanza milikku! JAUHI DIA!" maki Razie setelah melayangkan satu pukulan kuat ke wajah sepupunya tersebut. "RAZIE!" bentak Reigha. Sedangkan yang lainnya, mereka terlihat kaget– langsung berdiri dari tempat duduk masing-masing dan menatap kaget pada Razie maupun Gara. Pertanyaannya, siapa Kanza? Hebat sekali perempuan itu karena berhasil membuat dua pria Azam bertengkar. "What the fuck!" Gara menatap Razie tak habis pikir, "apa masalahmu?""Kau menyukai Kanza?" geram Razie, menatap tajam ke arah Gara. Ziea yang melihat itu cukup syok, terdiam di tempat dan terus memperhatikan putranya yang terlihat begitu murkah. Di sisi lain, Zira-- kembaran Razie yang juga ada di sana, menghampiri Mommynya. "Siapa Kanza, Mom?" bisik Zira pelan pada sang mommy. "Calon adik iparmu," balas Ziea, berbisik balik pada putrinya tersebut. "Nanti Mommy ceritakan yah, sekarang waktunya lagi sedang tidak tepat.""Razie, tenangkan dirimu, Nak." Reigha menurunkan nada bicara, melunak untuk berupaya me

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Kenapa Baru Sekarang Muncul?

    Deg deg deg''Si--si Mesum?!'"Apa yang kamu lakukan di sini? Mencuri yah?" galak Kanza, buru-buru mendekati pria itu lalu menarik putranya agar turun dari pangkuan si pria. "Pergi dari sini, Pencuri!" ucap Kanza selanjutnya. Razie menaikkan sebelah alis, terlihat tenang dan cukup santai– duduk menyender di sofa kumuh tersebut. "Kau yang mencuri, Nona Kanza Adiba." Deg deg degJantung Kanza berdebar kencang, matanya sedikit melebar dengan air muka pucat pias. Entah kenapa dia gugup, merasa jika cara pelapasan namanya oleh pria ini mirip seperti pria yang telah …-'Kanza Adiba. Kau milikku.' Mengingat itu, tubuh Kanza tiba-tiba bergetar. Mendadak keringat dingin bermunculan di tengkuk dan kening, jantungnya lebih cepat berdetak yang sebelumnya. Kanza mulai takut, dia takut pada sosok ini. Ja--jangan-jangan pria ini …- "Kau mencuri hal berharga dariku, Nona." Suara dingin mengalun, semakin membuat Kanza panik di tempatnya. Ketika dia menyadari satu hal, jantung Kanza rasanya sepert

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Pertengkaran Legend

    "Oke-oke. Lupakan! Trus kenapa Bapak muncul sekarang? Selama tujuh tahun ini anda kemana?" tanya Kanza secara beruntun. Jika memang pria ini menyesali perbuatannya, kenapa baru sekarang dia meminta maaf pada Kanza? Kenapa dia baru muncul?Razie menaikkan sebelah alis, tersadar dari lamunan serta fantasi liar yang memenuhi pikirannya. "Ekhem." Razie berdehem pelan, mengusir bayang-bayang gila yang masih terus menghantui pikirannya. Satu hal yang Razie sesali dari kejadian tujuh tahun lalu, kenapa dia harus lupa kenikmatan tubuh itu? Shit! Itu membuat Razie penasaran dengan tubuh perempuan ini, fantasi gila bermunculan di kepalanya akibat rasa penasaran itu. "Aku mencarimu, Nona. Aku menemui ayahmu, mengatakan jika putrinya sudah menikah. So--" Razie mengedikkan pundak secara acuh tak acuh, "aku mengira namamu Safa, kau sudah menikah. Jadi aku memutuskan berhenti mencari tahu. Ternyata Safa dan kau adalah orang yang berbeda. Aku baru tahu ketika tanpa sengaja bertemu denganmu di sebua

Bab terbaru

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Extra Part dalam Extra Part

    "Aku mencintaimu, Haiden. Aku ma--mau dijadikan istri kedua atau selingkuhanmu. Plis!" Seseorang yang diam-diam mengintip dari tempatnya, mengepalkan tangan. Lea termenung, berjongkok di balik sebuah tembok. Sejak kemarin dia dan Haiden sudah di penginapan, tempat mereka akan melakukan resepsi pernikahan dengan pasangan Matheo dan Aesya. Malam ini adalah pesta pernikahannya dengan Haiden. Setelah di penginapan ini, Lea dan Haiden memang jarang berinteraksi. Haiden seperti menjaga jarak. Keharusan! Haiden dan dia tidak tidur satu kamar sebab tradisi keluarga suaminya, di mana sebelum acara benar-benar selesai, mereka tidak diperbolehkan satu kamar dan interaksi dibatasi. Tadi malam, Lea tidur dengan sepupu perempuan suaminya–dia benar-benar dijaga. Tradisi aneh, tetapi Lea cukup menyukainya. Kembali ke sekarang. Karena acara akan dimulai dan Lea ingin hadir bersamaan dengan Haiden ke tempat pesta, dia berniat menyusul Haiden. Namun, di tengah jalan dia mendapati suaminya sedang b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [Ending EP]

    "Akhirnya kau menjadi milikku, Azalea," bisik Haiden, setelah memasang cincin di jemari manis istrinya. Setelah itu, dia menarik kecil Lea kemudian mencium kening perempuan yang telah sah menjadi istrinya tersebut. Lea terdiam dengan perasaan aneh yang menyelusup dalam hati, dia hanya merenung–membiarkan Haiden mencium keningnya. Haiden melepas kecupan hangat tersebut, tetapi masih terus menatap wajah cantik Lea. Sayang, perempuan ini sangat pelit–memilih menunduk dibandingkan memperlihatkan kecantikannya pada Haiden. Haiden menangkup pipi Lea secara lembut, mengangkatnya sedikit memaksa–sekarang Lea telah mendongak ke arahnya, menatapnya dengan mata hangat bertabur sparkling. "Hello, Wife," sapa Haiden dengan rendah, tersenyum lembut ke arah Lea. Tak dapat menahan kegembiraan dalam hati, Lea seketika mengibarkan senyuman yang sangat indah. Ada perasaan berdebar ketika Haiden mengatakan hal tadi. Namun, debaran kali ini terasa gembira dan menakjubkan. "Hai, Mas suami," jawab Le

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Pernikahan

    "Kau mau kemana?"Haiden berdecak pelan lalu mendengus. Dia berniat putar balik, tetapi suara dingin itu menghentikan niatannya. Dengan raut muka dingin, Haiden memutar tubuh menghadap Reigha. Melihat wajah datar sahabat sekaligus adik iparnya tersebut, Haiden menggaruk telinga. Dia mendengus lalu berjalan ke arah Reigha. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Haiden, menatap curiga pada Reigha. "Ziea," jawab Reigha datar dan singkat, duduk tenang di tempatnya–tak terganggu oleh kehadiran Haiden yang saat ini telah berdiri di sebelahnya. "Kau tidak bertanya kenapa aku di sini?" Haiden menaikkan sebelah alis, bersedekah dingin. Sejujurnya dia menunggu Reigha bertanya hal tersebut padanya. Saat dia berjalan dari mobil hingga ke tempat ini– tepat di sebelah Reigha berdiri, dia sudah memikirkan alasan apa yang akan dia katakan pada Reigha semisal Reigha menginterogasinya. Reigha menoleh malas ke arah Haiden. "Persetan!" jawabnya cukup santai, tetapi menyebalkan secara saksama. Haiden

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Ancaman Daddy

    "Lea sayang, kamu kenapa?""Papa dengar ada keributan di kamarmu, apa terjadi sesua …- Tuan Haiden?!" Mata Denis membelalak, kaget ketika melihat calon menantunya ada di dalam kamar putrinya. "Pria ini menelusup masuk dalam kamar Azalea. Untung aku lebih dulu menelusup ke kamar putrimu, Ayah mertua," ucap Haiden santai, sengaja mengatakan 'putrimu dan Ayah mertua, trik agar om yang merangkap menjadi ayah kekasihnya tersebut tersanjung. 'Anjay, jujur sekali orang ini. Bikin empeduku ketar ketir ajah,' batin Lea, menatap horor dan melongo syok ke arah Haiden. Mulutnya bahkan terbuka lebar, saking tak percayanya dia dengan Haiden. "Oh iya, Nak Haiden. Untung kamu menelusup lebih dulu," jawab Denis cukup riang, mengganti panggilan Tuan pada Haiden menjadi Nak. Hanya menyebut Lea sebagai putrinya dan dipanggil Ayah mertua oleh Haiden, hatinya meluluh–luar biasa senang. "Azalea bilang dia teman ayah," ucap Haiden, melirik sekilas pada tubuh tua yang sudah tak berdaya di lantai. Kemudian

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Pada Akhirnya Kepergok

    Benni yang telah berhasil mencongkel jendela kamar Lea seketika menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. "Akhirnya, Lea ku yang cantik dan manis-- malam ini aku mendapatkanmu!" ucap Benni, merasa senang serta tak sabar untuk melaksanakan aksinya. Perlahan dia membuka jendela kamar lalu masuk secara hati-hati serta mengendap-endap. Beruntung kamar Lea minim pencahayaan, jadi dia bisa menyelinap dengan gampang. ***Krek'Mendengar bunyi jendela terbuka secara perlahan, mata Haiden yang sempat terpejam seketika kembali terbuka. Dia menoleh ke arah jendela dalam kamar, matanya bisa dikatakan tajam dalam kegelapan sehingga dia bisa melihat siluet seseorang yang tengah menyelinap masuk ke kamar calon istrinya ini. Alis Haiden menekuk tajam, seketika terpancing amarah–jelas itu siluet seorang laki-laki! Tak mungkin Lea mengundang pria dalam kamar, meskipun sedikit genit tetapi dia kenal betul dengan pribadi calon istrinya. Lea hanya genit diluar, aslinya Lea sangat menjaga diri dsn b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Siasat Jahat

    Klik'Lampu menyala, bersamaan dengan mata Lea yang membelalak–menatap kaget pada sosok pria yang sekarang telah berada di pinggir ranjangnya. Menyadari pakaiannya yang kurang sopan, Lea buru-buru meraih bantal lalu menutupi bagian dada. Piyama yang Lea kenalan cukup seksi pada bagian atas, lengan berbentuk tali–membuat pundak Lea telanjang. "Pak Haiden ngapain ke sini?!" pekik Lea, setengah berbisik dan menggeram. Dia kesal pada pria ini karena kemunculannya membuat Lea merasa takut. Lea pikir siapa?! Tapi-- … hei, Lea sekarang jauh lebih takut. Haiden ada di kamarnya dan … ba--bagaimana bisa? "Kau tidak berbicara denganku ketika kuantar pulang," ucap Haiden santai, duduk lalu berakhir membaringkan diri di ranjang Lea. Lea kembali melototkan mata, kali ini tak menduga jika Haiden menjadikan itu alasan untuk bisa kemari. "Kita sudah bicara dan Pak Haiden sekarang juga pulang.""Aku datang dengan niat baik, Azalea. Kenapa kau mengusirku? Kau tidak suka bertemu denganku?" "Pak, ma

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Datang dalam Kamar

    Brak' Haiden membuka pintu mobil secara kuat, kemudian menarik kasar seseorang dari dalam mobil. "KELUAR!" marah Haiden, membentak perempuan tersebut secara kasar–tak peduli jika yang ia kasari tersebut adalah perempuan. Namanya Haiden Mahendra! Tempramental dan bisa meluapkan kemarahannya pada siapapun–kecuali pada adiknya! Sekarang, Haiden sangat marah karena Lea memilih pulang tanpa diantar olehnya, dan sekarang dia memanfaatkan kemarahannya tersebut pada Melodi–alasan calon istrinya memilih pergi. "Ha--Haiden … argk! Perutku sakit!" pekik Melodi yang sudah tergeletak jatuh di halaman, satu tangan menyangga tubuh dan satu lagi memegangi perut yang terasa kram dan sakit. Bukan penyakit parah, hanya alergi susu dan dia memang sengaja meminum susu supaya bisa cari perhatian pada Haiden. "Persetan!" maki Haiden, segera masuk dalam mobil kemudian buru-buru mengendari mobil–ngebut untuk menyusul Lea. "Haiden!!" teriak Melodi sekencang mungkin, akan tetapi sayang karena Haiden ta

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP]Prioritas?

    Lea akhirnya selamat dari kesalah pahaman Ziea padanya dan Haiden. Reigha menemukan mereka dengan mudah, sedikit marah sebab menganggap Haiden tidak sopan pada Ziea. Yah, sebab Haiden bertelanjang dada! Keduanya mengobrol lalu tiba-tiba Reigha mendadak satu jalur dengan Haiden, melarang Ziea untuk tak mengatakan apa-apa pada siapapun mengenai kejadian di toilet sebab itu bukan urusan Ziea dan dia. Untungnya Ziea sangat patuh pada suaminya, jadi Lea dan Haiden selamat dari bocah kematian bernama Ziea tersebut. "Ini pakaian Ziea, masih baru dan tak pernah dipakai olehnya. Gunakan ini supaya tak ada yang salah paham lagi," ucap Haiden pada Lea, menyerahkan sebuah pakaian baru untuk sang kekasih. Mereka berada di kamar Haiden, terpaksa sebab tempat inilah yang paling aman dari intaian siapapun. Lagipula kamarnya bersebelahan dengan kamar Ziea dan Reigha, sahabat sekaligus sepupu serta iparnya tersebut telah ia suruh berjaga di depan. "Iya, Pak." Lea meraih pakaian tersebut kemudian

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Menghilangkan Bukti dan Jejak

    "Aaa--" Lea berteriak namun buru-buru membekap mulut. Dia langsung meringsut ke sudut toilet, merapatkan kemeja pada tubuh sembari menatap pucat pias ke arah Haiden. "Bilang kalau Pak Haiden tidak melihat apapun!" paniknya, lalu buru-buru mengancing kemeja tersebut. Lebih cepat dia membungkus tubuhnya, lebih aman dia dari pria mesum ini. Ternyata oh ternyata! "Jika aku mencopot bramu, aku melihat semuanya," jawab Haiden santai, bersedekap sembari menyunggingkan smirk tipis ke arah Lea. Kini dia telah menghadap ke arah perempuan itu, memperhatikan Lea yang sedang mengancing kemeja secara terburu-buru dengan tatapan yang begitu intens. Pipi Lea memerah–sudah seperti tomat busuk. Dia mengerjab beberapa kali. Kalau dipikir-pikir Haiden tak mungkin se mesun itu. Namun, jika dipertimbangkan secara matang Haiden bahkan pernah hampir kelepasan–hampir merenggut kesuciannya sebab berkunjung dan kebetulan hujan tengah turun. "A--aku tidak peduli, yang penting serangan, Pak Haiden tolong ming

DMCA.com Protection Status