Home / Romansa / Terperangkap Cinta Janda Perawan / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Terperangkap Cinta Janda Perawan: Chapter 1 - Chapter 10

70 Chapters

Bab. 1 Hai, tante Helena.

"Sial!" umpat Ezra, di atas ranjang. Meski sudah ditepisnya, entah mengapa Helena terus saja menari-nari di pikirannya. Parasnya yang cantik dengan hidung bangir itu, tak jarang masuk ke alam mimpi Ezra. Bahkan ia terpesona dengan bentuk tubuhnya yang tidak seperti wanita berusia 39 tahun pada umumnya. Tidak ada garis keriput sama sekali di sekujur tubuhnya, kalah dengan gadis-gadis kembang desa di sana. “Ahh ... tante Helena, kenapa kamu begitu cantik, sih? Aku, ‘kan jadi pengen!”Ezra semakin menggila. Bahkan pria itu sudah berandai-andai menikahi ibu dari sahabatnya. Tak peduli umur berselisih 15 tahun, yang penting ia harus mendapatkan hati wanita yang mengelabui pikirannya.'Pokoknya aku harus mendapatkan tante Helena,' pikirnya.Diambilnya, ponsel lalu mengirimkan pesan pada Helena.[Tepat jam 8 malam, aku tunggu di Restoran biasa kita bertemu.]Di sisi lain, Helena mengulas senyumnya kala membaca pesan dari seorang yang tidak dikenal. Meski demikian, ia yakin bahwa sang kekas
Read more

Bab. 2 Helena milik Ayah, Zra!

Bisikan dari Nico, menggema ke gendang telinganya, membuat Ezra tidak bisa lagi menahan kesabarannya."Tapi bukan Tante Helena juga, Yah. Aku tidak terima!" sentak Ezra ditemani netranya berubah merah, menahan amarah yang tak mungkin diluapkan. Karena wanita berpakaian seksi itu menghadang, berdiri di tengah-tengah."Helena siapa, Mas?" tanya wanita bertubuh seksi itu. "Sebaiknya kamu pergi. Jangan ganggu urusan Ayah!" ujar Nico menatap tajam padanya, ia bergegas pergi sambil menggandeng tangan wanita seksi itu.Ezra mendengus kesal. Ia beranjak kembali masuk ke mobil. Mengacak-ngacak rambutnya yang tertata rapi. Bingung, berkutat di dalam pikirannya yang terus mencari solusi.Brugh! Ezra membanting pintu kamarnya, bahkan merentangkan tubuh di atas ranjang tanpa melepas jas hitam yang di kenakannya."Ezra, keluar!" teriak Nico.Pria muda yang sedang menenangkan pikiranya, mendengus kesal. Bergegas menemui sang ayah yang berada di balik pintu."Ada apa?""Baru kali ini kamu peduli kep
Read more

Bab. 3 kepergok di Hotel

Helena tercengang. Kali ini, wanita itu tidak bisa berkomentar. Ia pikir ucapan kekasihnya beberapa hari yang lalu hanya omong kosong biasa."Sayang?" Panggilan dari Nico menyadarkan lamunan Helena."I–iya Mas?" tanya Helena terbata-bata.Nico mengulas senyumnya. "Kenapa? Kamu bisa menemani Mas, 'kan?" Helena mengangguk, tanpa mengeluarkan suara.Kedua pasangan itu segera pergi ke suatu tempat. Helena duduk di samping Nico yang sedang fokus melajukan mobil. Tak lama Nico memarkirkan mobilnya di depan gedung yang begitu megah. Bahkan sangat jelas namanya menghias di depan gedung tersebut. Di ukir menggunakan bunga berwarna-warni yang begitu indah."Helena dan Nico?" tanya Helena, melirik Nico yang sedang tersenyum kepadanya."Memangnya kamu lupa dengan pesta pernikahan kita yang akan di langsungkan seminggu kemudian?" Nico mencolek dagu Helena, membuat wanita itu mengulum senyum."Ti– tidak, tidak. Rasanya tidak percaya saja, mas Nico akan menikahiku secepat ini." "Ayo, kita masuk!"
Read more

Bab. 4 Nico tertipu

"Ezra, jaga etikamu!" Nico yang terbelalak akan kedatangan sang anak, ia bergegas bangkit dan mendekati Ezra, Helena menghela napas panjang, ia merasa lega akan kedatangan Ezra."Kenapa kamu lancang seperti ini?""Jika bukan tante Helena wanitanya, aku tidak peduli!" sentak Ezra. Pria muda itu berjalan mendekati Helena."Apa Tante baik-baik saja?" tanya Ezra, Helena mengangguk tanpa mengeluarkan suara."Sebegitu pedulinya kamu kepada Helena." "Karena tante Helena adalah kekasihku!" Nico terbelalak, tatapan tajam darinya tertuju kepada Helena. Helena menggeleng cepat, ia bangkit mendekati Nico. "Ezra bohong, Mas. Jangan percaya."Nico yang kini menatap kebencian pada Helena, ia berkata, "Dasar wanita rakus. Kamu sudah menghabiskan hartaku, bisa-bisanya kamu juga punya hubungan dengan anakku."Nico bergegas pergi, di temani emosi yang sudah mencapai ubun-ubun. Membuat Helena berlari mengejar Nico. "Mas, aku berani bersumpah tidak punya hubungan apa pun dengan Ezra." "Tante!" Tak ma
Read more

Bab. 5 Kebusukan Nico

Kini, wanita keturunan Indonesia-Belanda itu sedang meratapi nasibnya. Ia tatap kekayaan yang mengelilingi rumahnya itu, membayangkan jika sang kekasih benar-benar marah padanya. Pastinya ia tidak mungkin mendiami rumah itu lagi."Astaga ... kenapa hubunganku dan mas Nico menjadi rumit seperti ini! Dasar bocah kecil pembawa sial. Gara-gara Ezra aku tidak bisa tidur nyenyak," keluh Helena. Jangankan untuk tertidur, hatinya dipenuhi keresahan karena takut kekasihnya tiba-tiba pergi darinya."Helena?" Wanita yang sedang duduk di sofa ruangan utama bergegas bangkit, ia menyeka air matanya. Raut wajah kesedihan, diganti dengan senyum semringah. Suara itu sangat di kenal olehnya yang tak lain adalah Nico."M–mas?"Setelah membuka pintu, ia mendapati Nico yang langsung berlutut di depannya. "Maafkan aku, Helena. Ya, sekarang aku jujur padamu jika aku mempunyai istri tiga, tetapi kamu harus percaya padaku jika nantinya kamu menjadi istri terbaikku!"Bak disambar petir, jantung Helena berhent
Read more

Bab. 6 Lidah ini terasa kelu

Tidak sampai di situ, emosi yang memuncak masih di rasakan oleh Nico. Setelah ia pergi dari hadapan pemuda itu, ia bergegas menemui Ezra. Jam tangan menunjukkan angka 11 siang, itu tandanya sang anak masih berada di kantornya."Ezra ... Ezra!" Suara bariton yang menggema seisi perusahaannya, membuat beberapa karyawan begitu ketakutan mendapati Nico yang memasang raut wajah garang, tetapi Ezra tetap santai mengunci ruangannya."Ezra, kenapa kamu tega membuat ayah hancur seperti ini?" teriak Nico yang sudah berada di balik pintu ruangan Ezra. "Ezra, KELUAR!" begitu murkanya Nico saat ini kepada sang anak.Pria muda yang sedang santai duduk di kursi berputar, ia mematikan layar laptop di depannya. Akhirnya Ezra bangkit menemui sang Ayah. "Ada apa, hmm?" Ezra mengangkat kedua alisnya. Ia merasa puas, karena sudah pasti sang Ayah membongkar kebodohannya sendiri kepada Helena."Jangan terlalu percaya diri kamu bisa mendapatkan Helena begitu saja," pelik Nico menatap tajam kepada Ezra."De
Read more

Bab. 7 Sedikit curiga

"Lebih baik kamu pergi dari sini. Jangan sampai gara-gara tingkahmu, aku di permalukan di tempat kerjaku sendiri!" perintah Ezra."Urusan kamu denganku belum selesai!" Mateo masih memasang tatapan tajam. Ia mendengus kesal, yang akhirnya pergi meninggalkan Ezra. Pemuda yang kini menjabat sebagai CEO di perusahaan sang Ayah, ia kembali lagi duduk di kursi berputar. Sedikit memijit keningnya karena pening, ia tak habis pikir kepada sahabatnya yang seharusnya marah kepada Nico, bukan pada dirinya.Melanjutkan pekerjaannya pun sudah pusing, akhirnya Ezra bergegas pergi dari perusahaan itu."Selamat siang, Pak!" Seorang wanita sebagai karyawannya menyambut Ezra yang baru saja keluar dari ruangannya."Siang," jawab Ezra santai, la melanjutkan langkahnya, tetapi wanita itu mengejarnya."O, ya, Pak. lima belas menit lagi klien dari perusahaan sebelah akan datang." Mendengar ucapan wanita tersebut, Ezra menghentikan langkahnya."Wakilkan saja," sahut Ezra."Ta– tapi, Pak. Jika klien itu tidak
Read more

Bab. 8 Maafkan aku, Zra.

Mateo yang sama sekali tidak di cegah oleh beberapa satpam di rumah Ezra ia bergegas lari ke kamarnya. Nico membiarkan Mateo. Ia masuk ke kamar dengan perasannya diselimuti rasa gembira. "Kamu salah memilih Ayah menjadi pesaing mu, Zra!" Langit-langit kamar menjadi saksi melihat Nico menghamburkan senyum sumringahnya. "Ezra! Ezra!" Ezra menghela napas panjang. Suara bariton yang sangat ia kenal terdengar jelas di balik pintu. "Untuk apa Mateo datang menghampiriku di malam ini?" "Ezra!" Pria muda yang sudah menggunakan piyama putih perlahan bangkit. Sedikit berkaca dan ternyata ketampanannya masih terlihat tampan."Ada apa?"Mateo yang sudah menatap tajam padanya, langsung melayangkan satu pukulan kepada Ezra. "Di mana, Mamah?"Ezra meringis perih, mengusap pipi yang mendadak merah akibat perlakuan sahabatnya. "Kenapa kamu mencari Tante Helena di sini?" Bukannya menjawab, Mateo dengan keadaan emosinya melayangkan pukulan lagi kepada Ezra di pipi yang lain. "Katakan!""Apa maksud
Read more

Bab. 9 Hutang?

Membayangkan kejadian malam tadi berjalan sempurna, membuat Nico di pagi hari ini begitu segar di sekujur tubuhnya. Ia berkaca sambil menyisir rambutnya yang sudah sebagian putih, ditemani senyum manis yang merias raut wajahnya. "Sebentar kita menikah, Helena. Sudah pasti Ezra kalah dalam permainan ini!"Ting!Terdapat notifikasi masuk dalam ponsel, ia bergegas mengambilnya yang tergeletak di atas ranjang.[Maaf, Tuan. Tadi malam kami tidak berhasil menculik nona Helena]Ia remas ponsel yang di genggamnya, dengan netra yang mendadak merah. "Sial!" umpat Nico. Deru nafasnya kembali memburu setelah membaca pesan dari salah satu asistennya.[Dasar goblok! Lalu, sekarang kemana Helena pergi?]Tak lama seseorang itu membalas pesannya.[Kami tidak tahu.]Nico yang kelabakan karena saling takutnya kehilangan Helena, ia langsung menelepon kekasihnya.Tuut!Tuut!Tuut!"Astaga!" Tak sampai di situ, Nico pun bergegas mengirim pesan padanya.[Helena. Cepat kamu datang ke rumahku. Jangan salahk
Read more

Bab. 10 Mateo menolak.

"Bisa jelaskan padaku, kenapa Tante bisa tahu pak Tua itu mempunyai tiga istri?" Helena menghela napas panjang, ia tak menjawab yang nyatanya sedang membuka kunci pintu rumah itu."Tante jelaskan di dalam." Ezra mengangguk. Mengikuti langkah Helena dan Mateo yang sudah di dalam rumah tersebut.Ezra bergidik, banyak sekali laba-laba bersarang di sudut ruangan itu. Melirik ke kanan dan ke kiri pun ia sedikit jijik untuk menduduki sofa kotor yang sudah di tempati Helena dan Mateo."Kamu jijik, ya? Sebentar!" Melihat keraguan dari raut wajah Ezra, Helena bergegas mengambil sehelai kain yang berada di dalam lemari. Di gelarnya salah satu sofa untuk di duduki Ezra.Ezra menyeringai. "Terima kasih, Tan.""Ok. Sekarang bisa jelaskan kepadaku?" tanya Ezra. Ia sebenarnya sudah tahu. Namun, mengingat kedekatannya dengan Helena sulit dicapai, pertanyaan itu hanya menjadi alasan saja."Baiklah ... Malam itu ada seseorang yang mengirim pesan kepada tante. Hingga akhirnya tante sendiri menemuinya d
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status