Semua Bab Sentuhan Panas Suami Dingin : Bab 121 - Bab 130

337 Bab

Si Bodoh

Brak'Bug'Buku tebal ditangan Reigha seketika melesat cepat, melayang dan langsung mengenai wajah Brigan. "Argk." Brigan meringis sakit. Aesya dan Lea yang kaget sontak berdiri, menatap pucat pias ke arah Brigan yang sedang memegang kening. Hell! Keningnya berdarah!"Apa masalahmu, Hah?" teriak Brigan marah, menatap tajam dan murkah ke arah Reigha. Persetan siapa Reigha di keluarga ini! Apa yang Reigha lakukan barusan itu sangat keterlaluan. Sejak awal dia memang kurang suka pada Reigha, selain karena pribadinya yang terlalu dingin serta cuek, juga karena sering merasa paling berkuasa. "Apa masalahku?!" dingin Reigha berdesis sangat rendah dan pelan, dia berdiri dari tempat duduknya lalu melangkah mendekati Brigan. Tatapan matanya tajam, tangannya mengepal kuat serta rahangnya yang mengetat dan mengeras. Reigha menarik kerah baju Brigan, hanya sekali sentakan dan membuat pria itu berdiri. Aesya dan Lea menjauh dari sana, merapat tubuh mereka ke arah Haiden. Demi Tuhan meraka ket
Baca selengkapnya

Si Paling Terlambat

Dengan lembut, Reigha membaringkan tubuh istrinya di atas ranjang. Dia menghela napas pelan, sembari duduk di sebelah Ziea yang terlihat memejamkan mata. Tangan Reigha terulur, menyentuh pinggiran wajah istrinya– membelainya dengan lembut. "Aku tahu kau hanya berpura-pura," ucap Reigha pelan dan rendah– memperhatikan kelopak mata istrinya yang bergerak-gerak. "Buka matamu, ZieKu," tambahnya dengan suara serak, berat dan rendah. Ziea membuka mata, langsung menyengir gugup ke arah suaminya. "Kalau aku tidak begitu, Mas Rei tidak akan berhenti memukuli dia kan?" "Humm." Reigha berdehem singkat, menatap sayup ke arah istrinya, "aku tidak akan membiarkan siapapun merebutmu dariku, ZieKu. Aku tidak akan segan-segan melenyapkannya," tambah Reigha dengan nada lirih dan sangat rendah. Ketakutan terbesar Reigha adalah kehilangan Ziea. Baginya, Ziea adalah segalanya. Dia warna, kehidupan serta kebahagiaan bagi Reigha. "Aku juga tidak ingin dengan pria manapun. Sejak kecil-- aku maunya hanya
Baca selengkapnya

Habis Ziea Terbitlah Aesya

"Tidak kusangka ternyata kau sudah menikah. Aku … terlambat."Ziea hanya cengengesan sebagai jawaban, menggaruk daun telinga karena tak tahu harus menjawab apa. Jujur saja, dia cukup kaget karena Brigan menyukainya. Dilihat dari sudut manapun, Ziea tak bisa melihat rasa suka pria ini padanya. Malah dia mengira jika Brigan menyukai Aesya. Karena dari dulu Brigan memang lebih dekat dengan Aesya dibandingkan dengan Ziea atau Serena. "Kau sedang hamil?" tanya Brigan. "Iya, Kak." Ziea menganggukkan kepala sembari tersenyum seadanya pada Brigan. "Kau sangat can …-" Sebelum ucapannya selesai, tiba-tiba saja pintu lift terbuka– memperlihatkan Reigha dengan tatapan mematikan dan wajah dingin penuh ancaman. Brigan sontak mundur beberapa langkah, menjauhi Ziea sembari menatap pucat pias ke arah Reigha. "Mas Rei," ucap Ziea, langsung berhambur ke pelukan suaminya– sengaja karena dia takut Reigha maupun dan Brigan kembali berkelahi. Cup'Reigha mengecup bibir Ziea lembut, tersenyum manis sem
Baca selengkapnya

Cinta Yang dipermasalahkan

"Aesya, bagaimana jika kau saja yang menikah denganku? Aku batal menikah dengan Ziea dan kau bisa menggantikan Ziea. Kau mau menikah denganku?" tawar Brigan, seketika menghentikan langkah Aesya. Aesya menoleh ke arah Brigan, menatap pria tersebut dengan raut muka kesal bercampur tak terima. "Aku tidak yakin menikah dengan pria sepertimu." "Kenapa? Rafael dan Maxim setuju jika kita menikah. Mereka tahu aku layak menjadi suami untuk adik mereka ini." Brigan berusaha meyakinkan. "Aku layak dan pantas menjadikanmu suami. Aku punya segalanya, Aesya. Dan kau … kau akan bahagia bersamaku."Aesya diam sejenak, menatap muak dan malas ke arah Brigan. "Aku tidak tahu sesakit apa rasanya cinta sepihak. Tetapi melihatmu bodoh seperti ini, aku yakin rasanya pasti sangat sakit. Maaf, tapi aku tidak ingin menikah dengan pria patah hati." Setelah mengatakan itu, Aesya segera beranjak dari sana. Dia buru-buru masuk dalam ruangan Reigha karena di sana Matheo sudah menunggunya. Yah, ada banyak pekerja
Baca selengkapnya

Kau Tidak Berhak Reigha!

"Kalian rela adik kesayangan kalian menikah dengan pria yang bahkan orang tuanya dia tidak tahu siapa?!"Deg deg deg'Matheo mengepalkan tangan, mengatupkan rahang dengan tatapan mata tajam dan raut wajah gusar. Dia sejak tadi hanya diam, tetapi pria ini terus menyeret namanya dalam masalahnya. Siapa yang terima ketika dirinya dihina serta direndahkan?! "Matheo, kau menyukai Aesya?" tanya Rafael, memicingkan mata– menatap serius ke arah Matheo. Wajahnya tak bersahabat, ini menyangkut masa depan adiknya. "Abang El!" Aesya memekik dsn memperingati. "Matheo tidak akan menjawab, El. Dia loser, rendahan dan tidak punya apa-apa. Cih, berani dan lancang sekali dia berpikir untuk menikahi Aesya! Hanya pecundang tanpa status sosial," geram Brigan, menatap sinis dan meremehkan pada Matheo. "Hidup di panti dan kekurangan kasih sayang. Apa pria seperti itu layak untuk princess Aesya? Yang ada dia menyiksa dan membuat Aesya menderita," tambah Brigan. Brak'Matheo yang sudah tak tahan di hina o
Baca selengkapnya

Ziea adalah Rumah Reigha

"Keputusanmu tidak dibutuhkan! Masih ada Maxim dan Rafael!" Brigan berkata tak terima. Jika dia tidak bisa mendapatkan Ziea, maka dia harus mendapatkan Aesya. Bagaimanapun caranya! "Kau mau ditanam atau dikremasi? To the point saja, Brigan," ucap Reigha dingin dan rendah, dia menatap tajam ke arah Brigan– melakukan peregangan di leher kemudian berdiri. Baru satu langkah, Brigan buru-buru berdiri dari tempat duduknya kemudian segera beranjak dari sana. Brak'Brigan keluar dari ruangan tersebut, menutup pintu secara kencang, mungkin sangking takutnya dia. Reigha berdecis pelan, kembali duduk ke tempatnya– meraih bukunya kemudian kembali membaca, menampilkan raut muka tenang. "Usir tamu mu itu dari sini," ucap Reigha melirik sekilas ke arah Rafael. Rafael mendengkus pelan. "Cik, kita sudah sepakat mengikut sertakan Brigan masuk dalam klan. Dia dibutuhkan, keterampilannya dalam menembak dan merakit senjata sangat bagus, Rei.""Mulutnya sampah," ucap Reigha singkat. Maxim memangut pe
Baca selengkapnya

Menghukum Daddy

"Tidak, Nak," tambahnya sembari menggelengkan kepala panik. "Daddy lebih percaya pada orang lain dibandingkan anak Daddy sendiri yah," tuntut Ziea dengan masih menatap galak ke arah Gabriel. "Re--Rei mengadu padamu?" tanya Gabriel dengan mata melotot, menatap tak percaya pada menantunya tersebut. Ah, begini lah jika keponakannya yang sudah dianggap anak sendiri menikah dengan putranya. Cik! Menuntut dan suka melabrak. Tetapi tidak apa-apa. Bukankah itu bukti jika menantunya ini sangat mencintai putranya?! Kalau begitu putranya beruntung punya istrinya yang siap melindungi dirinya, tanpa kenal siapapun– asal terobos demi melindungi suami. "Humm. Daddy Gabriel jahat sekali pada Mas Reigha, orang Mas Reigha nggak salah apa-apa kok," celutuk Ziea dengan nada cemberut. "Duduk dulu, Nak," ucap Gabriel, mempersilahkan Ziea untuk duduk. Ziea duduk di depan ayah mertuanya, wajahnya ditekuk dan muram. "Coba Daddy yang di posisi Mas Rei, Kakek Exam lebih percaya pada orang lain dibandingka
Baca selengkapnya

Hati Mungil yang Tersakiti

"Jadi Zie tahu apa masalah Masnya dengan Brigan?" tanya Satiya baik-baik, setelah dia selesai memberikan hukuman pada suaminya.Ziea menganggukkan kepala, pindah duduk di sopa ruangan kerja Daddynya tersebut. Gabriel juga pindah, duduk tepat di sebelah sang istri tercinta. Sapi! Sedangkan Thomas, dia sejak awal sudah duduk di sebuah sofa singgel– bersebelahan dengan Ziea. "Tahu, Mom." Wajah lawak Ziea mendadak hilang, berganti dengan air muka serius. "Awal mulanya Kak Brigan baik-baik saja dengan Mas Reigha. Trus-- tiba-tiba saja ketika kami semua lagi nyantai sambil milih gaun pernikahan untuk Lea, Brigan datang dan nggak ada angin nggak ada hujan, dia lamar Ziea, Mommy, Daddy. Ya-- Mas Rei marah. Jadinya mereka bertengkar. Mas udah bilang kalau aku itu istrinya, tapi Kak Brigen kayak nggak terima. Yaudah, habis dia sama Masnya." "Trus … habis itu dia minta maaf ke Mas Rei. Tapi berulah lagi dengan melamar Kak Eca. Kalau cuma melamar saja kan nggak masalah, tetapi ini kesannya sep
Baca selengkapnya

Kapal Yang Akan Karam

"Aduh," ucap Ziea pelan, mengeluh dsn meringis lirih ketika akan masuk dalam kamar tetapi seseorang menarik kerah bajunya– membuat langkah Ziea yang akan memasuki kamar terhenti. "Mas?" ucap Ziea pelan, ketika menoleh ke belakang dan mendapati suaminya lah yang sedang menahan kerah bajunya. "Kenapa, Mas Rei?" tanya Ziea bingung, menaikkan kedua alis sembari memerhatikan wajah flat sang suami. Hais, wajah flat ini sedikit menyebalkan karena Ziea tidak bisa menebak apa yang suaminya rasakan dalam sana. Dia tak tahu pria ini tengah marah, senang atau sedang sedih. Ekspresinya terlalu flat. Reigha melepas tangannya dari kerah baju sang istri. "Masuk," titahnya dingin. 'Apa sih? Nggak jelas banget. Aku diberhenti-berhentiin trus disuruh masuk. Why?!' gerutu Ziea dalam batin, memilih menurut dan masuk dalam kamar. Ziea langsung duduk di sofa depan TV dalam kamarnya kemudian menyalakan televisi. Namun, baru mendengar tawa animasi kesukaannya, tiba-tiba saja Reigha datang dan langsung me
Baca selengkapnya

Merendahkan Pemilik Hati

"Maaf, tetapi aku menolak lamaran ini," ucap Aesya dengan nada tegas, menatap datar ke arah orang tua Brigan. Hal tersebut membuat Topan dan Esma (orang tua Brigan) menatap Aesya dengan air muka tak terima serta sedikit kesal. "Kenapa, Sayang? Bukankah kamu dan Brigan berpacaran?" ucap Esma sembari menatap Aesya muram, "daripada kalian terus berpacaran dan tak ada kejelasan, lebih baik kalian menikah. Brigan mengatakan hubungan kalian sudah jauh." Aesya menatap kedua orang tuanya, menggelengkan kepala-- pertanda jika dia tidak seperti yang paman dan Tantenya katakan. "Aku tidak pernah berpacaran, Tante. Baik dengan anak Tante maupun dengan pria diluaran sana. Selama ini, aku fokus ke diriku sendiri– menikmati kehidupanku tanpa terusik oleh yang namanya berpacaran," jelas Aesya. "Maaf, Tante dan Om, tolong hargai keputusanku. Aku tidak ingin menikah dengan Brigan," tambah Aesya selanjutnya. "Ta--tapi kenapa? Ada yang salah dengan putraku atau …-" Tiba-tiba Esma memicingkan mata, m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
34
DMCA.com Protection Status