Share

Bab. 4 Nico tertipu

Author: Winufi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ezra, jaga etikamu!" 

Nico yang terbelalak akan kedatangan sang anak, ia bergegas bangkit dan mendekati Ezra, Helena menghela napas panjang, ia merasa lega akan kedatangan Ezra.

"Kenapa kamu lancang seperti ini?"

"Jika bukan tante Helena wanitanya, aku tidak peduli!" sentak Ezra. Pria muda itu berjalan mendekati Helena.

"Apa Tante baik-baik saja?" tanya Ezra, Helena mengangguk tanpa mengeluarkan suara.

"Sebegitu pedulinya kamu kepada Helena." 

"Karena tante Helena adalah kekasihku!" 

Nico terbelalak, tatapan tajam darinya tertuju kepada Helena. Helena menggeleng cepat, ia bangkit mendekati Nico. 

"Ezra bohong, Mas. Jangan percaya."

Nico yang kini menatap kebencian pada Helena, ia berkata, "Dasar wanita rakus. Kamu sudah menghabiskan hartaku, bisa-bisanya kamu juga punya hubungan dengan anakku."

Nico bergegas pergi, di temani emosi yang sudah mencapai ubun-ubun. Membuat Helena berlari mengejar Nico. 

"Mas, aku berani bersumpah tidak punya hubungan apa pun dengan Ezra." 

"Tante!" Tak mau kalah, Ezra pun mengejar keduanya. Ia berhasil meraih tangan Helena. Membiarkan Nico masuk ke dalam mobil.

Helena mendengus kesal, ia membalikkan badan seraya melayangkan tangannya, menampar Ezra sangat kencang.

"Cukup, Ezra. Kenapa kamu menghalangi hubungan kami?" 

"Ka– karena aku sangat mencintai, Tante," ujar Ezra lirih, meringis perih sambil mengusap-usap pipinya yang mendadak merah.

"Cinta dari mana, hah? Kalau kamu cinta sama Tante, seharusnya kamu bahagia melihat Tante dekat dengan Ayahmu yang jelas-jelas bisa membahagiakan Tante!"

"Itu tidak mungkin, Tan," sahut Ezra.

"Ingat! Tante hanya mencintai mas Nico, tidak ada yang lain, apalagi kamu!" 

Tunjuk Helena kepada Ezra dengan tatapan tajam. Wanita itu pergi, menjauh dari Ezra di temani amarah yang masih meronta-rota.

Ezra yang masih mengamati Helena di dalam mobil, akhirnya bergegas menghampirinya. Tidak tega melihat Helena berdiri sendirian menunggu taksi.

Begitu keras kepalanya pemuda itu, menepis rasa sakit hatinya yang sudah di cecar oleh pujaan hatinya. 

"Ayo aku antar!" tawar Ezra yang sudah berdiri di samping Helena. Wanita itu sama sekali tidak menggubris ucapan Ezra.

"Tan, mana ada taksi lewat jam 2 malam seperti ini. Apa Tante mau ada seseorang yang sengaja menjahati Tante? Diculik, dirampok, ah, pokoknya kejahatan malam yang lain." Ezra membual, membuat Helena mendelikkan mata padanya.

"Kau pelakunya!"

"Ayolah ..."

Helena berpikir sebentar. Akhirnya Helena mau di antar oleh Ezra, karena tubuhnya sudah menggigil. Di temani rasa nyeri di hati karena Nico tega meninggalkannya, ia masuk ke mobil dan duduk di samping Ezra.

"Kenapa Tante mau di ajak ke hotel itu?" tanya Ezra. 

"Kenapa kamu berada di sana?" tanya balik Helena.

"Karena gak mungkin membiarkan pujaan hatiku terluka, meskipun oleh Ayahku sendiri." 

"Tutup mulutmu!" Pekik Helena, yang akhirnya Ezra bungkam tanpa kata. 

Hatinya merasa senang yang akhirnya pujaan hatinya luluh berduaan dengannya, meskipun jawaban Helena ketus bahkan menyeramkan.

"Kenapa kamu mengatakan kepada mas Nico kalau aku adalah kekasihmu?" tanya Ezra.

Ezra mengacuhkannya ia fokus melajukan mobil dengan tatapan ke depan. 

"Ezra!" tanya Helena bernada tinggi.

"Hmm!" Deheman dari Ezra, membuat Helena mendengus kesal.

"Jawab. Sekarang mas Nico marah padaku bahkan menyebutku dengan sebutan wanita rakus. Padahal aku selalu mengacuhkanmu!" 

Ezra seperti tidak punya telinga, sama sekali tidak menggubris ucapan Helena.

"EZRA!" Teriaknya di dekat telinga Ezra.

"Tutup mulutmu!" sindir Ezra, apa yang diucapkan Helena, kembali diucapkan olehnya.

"Astaga ... buka mulutmu!" 

"Aaaaaa!" Dengan santainya Ezra menganga, membuat Helena mengacak-ngacak rambutnya karena frustrasi.

"Bukan itu maksudku. Jawab. Kenapa kamu menuduhku kekasihmu?" tanya Helena dengan tatapan tajam.

"Karena di mimpiku memang seperti itu!" jawab Ezra santai.

Helena menggeleng. "Tolong jelaskan kepada mas Nico, jika ucapanmu itu tidak benar. Jangan membuat hubunganku dengannya berantakan seperti ini!" 

Ezra menoleh pada Helena, seraya memicingkan mata. "Yakin minta tolong padaku?" 

Helena mengangguk. 

"Ok!"

Perdebatan itu akhirnya usai. Keduanya tak banyak lagi berbicara karena Ezra sudah menepikan mobilnya di depan gerbang rumah Helena. 

Wanita itu bergegas keluar dari mobil. "Ezra, Tante mohon dekatkan lagi hubungan Tante dengan mas Nico."

Ezra mengangguk, ia melajukan mobilnya kembali. Bukan pria muda yang bodoh baginya, karena nyatanya di pikiran Ezra sudah berencana untuk menghancurkan kedekatan Helena dan sang Ayah.

Tiba di kediamannya ...

Ezra tersenyum licik, melihat sang Ayah yang berdiri di depan teras rumahnya, membayangkan amarah Nico akan mencecarnya. Pria muda itu menghela napas panjang mencari energi untuk bisa menerima amukan sang Ayah.

"Selamat malam, Ayah." Ujarnya santai sembari berjalan melewati Nico yang menatap tajam padanya.

Nico menarik jas hitam Ezra untuk menghentikan langkah. "Kenapa kamu bisa tahu Ayah dan Helena berada di hotel itu?"

"Karena Ayah membawa belahan jiwaku," jawab Ezra santai, tanpa menoleh padanya.

“Lupakan Helena, jangan sampai Ayah benar-benar marah padamu!” pekik Nico. 

"Aku tidak peduli, atau Ayah sengaja menguji kesabaranku untuk membuka kebusukan Ayah di depan tante Helena?" Ezra menghentakkan bahunya, agar cengkeraman tangan Nico tersingkir dari tubuhnya.

"Kau!" 

Ezra yang begitu santai jalan ke kamar, membuat Nico semakin geram. Kini, keduanya seperti sedang berlomba-lomba memiliki Helena.

Pagi hari yang tak terasa untuk Ezra dan Nico. Keduanya sudah menggunakan pakaian rapi, karena akan pergi ke kantor. Ezra CEO di perusahaan Nico. Namun, bukan berarti Nico melepas Ezra begitu saja. Karena masih banyak perusahaan lainnya di berbagai kota agar tidak terbengkalai.

"Zra, ayah mau bicara!" 

Ezra yang sudah bangkit di kursi meja makan setelah menyelesaikan sarapannya, ia mematung di tempat tanpa menoleh padanya.

"Duduk!" perintah Nico. Ezra mengikuti permintaan Nico, ia duduk di depannya. 

"Cari wanita yang lebih pantas untukmu, jangan Helena. Umurnya tak lagi muda, Zra!" 

"Aku tahu!" jawab Ezra santai.

"Kenapa kamu begitu keras kepala seperti ini? Ayolah ... mengalah untuk Ayah."

Ezra mendecih. "Untuk apa aku mengalah? Seharusnya Ayah yang mengalah padaku. Istri Ayah ada lima, dua di ceraikan begitu saja. Tersisa tiga, mau di apakan wanita-wanita itu, hah?"

"Seharusnya kamu mengerti karena ayah pindah-pindah kota," jawab Nico. Kali ini, ia menghadapi Ezra dengan tenang.

"Lagi pula, aku sudah menjelaskan semuanya kepada tante Helena. Bahkan wanita itu marah besar kepada Ayah." 

Ucapan dari Ezra, membuat Nico terbelalak. "Jangan bercanda, Zra. Kamu mengatakan apa pada Helena, hah?"

"Aku mengatakan jika Ayah mempunyai tiga istri. Kurasa cukup untuk tante Helena yang sebentar lagi akan pergi dari kehidupan Ayah!"

"Kau benar-benar keterlaluan!" Nico mendengus kesal, ia bangkit dan bergegas pergi dari hadapannya.

Melihat punggung Nico sudah menghilang dari pandangannya, Ezra tertawa terbahak-bahak.

"Pak Tua yang bodoh!" gumam Ezra sambil menggeleng. 

Related chapters

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 5 Kebusukan Nico

    Kini, wanita keturunan Indonesia-Belanda itu sedang meratapi nasibnya. Ia tatap kekayaan yang mengelilingi rumahnya itu, membayangkan jika sang kekasih benar-benar marah padanya. Pastinya ia tidak mungkin mendiami rumah itu lagi."Astaga ... kenapa hubunganku dan mas Nico menjadi rumit seperti ini! Dasar bocah kecil pembawa sial. Gara-gara Ezra aku tidak bisa tidur nyenyak," keluh Helena. Jangankan untuk tertidur, hatinya dipenuhi keresahan karena takut kekasihnya tiba-tiba pergi darinya."Helena?" Wanita yang sedang duduk di sofa ruangan utama bergegas bangkit, ia menyeka air matanya. Raut wajah kesedihan, diganti dengan senyum semringah. Suara itu sangat di kenal olehnya yang tak lain adalah Nico."M–mas?"Setelah membuka pintu, ia mendapati Nico yang langsung berlutut di depannya. "Maafkan aku, Helena. Ya, sekarang aku jujur padamu jika aku mempunyai istri tiga, tetapi kamu harus percaya padaku jika nantinya kamu menjadi istri terbaikku!"Bak disambar petir, jantung Helena berhent

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 6 Lidah ini terasa kelu

    Tidak sampai di situ, emosi yang memuncak masih di rasakan oleh Nico. Setelah ia pergi dari hadapan pemuda itu, ia bergegas menemui Ezra. Jam tangan menunjukkan angka 11 siang, itu tandanya sang anak masih berada di kantornya."Ezra ... Ezra!" Suara bariton yang menggema seisi perusahaannya, membuat beberapa karyawan begitu ketakutan mendapati Nico yang memasang raut wajah garang, tetapi Ezra tetap santai mengunci ruangannya."Ezra, kenapa kamu tega membuat ayah hancur seperti ini?" teriak Nico yang sudah berada di balik pintu ruangan Ezra. "Ezra, KELUAR!" begitu murkanya Nico saat ini kepada sang anak.Pria muda yang sedang santai duduk di kursi berputar, ia mematikan layar laptop di depannya. Akhirnya Ezra bangkit menemui sang Ayah. "Ada apa, hmm?" Ezra mengangkat kedua alisnya. Ia merasa puas, karena sudah pasti sang Ayah membongkar kebodohannya sendiri kepada Helena."Jangan terlalu percaya diri kamu bisa mendapatkan Helena begitu saja," pelik Nico menatap tajam kepada Ezra."De

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 7 Sedikit curiga

    "Lebih baik kamu pergi dari sini. Jangan sampai gara-gara tingkahmu, aku di permalukan di tempat kerjaku sendiri!" perintah Ezra."Urusan kamu denganku belum selesai!" Mateo masih memasang tatapan tajam. Ia mendengus kesal, yang akhirnya pergi meninggalkan Ezra. Pemuda yang kini menjabat sebagai CEO di perusahaan sang Ayah, ia kembali lagi duduk di kursi berputar. Sedikit memijit keningnya karena pening, ia tak habis pikir kepada sahabatnya yang seharusnya marah kepada Nico, bukan pada dirinya.Melanjutkan pekerjaannya pun sudah pusing, akhirnya Ezra bergegas pergi dari perusahaan itu."Selamat siang, Pak!" Seorang wanita sebagai karyawannya menyambut Ezra yang baru saja keluar dari ruangannya."Siang," jawab Ezra santai, la melanjutkan langkahnya, tetapi wanita itu mengejarnya."O, ya, Pak. lima belas menit lagi klien dari perusahaan sebelah akan datang." Mendengar ucapan wanita tersebut, Ezra menghentikan langkahnya."Wakilkan saja," sahut Ezra."Ta– tapi, Pak. Jika klien itu tidak

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 8 Maafkan aku, Zra.

    Mateo yang sama sekali tidak di cegah oleh beberapa satpam di rumah Ezra ia bergegas lari ke kamarnya. Nico membiarkan Mateo. Ia masuk ke kamar dengan perasannya diselimuti rasa gembira. "Kamu salah memilih Ayah menjadi pesaing mu, Zra!" Langit-langit kamar menjadi saksi melihat Nico menghamburkan senyum sumringahnya. "Ezra! Ezra!" Ezra menghela napas panjang. Suara bariton yang sangat ia kenal terdengar jelas di balik pintu. "Untuk apa Mateo datang menghampiriku di malam ini?" "Ezra!" Pria muda yang sudah menggunakan piyama putih perlahan bangkit. Sedikit berkaca dan ternyata ketampanannya masih terlihat tampan."Ada apa?"Mateo yang sudah menatap tajam padanya, langsung melayangkan satu pukulan kepada Ezra. "Di mana, Mamah?"Ezra meringis perih, mengusap pipi yang mendadak merah akibat perlakuan sahabatnya. "Kenapa kamu mencari Tante Helena di sini?" Bukannya menjawab, Mateo dengan keadaan emosinya melayangkan pukulan lagi kepada Ezra di pipi yang lain. "Katakan!""Apa maksud

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 9 Hutang?

    Membayangkan kejadian malam tadi berjalan sempurna, membuat Nico di pagi hari ini begitu segar di sekujur tubuhnya. Ia berkaca sambil menyisir rambutnya yang sudah sebagian putih, ditemani senyum manis yang merias raut wajahnya. "Sebentar kita menikah, Helena. Sudah pasti Ezra kalah dalam permainan ini!"Ting!Terdapat notifikasi masuk dalam ponsel, ia bergegas mengambilnya yang tergeletak di atas ranjang.[Maaf, Tuan. Tadi malam kami tidak berhasil menculik nona Helena]Ia remas ponsel yang di genggamnya, dengan netra yang mendadak merah. "Sial!" umpat Nico. Deru nafasnya kembali memburu setelah membaca pesan dari salah satu asistennya.[Dasar goblok! Lalu, sekarang kemana Helena pergi?]Tak lama seseorang itu membalas pesannya.[Kami tidak tahu.]Nico yang kelabakan karena saling takutnya kehilangan Helena, ia langsung menelepon kekasihnya.Tuut!Tuut!Tuut!"Astaga!" Tak sampai di situ, Nico pun bergegas mengirim pesan padanya.[Helena. Cepat kamu datang ke rumahku. Jangan salahk

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 10 Mateo menolak.

    "Bisa jelaskan padaku, kenapa Tante bisa tahu pak Tua itu mempunyai tiga istri?" Helena menghela napas panjang, ia tak menjawab yang nyatanya sedang membuka kunci pintu rumah itu."Tante jelaskan di dalam." Ezra mengangguk. Mengikuti langkah Helena dan Mateo yang sudah di dalam rumah tersebut.Ezra bergidik, banyak sekali laba-laba bersarang di sudut ruangan itu. Melirik ke kanan dan ke kiri pun ia sedikit jijik untuk menduduki sofa kotor yang sudah di tempati Helena dan Mateo."Kamu jijik, ya? Sebentar!" Melihat keraguan dari raut wajah Ezra, Helena bergegas mengambil sehelai kain yang berada di dalam lemari. Di gelarnya salah satu sofa untuk di duduki Ezra.Ezra menyeringai. "Terima kasih, Tan.""Ok. Sekarang bisa jelaskan kepadaku?" tanya Ezra. Ia sebenarnya sudah tahu. Namun, mengingat kedekatannya dengan Helena sulit dicapai, pertanyaan itu hanya menjadi alasan saja."Baiklah ... Malam itu ada seseorang yang mengirim pesan kepada tante. Hingga akhirnya tante sendiri menemuinya d

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 11 Rebutan perusahaan.

    Kali pertamanya Ezra senyum semringah di pagi yang cerah. Tidak lagi gusar berpikir keras untuk bersaing dengan Nico. Ia yakin jika Helena pasti akan memilihnya karena sang Ayah sudah mengecewakannya."Morning kiss, Tan!" Di ciumannya sebuah ponsel yang di dalamnya terpampang foto Helena. Ezra yang sudah berpakaian rapi, ia bergegas keluar dari tempat persembunyian di balik kamar.Ia duduk di meja makan sambil memakan sepotong roti yang di berikan selai coklat. Berharap bertemu dengan Nico, tetapi sudah lima belas menit lamanya ia menunggu sang Ayah, pria paruh baya itu belum juga menunjukkan batang hidungnya.Akhirnya Ezra bergegas pergi kantor. Ditemani jas berwarna navy, ia melajukan mobil dengan santai."Pak!" Saat Ezra memarkirkan mobil di gedung berlantai empat itu, baru saja keluar dari Mobil, seorang wanita memanggilnya dari belakang. Ezra menoleh."Ada apa?"Wanita itu mendengus kesal. Ia mendekati Ezra. "Mana uang tambahan untukku?" Ezra terkekeh, saking bahagianya ia samp

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 12 Bujuk Ezra.

    [Mas, memangnya siapa wanita yang akan kamu nikahi lagi?][Mas, aku di rumah tidak pergi ke mana-mana. Wanita siapa, Mas?][Mas! Sekarang kamu pulang atau aku yang pergi!]"Aarrghh! Kenapa hidupku rumit seperti ini!" Nico mengerang. Terjebak lagi oleh tingkahnya sendiri.Karena panik pria tua itu bergegas menghubungi istrinya satu per satu untuk di minta keterangan. Ia bertanyaan tujuannya mereka pergi Helena, tetapi sial. Ternyata seseorang yang sengaja Ezra perintahkan untuk mengirim pesan padanya, itu jebakan Ezra."Ezra!" Nico bergegas mendekati Ezra yang baru saja sampai di halaman rumahnya."Kita bicara serius di dalam, Zra!" Ezra mengangguk, mengekori langkah sang Ayah.Ayah dan anak tersebut duduk di sofa yang saling berhadapan. Tatapan Nico terlihat serius sekali membuat Ezra diam tak berkutik."Apa kamu benar cinta kepada Helena?" Ezra mengangguk santai."Berjuanglah untuk mendapatkan hatinya." Celetukan dari Nico, membuat Ezra mendongakkan kepala."Jelas saja aku akan lakuk

Latest chapter

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 70 Aksi Demo

    Akhirnya setelah Helena mengizinkan keduanya pulang ke rumah yang sempat ia huni, Aca dan Mateo terbebas oleh rengekan bayi terutama perintah Ezra. Kini tepat pukul 8 malam, pasangan suami-istri itu sedang berduduk santai sambil menonton siaran televisi. Pasangan baru itu terlihat sedang menikmati masa pengawalan yang indah. Namun, sekilas keindahan itu mendadak sirna saat Aca mengingat kedua orang tuanya. “Jangan besok, Ca. Kita cari waktu yang pas,” tegur Mateo, ia keberatan mengikuti permintaan Aca yang menginginkan pulang ke kampung halamannya. Wanita berbaju dress hitam selutut itu mendengus kesal seraya melihat kedua tangannya di dada. “Aku khawatir kepada orang tuaku, Mateo. Jika kamu tidak bisa pergi, biarkan aku sendiri yang pulang.”Mateo menggeleng cepat. “Untuk sekarang ini kamu bisa Videocall. Kamu itu tanggung jawabku, tidak mungkin aku membiarkan kamu pergi begitu saja.”Akhirnya karena rasa rindu yang sulit terbendung, Aca segera meraih ponselnya untuk menghubungi k

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 69 Zain.

    Emosi yang sudah memuncak menyelimuti perasaan Helena, membuat Ezra saat ini tidak bisa berkutik. Akhirnya pria itu membawa sang istri ke dalam ruangan bayinya. Sesaat derai air mata membasahi pipi Helena. Begitu nyeri rasanya di dada, melihat bayi yang tak berdaya Tergeletak ditemani beberapa alat medis yang tertempel di dada serta perutnya. “Kau tega melihat bayi ini, Zra?” Isak tangis Helena menjadi-jadi. Ia terus mencecar suaminya karena perbuatannya atas kesengajaan Ezra membuang asinya. Tiga tim medis itu hanya diam karena tidak tahu apa-apa. Mereka berisi di belakang pasangan yang sedang berdebat.Helena belai pipi bayi mungil itu, derai air matanya terus bercucuran seakan ingin sekali menggendongnya. “Kau memang Bubukan dari hasil benih suamiku. Namun, kau tidak perlu khawatir. Akan ada aku yang selalu menemanimu setiap saat.”Seketika Helena menoleh kepada tiga tim medis yang sengaja Ezra perintahkan untuk menemani bayinya. “Kapan Bayiku bisa keluar dari box ini?”“Setelah

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 68 Aku tidak menyukainya.

    “Bagaimana, Pak? Jika ada kendala terkait pasien segera hubungi kami,” Ujar seorang tim medis yang ikut ke rumah megah itu. Selain membantu memasangkan alat yang akan ditempelkan ke badan sang bayi, nantinya ketiga tim medis itu diperintahkan untuk mengontrol keadaan Helena dan bayi tersebut. Ezra perhatikan alat medis yang terkait sempurna di badan bayi laki-lakinya, seketika ia mengangguk. “Besok pukul 6 pagi kalian datang ke sini. Rawat bayi sampai pukul 6 sore.”Lagi-lagi permintaan Ezra membuat tiga tim medis itu keberatan. “Maaf, Pak. Kita juga ada pekerjaan di rumah sakit.”“Tidak ada alasan. Saya sudah meminta izin kepada rumah sakit.” Nyatanya, biaya sekitar 1milyar sudah masuk ke pihak rumah sakit. Selain untuk menyewa alat medis di sana, pun tiga tim medis dan beberapa dokter sudah ia jadwalkan untuk menjaga kondisi Helena dan Bayinya agar terjamin pulih dengan baik.“Ba– baik, Pak. Kami akan kembali rapat waktu.” Pamit ketiga tim medis itu lalu bergegas pergi. Kini ruma

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 67 Posesifnya Ezra

    Kejadian menakutkan untuk Ezra akhirnya datang juga. Begitu cemasnya saat melihat brankar yang terdapat Helena di atasnya beranjak memasuki ruangan operasi. Dokter memutuskan untuk Helena melakukan tindakan Caesar, selain janinya prematur daya tahan tubuh Helena pun lemah. Tak banyak berpikir akhirnya Ezra menyetujui saran dari Dokter wanita beralmamater putih itu. Helena justru bersikap tenang, karena Ezra selalu di sampingnya. Jarum infusan serta beberapa alat medis terpasang di tubuhnya. Namun, Helena sesaat terkekeh melihat Ezra menangis sambil mengusap-usap keningnya. “Kamu tenang, Suamiku. Aku akan baik-baik saja.” Ezra tertegun. Ia lirik bagian perut istrinya yang mulai ditutup kain berwarna hijau. “A– aku takut, istriku. Pokoknya kamu rileks, ada aku di sini.”“Jika Bapak takut, Bapak Keluar saja. Istri Bapak pasti baik-baik saja.” Ezra menggeleng cepat. “Aku tidak mungkin meninggalkannya. Pokoknya jangan sampai istriku terluka!”Ujaran dari Ezra mengundang tawa para Dokter

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 66 Berkunjung di rumah sakit

    “Kenapa mereka berpikir seperti itu? Padahal aku sama sekali tidak pernah memaksa Ezra untuk memberikan asetnya padaku. Dari dulu, kau pun tahu Ezra selalu mengejar-ngejar Mama.” Gerutu Mateo sesampainya di rumah. Pria berjas hitam itu begitu kepada sang istri, karena Aca terus menahannya untuk sabar. Padahal emosinya sudah memuncak, mungkin jika tidak ada Aca di sana, bibir beberapa karyawan itu sudah di sumpel menggunakan sempak olehnya. Aca menghela napas panjang sambil duduk di depan suaminya, ia tidak mungkin membiarkan Mateo mencoreng nama baiknya di sana. Mengingat kini jabatannya sudah menjadi CEO yang pastinya harus bersikap dermawan. “Aku pun menyadari jika Mamah sudah nenek-nenek, tetapi mereka tidak tahu bagaimana kita berusaha menolak permintaan Ezra!” “Mateo, lihat perlakuan Ezra. Apa dia langsung marah dalam menyikapi permasalahan seperti ini? Kamu seharusnya sabar, jangan sampai emosi itu membawa nama baikmu tercoreng di pabrik.” Celetukan dari Aca, membuat Mateo

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 65 Menduga-duga

    Sebagai pria muda yang hidup sebatang kara, bagi Ezra ia harus mempererat hubungannya dengan sang istri, terutama kepada Mateo selaku anak tirinya dan kerabat dekatnya.Kini Ezra yang sedari dulu dikelilingi harta berlimpah, sama sekali tidak merasa rugi. Baginya melihat Helena bahagia menjadi istrinya pun ia sudah merasa puas. Yang dikejar olehnya ialah ketenangan dan kedamaian di lubuk hatinya, mengingat saat Nico dan Ibundanya masih ada, ia seperti pemuda gelandangan yang haus akan perhatian. Namun, secuil pun Ezra tidak mempunyai dendam kepada kedua orang tuanya, justru kobaran semangatnya semakin memuncak saat ini. Ia harus membuktikan jika dirinya bisa berdiri karena perjuangannya, bahkan bisa memberikan kebahagiaan yang layak kepada anak dan Istrinya. “Terima kasih, Suamiku. Aku pikir kamu memang benar-benar sudah tidak membutuhkan Mateo.” Ujar Helena kegirangan sambil mengusap lembut pipi Ezra yang sedang mengendarai mobil. “Aku bukan pria yang sengaja menyembunyikan kepemi

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 64 Kejutan untuk Ezra

    “Loh, maksudnya apa ini, Mateo?” tanya Aca terbelalak. Sama dengan Mateo yang netranya membulat sempurna. “Sepertinya kita masuk perangkap Ezra lagi.” Pasangan yang masih menggunakan piyama itu bergegas keluar. Rasa khawatirnya kepada Helena tiba-tiba hilang, tergantikan dengan keheranan. Kini keduanya sudah berada di halaman perusahaannya. Nuansanya jauh berbeda. Baru saja sampai di depan pintu, banyak sekali beberapa balon serta bunga yang menghias berkeliling.Mateo mendengus kesal, sudah lelah ia tertipu oleh Ezra yang mengatakan jika mamahnya sedang dalam bahaya. “Pak, sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Mateo kepada salah satu satpam di sana. Pria berbaju serba hitam itu hanya menggeleng, lalu beranjak pergi begitu santai. Mateo pun mendekati dua teman yang berada di depan pintu itu yang tak lain Kila dan Kelvin diikuti Aca. “Ada apa ini? Di mana Ezra dan Mamah?” tanya Mateo kepada Kila. Wanita berambut Dora itu melirik kepada Kelvin yang justru mendadak pergi begitu saja.

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 63 Ada apa lagi?

    “Terima kasih.” Aca yang masih memejamkan mata mendapatkan sambaran kecupan yang mengenai keningnya dari pria perkasa yang baru menjelajahi tubuhnya. Deru napasnya Aca masih bergemuruh, ia terlentang di atas ranjang ditemani keringat karena malam pertama. Sekujur tubuh terasa nyeri, apalagi di bagian mahkotanya yang berdenyut dan terasa panas. Mateo yang baru selesai membersihkan bagian tubuhnya, sambil menggunakan pakaian melirik kepada sang istri. Seketika hatinya terenyuh, mengingat rintihan dan desahan suara Aca yang masih terngiang di pikirannya. Setelah piyama hitam membalut tubuhnya, Mateo beranjak mendekati Aca. Ia usap anak rambut sang istri yang menutupi matanya. “Ca, masih sakit, ya?”Aca mengangguk, tetapi tidak membuka matanya. “Aku bantu bersihkan tubuhmu, bagaimana?” tawar Mateo.Perlahan Aca membuka matanya. Ia tatap wajah tampan Mateo yang terlihat lebih segar dengan pucuk rambutnya masih basah. “Tidak perlu, aku bisa sendiri.”Aca menghela napas pajang. Ia perlah

  • Terperangkap Cinta Janda Perawan   Bab. 62 Malam Pertama

    Dua pasang mata saling tatap. Bak seperti pangeran dan putri penampilan Mateo dan Aca malam ini. Jemari lentik Aca menggelantung ke leher Mateo, sedang jemari kekar pria tampan itu berada di pinggang sang istri. Mereka menari di tengah-tengah para tamu undangan malam. Menikmati lantunan musik yang mendamaikan hati. Bahkan banyaknya lampu warna-warni mengelilingi ruangan megah itu, mendukung keharmonisan keduanya. Sungguh, selain bahagia karena akhirnya bertemu kembali dengan sang papa, Aca pun senang mendapati kenyamanan yang sulit terungkap kan.“Selamat, ya, Ca!” Aca sedikit terkejut ia menoleh ke belakang saat seseorang tiba-tiba merangkulnya. Sesaat ia menghela napas pajang, bahkan menghamburkan senyum manisnya. “Terima kasih, Kila.” Aca pun melepaskan pelukannya dengan Mateo, ia memilih duduk di bangku kosong dengan wanita tersebut. Ya, tak lain yang datalah ialah Kila. Dua gadis yang sempat berseteru, perlahan hubungan mereka mulai membaik. Semua berawal dari Aca yang membu

DMCA.com Protection Status