Jantung Aesya berdebar kencang dan tak karuan dalam sana, menatap Matheo yang juga menatapnya dengan serius, dalam dan intens. ***Deg deg deg Tidak tahan dengan tatapan Matheo, Aesya sontak memalingkan wajah. Dia berdecak dan mendengkus kesal– berusaha menutupi sesuatu yang membuatnya resa dan gelisah. Hell, ada apa dengannya? Tatapan itu-- tatapan Matheo membuatnya melemah. Aesya tidak suka ini. "Cik, aku sedang bekerja, Matheo," ketus Aesya, memperingati Matheo agar tidak menggangunya."Ouh, berarti setelah Nona selesai bekerja, kita bisa menikah?" "Sinting." Aesya bergumam pelan, kembali mendengkus. Namun, detik berikutnya dia tersenyum tipis– geli karena ucapan Matheo. Antusias seperti anak kecil. Cih. "Anda cantik jika sedang tersenyum," goda Matheo, memperhatikan senyuman indah Aesya. "Diam!" Aesya berucap setengah memekik, reflek memalingkan wajah untuk menyembunyikan raut mukanya yang malu-malu serta salah tingkah. "Cik, pulang saja, Matheo. Kau lebih baik istirahat dari
Read more