"Sa-sayang," Efgan panik saat melihat Khania yang sedang menangis.Khania terjengkit kaget mendengar pintu dibuka dengan keras."Mas! Kamu itu dari mana aja sih? Kenapa baru dateng?" tanya Khania dengan mata yang menyipit.Efgan segera menghampiri istrinya, "Maaf sayang! Tadi aku ketiduran? Ada apa kenapa kalian menghubungiku sampai sebanyak itu?!" Efgan membawa Khania ke dalam dekapannya. Ia menoleh ke arah nenek dan kakak ya."Itu, tadi Khania minta dicarikan buah delima merah," ucap Monic dengan wajah lelahnya."Ya tinggal beli aja, kenapa repot banget sih!" sahut Efgan dengan santainya."Itu dia masalahnya. Khania gak mau beli. Dia maunya delima yang langsung dipetik dari pohonnya. Aku sama Glen udah ngubek-ngubek nih kota tapi, gak ada yang menanam buah itu. Bahkan aku sama Glen sampe berburu ke kota Bogor. Gak ada. Kita gak nemu!" jawab Monic."Padahal dulu ada di depan rumah pak Mamat Mas. Itu rumah yang warna merah di belokan dekat kontakan aku dulu." Khania mendongakkan kepal
Read more