Sudah sejam lebih Pak Robert bercerita dan baru kali ini Hana merasa perlu bangkit dari kursinya. Bergerak cepat menyeberang meja, memeluk tubuh Pak Robert yang sudah tak kuasa lagi menahan rasa sakit. Tubuhnya menggigil, air mata berderai jatuh bak air terjun membelah kedua pipinya. “Malam itu aku termui Helena, Han. Di-dia ada di sana.” Tangisnya makin menjadi-jadi. Napasnya tersengal, suaranya parau. Pelukan Hana tak sanggup menghentikan badai pedih yang murka mencabik-cabik Pak Robert. “Udah, Daddy… Udahh….” Hana berbisik, mengeratkan pelukannya. “Nggak, Han. Enggak…&rdquo
Read more