Home / Romansa / Sentuhan Panas Suami Dingin / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Sentuhan Panas Suami Dingin : Chapter 141 - Chapter 150

337 Chapters

Malam yang Canggung

'Sialan! Jadi tamu spesial yang Mama Intan katakan itu keluarganya Ziea. Sumpah, aku nggak tahu dan … nggak mikir ke sana.' batin Lea yang saat ini sedang makan malam keluarga bersama keluarga calon suaminya. Yah, keluarga Mahendra datang ke rumah ini untuk membahas pernikahan Lea dan Haiden. Lea sama sekali tak dikabari, tentu saja dia kaget. Setalah makan malam bersama selesai, keluarga Mahendra tak langsung pulang. Calon mertuanya masih mengobrol santai dengan Papa dan Mama baru Lea. "Lea sayang, duduk di sini, Nak," panggil Denis ketika melihat Lea lewat dari depan ruang tamu. Sepertinya putrinya tesebut habis membereskan ruang makan. Lea menaggukkan kepala, dengan canggung dan malu-malu Lea berjalan untuk bergabung dengan kedua keluarga tersebut. 'Shit! Azalea cantik sekali.' batin Haiden, memperhatikan Lea secara lamat– mulai dari perempuan itu keluar dari ruang makan dan berjalan ke tempat mereka. Sedikitpun Haiden tak melepas pandangannya dari Lea. Dia sangat terpukau p
Read more

Restu yang Telah dimiliki

"Daddy dengar dari seseorang, sekretaris Ega menyukaimu. Benar?" Aesya mendongak, menatap Daddynya dengan raut muka gugup dan canggung. Jantungnya seketika berdebar kencang dalam sana hanya karena Daddynya bertanya demi kian. Apa jangan-jangan Daddynya berniat marah padanya? Sama seperti kakaknya-- Rafael yang sudah memperingatinya agar tidak berhubungan dengan Matheo. Sekarang, Aesya bukan hanya takut untuk suka pada Matheo, tetapi dia juga mulai takut dekat dengan pria itu. Yah, karena Rafael melarang adanya hubungan antara dia dan Matheo, Aesya takut jika dia tetap dekat dengan Matheo, Rafael bisa mencelakai Matheo. Namun, ketika dia berpisah dengan pria itu, di mana saat ini Matheo ikut ke Paris dengan Reigha, entah kenapa Aesya merasa-- dia merasa jika dia sedang merindukan sosok itu. Dia merindukan Matheo, dan sepanjang malam Aesya terus memikirkan Matheo. Aesya menganggukkan kepala dengan gugup. "Benar, Daddy," ucap Aesya, memilih menutup majalah yang sedang ia baca kemudi
Read more

Kerinduan yang Menggilai

Aesya sangat terharu, senang, dan bahagia luar biasa. "Ada apa ini?" Aesya melepas pelukannya dari sang Daddy, spontan menoleh ke arah Mommynya yang baru tiba dengan membawa secangkir kopi. Yah, kopi untuk Daddynya. "Ini kopinya." Satiya meletakkan kopi di depak suaminya. "Huh, dicariin ke ruangannya ternyata di sini. Mampus, kopimu keburu dingin," galaknya sembari memilih duduk terpisah dari anak dan suaminya. "Duduk di sini, Sweetheart," goda Gabriel sembari menepuk-nepuk pangkuannya, membuat istrinya yang sangat cantik dimatanya tersebut melotot galak ke arahnya. "Diam kamu, Mas!" horor Satiya."Sapi." Gabriel kembali menggoda, sengaja memanggil istrinya tersebut dengan sebuah panggilan istimewa serta penuh makna dalam kisah keduanya. "Nggak sudah dengar Daddymu." Satiya menatap putrinya. "Sudah gila," tambah Satiya, mendengkus ke arah suaminya. Aesya terkekeh geli dan lucu, memerhatikan Daddy dan Mommynya yang tengah ribut. Yah, ribut dengan sangat manis dan romantis. "
Read more

Kelicikan Berkedok

A--asli, Cuk, bukan halusinasi!' batin Ziea, menatap syok dan horor pada suaminya. Matanya membulat sempurna dengan mulut menganga, tetapi ditutup oleh telapak tangan sendiri. "Begini caramu menyambut suamimu?" tanya Reigha, menatap tajam dan penuh peringatan pada sang istri. Perlahan kakinya melangkah, mendekati Ziea yang perlahan mundur-- menjauh dan mengikis jarak dari Reigha. "Maaf, Mas Rei. A--aku pikir hanya imajinasi saja," ucap Ziea panik, tidak bisa mundur atau menghindar karena Reigha sudah lebih dulu melilitkan tangan di pinggang Ziea. Pria itu memeluk pinggangnya erat dan begitu possessive, seolah tak ingin melepaskan Ziea sedikit pun dari jangkauannya. "Humm?" Reigha menaikkan sebelah alis, mendekatkan wajahnya ke wajah Ziea– menempelkan bibirnya ke atas bibir Ziea yang merupakan candunya tesebut. Awalnya, bibir keduanya hanya saking menempel. Tetapi Reigha mulai bermain, menyesap dan melumat lembut benda kenyal pink kemerahan tersebut. Shit! Ini sangat manis, segar d
Read more

Sangat Marah ZieKu

"Trus ngapain kamu di sini?" tanya Lea, nadanya ketus dan tatapannya penuh dengan ketidak sukaan serta kebencian. Haiden menoleh ke arah Lea, memandang calon istrinya tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan. Intinya, itu tatapan dalam dan penuh makna. 'Ini pertama kalinya aku melihatmu marah, melihat manik indahmu penuh dengan kebencian. Azalea-ku yang selalu terlihat baik-baik saja sekarang terlihat penuh amarah.' "Aku di--di sini kan karena Kak Lea sendiri yang menyuruh. Kak Lea sakit dan menyuruhku untuk ke sini, menemani Tuan Haiden untuk fitting baju," jawab Arumika dengan nada pelan, mencicit takut-takut-- seolah-olah Lea sedang mengintimidasinya. "Kapan aku menyuruhmu ke sini, Sialan?!" teriak Lea, marah, kesal dan sedih secara bersamaan. Haiden terlihat terkejut ketika Lea berteriak dan menjerit. Tetapi dia masih diam, memilih memantau calon istrinya tersebut. Sedangkan Ziea, tangannya ditahan oleh Haiden agar tidak mendekati Lea. "Kak Lea kenapa sih?" Arumika bangki
Read more

Cemberut dan Mendiami

"Sayangnya air matamu tidak mempan, Ziea Reigha Azam! Kau membuatku sangat marah."Ziea seketika itu juga membaringkan tubuhnya di atas ranjang. "Ahck!" keluhnya, menutup wajah dengan bantal dan memilih mengabaikan Reigha. "Kau ingin aku tambah marah?" dingin Reigha. "Cik." Ziea berdecak kesal, marah dan tertekan. Dia takut pada amarah suaminya tetapi Ziea tidak terima jika Reigha marah padanya. "Duduk!" perintah Reigha, suaranya dingin, bossy dan tak menerima bantahan sedikitpun. Ziea lagi-lagi berdecak kesal dan frustasi, buru-buru duduk dengan wajah memaling ke arah lain. "Tatap aku!" titah Reigha kembali, masih dengan nada dingin dan tak terbantahkan. "Cik." Ziea lagi-lagi berdecak, menatap suaminya dengan air muka ditekuk, kesal, dan cemberut. "Kau tahu bukan jika kau sedang hamil? Kau mengemudi, itu berbahaya untuk bayi dalam perutmu dan dirimu sendiri, ZieKu. Tolonglah, tolong berhenti membuatku khawatir," ucap dan marah Reigha."Maaf …." Ziea bergumam pelan, menundukka
Read more

Salim Terus Ziea

"Daddy sendiri yang mengatakan jika akan memberi Sam adik agar Sam ada teman bermain." Samuel berucap murung. "Iya, Samuel. Ucapan Daddy benar kok. Cuma adeknya masih butuh proses agar bisa bermain dengan Samuel. Sekarang Adek masih di fase bobok manja dulu.""Ouh, Paham." Samuel menganggukkan kepala, kemudian menatap perut aunty-nya lalu mendongak sembari melayangkan tatapan aneh pada Ziea. "Apa Aunty akan melahirkan seorang adik seperti Mommy?" Ziea menganggukkan kepala dengan antusias dan riang. "Memang bisa?" Ziea melogo, balik menatap aneh dan heran pada keponakannya tersebut. "Bisalah. Kan Aunty perempuan.""Daddy bilang anak-anak tidak bisa dan tidak boleh punya anak," ucap Samuel dengan nada tegas, sontak membuat Ziea menganga lebar dengan mata melotot horor. Sedangkan Serena, dia malah tertawa terbahak-bahak. "Ada-ada saja anak Mommy ini," kekeh Serena, semakin gelak tawanya ketika melihat ekspresi lucu dan kocak Ziea. Sangat tertekan! "Berarti Paman Ega-mu pedofil ke
Read more

Ziea Mulai Nakal

Reigha yang saat ini berjalan melewati ruang keluarga, sontak berhenti melangkah ketika melihat istrinya ada di sana. Niatnya, Reigha akan ke ruangannya untuk mengurus pekerjaan. Namun karena melihat Ziea ada di sana, Reigha memutuskan untuk masuk dalam ruangan tersebut. Dia melangkah ke kerumunan, memperhatikan sang istri yang sedang salam-salaman dengan para tamu mereka. Ah, lebih tepatnya pada aunty, paman serta sepupu. Reigha mendengkus kesal, berang melihat Ziea menyalim tangan Prince dan Fathan– membuat ipar dan sepupunya tersebut terkekeh geli karena tingkah Ziea. Geli karena mereka yakin Ziea tidak sadar saat melakukannya. Bisa dikatakan, Ziea asal salam orang. Shit! Reigha sangat yakin jika Ziea tidak tahu menahu siapa yang dia salim.Kesal, Reigha berjalan ke sebelah Aurora kemudian duduk di sebelah kakak sepupunya tersebut -- menunggu giliran untuk di salam oleh sang istri. Dugaannya benar, setelah Ziea menyalam Aurora-- di mana Kakak sepupunya tersebut sudah cekikikan
Read more

Mau Mirip Siapa Daddy Rei?

"Aku sangat mencintai dia. Tolong bantu aku. Plisss!" "Haiden sendiri yang memilih Azalea, dan itu haknya." Reigha berkata datar, mengambil kotak susuk pisang dalam lemari pendingin kemudian berniat beranjak dari sana. Akan tetapi, Melodi menghadang-- sengaja merampas susu pisang dalam kemasan kotak tersebut dari tangan Reigha, isyarat agar pria yang pernah ia sukai tidak meninggalkannya. "Aku pernah merelakanmu agar bisa bersama Ziea. Tetapi sekarang aku tidak ingin merelakan cintaku lagi, Reigha. Sebagai orang yang pernah dekat denganku, bantu aku bersatu dengan Kak Haiden. Aku sangat mencintainya, Reigha. Tolong!" "Sekalipun kau menyukaiku sampai di detik ini, tetap yang kunikahi adalah Zie, bukan kau." Reigha berkata dingin. "Mudah untukku menyingkirkan orang yang menghalangi tujuanku," tambah Reigha, mengambil susu kotak di tangan Melodi kemudian berjalan berbalik. Melodi mengikuti, karena dia harus meyakinkan Reigha agar bisa membantunya. Hanya pria ini yang dapat menolong
Read more

Kebahagian Indah

"Selamat untuk pernikahannya, Deden. Semoga menjadi suami yang baik dan panutan untuk anak-anak Kakak kelak," ucap Ziea yang saat ini berada dalam pelukan hangat Kakaknya. Yah, hari yang dinanti-nanti akhirnya terjadi. Haiden Mahendra dan Azalea Ariva telah resmi menjadi pasangan suami istri. Begitu juga dengan Matheo Alexadro dan Aesya Abbas Azam.Ziea sudah menemui Matheo dan Aesya, kini giliran Ziea memberikan selamat untuk kakak dan sahabatnya. "Humm." Haiden berdehem pelan, masih memeluk adiknya erat dan hangat. Mungkin jika bukan karena adiknya, Haiden tidak akan bertemu dengan sosok perempuan yang telah resmi menjadi istrinya tersebut. "Apapun yang akan terjadi, kau tetap menjadi adik kesayangan Kak Deden," bisik Haiden, mengecup kening Ziea lalu melepas pelukannya dari sang adik. Ziea tersenyum lembut pada Haiden lalu berpindah untuk memberikan selamat pada sahabatnya tersebut, di mana Lea langsung berhambur ke pelukan Ziea dan langsung menangis. Keduanya saling menangis,
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
34
DMCA.com Protection Status