Share

Harapan Ibu yang Tersakiti

"Apa?" Pada pria di sana– minus Fauzan dan Matheo, sama-sama menyeru kata 'apa. Mereka sama-sama penasaran sebab Aesya sempat menyebut nama Ziea dan Aayara.

"Aku sedang bertanya," ucap Reigha kembali, menyunggingkan smirk tipis dan kembali membaca buku– hal tersebut membuat wajah saudaranya muram dan menahan kesal.

"Sialan kau, Ega! Aku sudah serius!" ketus Rafael, Reigha hanya diam– tak terusik sama sekali sembari fokus membaca bukunya.

"Kau semakin mirip dengan Zebra. Menyebalkan!" dengkus Haiden.

"Kenapa kalian tidak periksa sendiri? Siapa tahu mereka sedang berkumpul di satu tempat," ucap Reigha santai.

Tanpa mengatakan apa-apa, Maxim seketika beranjak dari sana. Di susul oleh Rafael dan juga Haiden. Sedangkan Brigan, karena Reigha hanya diam dan memilih fokus pada buku tebalnya, Brigan memilih beranjak dari sana.

Untuk apa dia bertahan di sana, menonton Reigha yang sedang membaca buku? Cih, lebih baik dia kembali di kamarnya dan memilih menonton tembok di kamar. Setidaknya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
nor Ain
aku bisa tersnyum spjg mmbaca kisah mereka.. rukun namun lucu smua ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status