Share

Kelicikan Berkedok

A--asli, Cuk, bukan halusinasi!' batin Ziea, menatap syok dan horor pada suaminya. Matanya membulat sempurna dengan mulut menganga, tetapi ditutup oleh telapak tangan sendiri.

"Begini caramu menyambut suamimu?" tanya Reigha, menatap tajam dan penuh peringatan pada sang istri. Perlahan kakinya melangkah, mendekati Ziea yang perlahan mundur-- menjauh dan mengikis jarak dari Reigha.

"Maaf, Mas Rei. A--aku pikir hanya imajinasi saja," ucap Ziea panik, tidak bisa mundur atau menghindar karena Reigha sudah lebih dulu melilitkan tangan di pinggang Ziea. Pria itu memeluk pinggangnya erat dan begitu possessive, seolah tak ingin melepaskan Ziea sedikit pun dari jangkauannya.

"Humm?" Reigha menaikkan sebelah alis, mendekatkan wajahnya ke wajah Ziea– menempelkan bibirnya ke atas bibir Ziea yang merupakan candunya tesebut.

Awalnya, bibir keduanya hanya saking menempel. Tetapi Reigha mulai bermain, menyesap dan melumat lembut benda kenyal pink kemerahan tersebut. Shit! Ini sangat manis, segar d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status