“Cihhh… “ Hana bersungut, kepalanya menggeleng pelam. “Ke atas? Enteng banget tuh mulut,” cibirnya. Siapa juga yang tak kesal, 6 bulan lebih lamanya mereka tidak bertemu. 6 bulan lebih lamanya Hana mengubur mimpinya tinggal bersama dengan Arya. Selama itu juga semua kenangan tentang Arya masih terus melesat menjejali isi kepala. Kenangan manis, kenangan pahit, masam, menyenangkan, menyesakkan dada, semunya tanpa kecuali. Hana masih ingat betul bagaimana ia dan Arya bertemu di club basket. Hana masih ingat betul bagaimana Arya memujanya layaknya ratu. Ingatan Hana masih kuat untuk menampung semua kenangan manis bertahun-tahun lalu. Sama kuatnya dengan semua kenangan bur
Read more