"Serius napa, Ziea?" ucap Lea kesal dan dongkol, masih dengan pembahasan yang sama– apa kunci yang Ziea maksud sebelumnya. "Iya, Nyonya. Saya terlanjur penasaran dengan kunci yang ada maksud," ucap Matheo, menimpali perkataan Lea. Ziea mengibas tangan di depan wajah, "kuncinya mah berusaha dan berdoa," ucap Ziea, mendapat dengkusan dari Lea. "Mendadak tobat si Bangke ini. Yang serius lah!" "Aku serius, Monyet. Satu tambah satu berapa?" "Dua." Lea dan Matheo sama-sama menjawab. "Nah itu tahu." Ziea berucap nyolot. "Jangan sampai aku berubah jadi Pak Ladi sing yah!" Lea mengelus dada, menahan kesal dan dongkol pada sahabatnya tersebut, "hubungannya satu tambah satu apa sama kunci inggris, Cuk?! Ah, harus jadi bakso urat kalau bicara sama bangke satu ini." "Heh, Taik. Makanya otak itu jangan dijadikan pajangan doang. Sesekali digunakan, Cuk. Satu tambah satu sama dengan dua itu cuma kiasan." Ziea balik mengomel. Matheo hanya bisa menatap aneh, nanar dan tertekan diantara para
Baca selengkapnya