Tak tega melihat sang istri ketiduran di mobil, Ezra menggendongnya ke dalam kamar. Kesedihannya tak sanggup diluapkan kepada Helena, karena pastinya sang istri mengalami hal yang sama. Dibelai lembut peluh yang membasahi kening istrinya dengan tatapan binar. Hatinya kembali sakit, karena mengingatnya harus berkorban menghidupkan janin yang semestinya tidak ada di dunia ini."Maafkan aku, Istriku!" Dikecupnya kening Helena dengan lembut, bahkan bulir air mata Ezra tak sengaja menetes di pipi Helena. Ezra bangkit, memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam tas. Saat beberapa langkah ia berniat pergi dari sang istri, kakinya terasa berat untuk meninggalkannya. Pria yang sudah mengganti pakaiannya dengan jas hitam, menoleh ke belakang. Memerhatikan istrinya kembali yang masih tertidur pulas. "Tenang saja, Istriku. Kekejaman yang sudah di perbuat oleh Ayahku, akan ku balas sekarang!"Ezra menghela napas panjang. Ia memaksakan diri untuk pergi keluar. Derai air matanya sudah berhenti, ia m
Baca selengkapnya