Arya menggeleng, sorot cahaya lampu panggung menyirami raut mukanya menunjukkan rasa kecewa yang seolah ia tutup-tutupi dari Hana. “Maaf, Han.” Satu tangannya menjemput telapak tangan Hana yang terlanjur hinggap. “Gue nggak bisa.” Meski tersamarkan suara musik yang keras, kalimat Arya nyatanya cukup untuk membungkam mulut Hana. Rasa percaya diri yang susah payah Hana bangun runtuh seketika. Untuk beberapa menit kemudian ia cuma bisa terdiam. Merasakan lidahnya yang kelu dan ludahnya yang menggumpal. “Maaf ya, Han.” Arya mengulangi kalimatnya. “Ta-tapi, Ya.” Dengan sorot mata mengiba, Hana meremas kuat-kuat pergelangan tangan Arya. “G-Gue kira&mda
Read more