Share

BAB 79

Penulis: Haniocta_
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-25 22:53:26
Efgan dan Farid memutuskan untuk kembali ke dalam ruangan Khania saat dirasa mereka sudah cukup lama pergi meninggalkan istri-istri mereka.

Tiba di dalam ruangan, Efgan tersenyum melihat Khania yang tertidur. Ia lalu menghampiri istrinya dan mencium keningnya. Ia pun membisikan kata-kata cinta untuk sang istri.

Sonia dan Farid tersenyum saat mereka melihat Efgan yang memperlakukan Khania dengan manis.

"Gan! Kita cabut dulu ya! Kasihan nenek pasti dari tadi dia kerepotan ngusrusin Zio yang super aktif!" Farid dan Sonia pun berpamitan pada Efgan untuk pulang. Dan sebelum pulang ia akan membawa terlebih dahulu anak mereka yang dibawa oleh nenek Efgan ke rumahnya.

Efgan menganggukan kepalanya.

"Thanks ya, kalian udah mau mampir ke sini. Sering-sering kalian mampir! Mumpung kalian di sini, besok juga Khania akan pulang. Kalian main ke rumah!" ajak Efgan pada kedua sahabatnya itu.

Farid dan Sonia menganggukan kepalanya.

"Pasti! Kalau gitu, gue sama Sonia balik dulu ya, semoga Khania cepat s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 80

    Efgan datang dengan menenteng banyak paper bag di tangannya. Ia sepertinya membeli semua makanan kesukaan sang istri. Ia lalu masuk ke dalam ruangan Khania sambil tersenyum cerah. Ia sangat senang jika istrinya itu meminta sesuatu padanya. Ia merasa berguna sebagai suami dan juga calon ayah."Sayaaang! I'm coming!" seru Efgan dengan senang.Khania hanya tersenyum saat melihat suaminya sudah kembali.Efgan segera menyimpan paper bag itu di atas meja."Sayang! Kamu mau makan apa? Mas udah beli semua kesukaan kamu!" tanya Efgan."Emm! Apa aja Mas! Terserah kamu!" jawab Khania."Hmm! Ya udah, kamu makan ini aja ya!" ucap Efgan sambil membawa semangkuk sup iga dengan nasi."Mas ada bakso gak?!" tanya Khania dengan wajah berbinar saat Efgan sudah duduk di sisi ranjang.Efgan menghentikan gerakan tangannya kala ia akan menyendok nasi. Ia menatap manik mata sang istri dengan dalam."Kamu tadi gak bilang mau bakso!" ujar Efgan sambil menyodorkan nasi ke mulut istrinya. Namun, Khania dengan cepa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 81

    "Mas, kenapa kamu diam aja? Benar ada yang kamu sembunyiin dari aku, Mas?" Khania bertanya sambil menghampiri suaminya. Ia inhin tau jawaban apa yang akan Efgan berikan.Efgan mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Ia tak berani menatap mata Khania."Mas, tatap mataku! Apa yang sudah kamu sembunyikan dariku, Mas?" Efgan tidak menjawab dan hanya diam mematung. Ia lalu memberanikan diri menatap sang iatri."Mas!" seru Khania lagi yang sudah tak sabar ingin mendengar jawaban dari mulut suaminya ini."Emm! Bukannya kamu tadi bilang mau es cincau sama es dawet. Ini Mas udah bawa, ayo kamu makan dulu es nya. Nanti keburu cair, gak enak!" Efgan bukannya menjawab pertanyaan Khania. Ia malah mengalihkan pembicaraan. Lalu ia pun membawa Khania untuk duduk di sofa.Khania dengan segera menepis tangan Efgan dan menatap tajam suaminya."Jadi benar, ada rahasia yang kamu sembunyikan dariku, Mas?!" ucap Khania dengan raut wajah kecewa. "Sayang! Aku ... aku pasti akan cerita sama kamu! Tapi gak

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BBAB 82

    Efgan menatap nyalang pada seseorang yang kini berdiri di hadapannya. Ia hendak bertanya tapi Khania mendahuluinya."Mas Rizal! Kok ada di sini?" tanya Khania yang terkejut saat melihat Rizal berada di sana."Aku mau jenguk sodaraku yang lagi sakit di sini." jawab Rizal sambil tersenyum pada Khania dan nenek. Ia lalu mengulurkan tangannya untuk membawakan tas yang Khania jinjing, ia berniat untuk membantu Khania. Namun dengan segera Efgan menepis tangan Rizal dan menatapnya dengan sorot mata yang tajam."Saya bisa bawakan tas milik istri saya. Dan saya juga masih mampu, jadi anda tak perlu repot-repot ingin membawakannya." Efgan lalu berdiri di depan sang istri."Mas! Awas ih! Kamu ngapain berdiri di depan aku gini? Aku gak bisa jalan tau!" ucap Khania sambil memukul pelan punggung suaminya.Efgan tak menghiraukan ucapan Khania. Dan masih diam berdiri di hadapan sang istri.Rizal yang melihat tingkah Efgan hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia lalu berpamitan pada mereka kare

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 83

    Efgan yang sebenarnya hanya berpura-pura tidur, terkejut saat mendengar suara teriakan istrinya itu. Ia pun membuka matanya karena tak tega juga melihat Khania yang menangia histeris."Sayang! Kenapa kamu nangis histeris gitu? Aku tadi cuma tidur, bukan meninggal!" ucap Efgan sambil tersenyum jahil.Khania yang tengah menundukan kepalanya langsung mendongakkan kepalanya menatap sang suami. Ia lalu mengusap air matanya."Jadi! Kamu gak jadi mati, Mas? Terus kenapa kamu tadi tidur kayak orang meninggal, aku kan jadi takut sama panik! Kamu bohongin aku, ya?" oceh Khania sambil memukul-mukul lengan Efgan dengan cukup keras."Aww! Sakit sayang! Kamu kok hobi banget sih mukul suami?" ucap Efgan sambil mencoba menghindari pukulan istrinya.Khania yang masih sebal dengan sang suami terus menghajarnya sampai puas. Setelah cukup lama dan puas. Khania pergi dari kamar mandi itu begitu saja."Sayang! Bantuin aku dong! Kayaknya kaki aku kram!" teriak Efgan dari dalam kamar mandi.Khania yang menden

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 84

    Khania terbangun di tengah malam. Ia celingukan mencari suaminya yang tak ada di kamar. Ia lalu meraba kasur di sebelahnya."Dingin! Mas Efgan ke mana?" gumam Khania.Netra matanya tanpa sengaja melihat dua piring nasi di atas nakas. Ia lalu bergeser dan membawa nasi yang sudah dingin itu ke pangkuannya."Mas Efgan tadi ke sini? Terus sekarang ke mana? Apa mungkin dia ada di ruang kerjanya?" Khania lalu turun dari ranjang setelah ia menyimpan kembali nasi yang ia bawa. Ia lalu keluar dari kamar untuk mencari sang suami.Ceklek!Khania membuka pintu ruang kerja Efgan. Namun ia mengernyitkan dahinya kala melihat ruangan itu gelap gulita. "Lho! Kok gelap? Apa dia gak ada di sini?" ucap Khania saat ia menyalakan lampu ruangan itu. Ia pun memutuskan untuk kembali ke kamar saat ia tidak menemukan suaminya.Tiba di kamar, Khania tidak langsung tidur. Ia duduk terdiam bersandar di headboard sambil menatap jam di dinding."Mas Efgan ke mana sih? Ini udah jam 2 dini hari! Apa mungkin dia ketem

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 85

    Khania melempar kado yang ada di tangannya ke depan dan beruntungnya lemparan itu tidak mengenai nenek yang masih diam berdiri di depannya. "Kamu gak apa-apa?" "Sayang! Kamu baik-baik aja kan?"Nenek dan Efgan bertanya hampir bersamaan. Mereka terkejut melihat reaksi Khania yang seolah ketakutan.Efgan lalu melihat kotak yang tadi dilempar oleh istrinya itu. Ia terkejut saat melihat ada kertas dan bertuliskan PEMB*NUH di sana. Dan tulisan itu berwarna merah seperti darah dan masih basah. Ia dengan cepat membawa kotak itu keluar dan bermaksud untuk membuangnya.Nenek membawa Khania masuk ke dalam kamar dan menenangkan cucu menantunya ini. Ia tidak tau jika isi di dalam paper bag itu adalah surat ancaman. Jika ia tau sudah pasti ia tak akan memberikan itu pada Khania. Dan ia menyesal sudah membuat cucu menantunya ini ketakutan."Nia Nenek minta maaf! Nenek gak tau kalau isi dalam kotak itu surat ancaman." ucap nenek sambil menggenggam tangan Khania yang dingi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 86

    Keesokan harinya.Khania mengerjapkan matanya dan tersenyum saat melihat Efgan yang kini tengah menatapnya sambil tersenyum cerah."Pagi sayang!" sapa Efgan sambil mencium kening istrinya."Pagi juga, Mas!" balas Khania sambil menenggelamkan wajahnya ke bawah bantal karena ia merasakan malu bila ditatap intens begitu oleh sang suami."Kenapa?" tanya Efgan dengan kening mengkerut saat melihat Khania yang malah menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal."Malu!" ucapnya dibalik bantal.Efgan tersenyum lalu membawa wajah Khania agar menghadap dan menatapnya."Kenapa malu, hmm?" "Aku masih muka bantal gini Mas! Pasti aku jelek karena belek!" jawab Khania sambil menundukan kepalanya. Ia tak berani menatap Efgan yang sepertinya sudah mandi, karena ia mencium aroma wangi di tubuh sang suami. Berbeda dengan dirinya yang masih bau jigong. Efgan terkekeh lalu mengecup kedua mata Khania dengan lembut."Kata siapa kamu jelek? Kamu cantik gini kok dibilang

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 87

    Efgan menghentikan langkahnya kala ia mendengar jawaban Khania. Ia menolehkan kepalanya ke belakang dan mengorek-ngorek kupingnya, karena ia takut salah mendengar."Kamu barusan bilang apa?" tanya Efgan memastikan jika tadi ia tak salah mendengar."I love you too!" sahut Khania lagi sambil tersenyum lebar.Efgan langsung membalikan badannya dan berlari ke arah sang istri, ia lalu memeluk Khania. Ia senang bukan main. Ternyata ia tak salah mendengar."I love you so much, sayang!" ucapnya sambil mencium seluruh wajah Khania."Mas! Udah ih! Mau sampai kapan kamu seperti ini? Ini itu udah siang lho!" ucap Khania memperingati Efgan."Gak apa-apa! Orang Mas bosnya. Jadi bebas mau berangkat kerja jam berapa juga!" jawab Efgan masih dengan memeluk Khania. "Mas! Kalau kamu gak berangkat sekarang! Kita gak jadi makan malam di luar!" ancam Khania pada suaminya.Efgan dengan enggan melepaskan pelukannya, lalu menatap Khania dengan intens. "Baiklah! Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05

Bab terbaru

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 133

    "Iya Nek, aku positif hamil," jawab Khania dengan lesu."Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah Engkau telah memberikan kepercayaan lagi pada cucu dan cucu menantuku," ucap nenek dengan senang. "Efgan pasti akan sangat bahagia dengan kabar gembira ini, dan Kai pasti akan sangat senang dia kalau tau akan segera punya adik," Khania tampak tak senang."Kamu kenapa kok wajahnya seperti tidak senang gitu?" tanya nenek yang menyadari dengan raut wajah Khania yang ditekuk."Nia takut Nek," ucap Khania jujur."Apa yang kamu takutkan sayang?" tanya nenek dengan lembut."Nia takut, apa yang terjadi pada kehamilan Nia dulu nanti terulang lagi," "Sssttt, kamu gak boleh bilang begitu. Keadaan dulu dan sekarang itu berbeda. Kamu gak usah takut dan khawatir. Karena kita semua pasti akan menjaga kami dan anak yang asa di dalam kandungan kamu ini. Kamu sekarang jangan berpikiran yang buruk-buruk. Buang jauh-jauh pikiran itu dan kamu harus happy dengan kehadiran cicit Nenek ini," ucap nenek sambil menge

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 132

    "Aku kenapa Nek?" tanya Khania penasaran."Apa mungkin kamu kesambet Nia? Jangan-jangan kamu itu kemasukan jin buto ijo?" ucap nenek ngawur.Khania yang mendengar itu sontak terbelalak.Pak supir yang mendengar ucapan nenek mengulum bibirnya. Ia ingin tertawa. Namun, tak berani."Ma-maksud Nenek apa? Kenapa Nenek bisa berpikiran seperti itu?" tanya Khania yang terkejut."Ya habisnya tingkah kamu itu gak biasa. Kamu biasanya gak pernah makan banyak. Tapi, hari ini Nenek lihat kamu makan banyak," ucap nenek.Khania nampak berpikir, ia mencerna ucapan nenek."Iya juga ya Nek! Aku juga merasa aneh Nek dengan diri aku belakangan ini," ucap Khania."Ya udah. Besok kita ke pak ustad buat Ruqyah kamu," usul nenek.Khania pun mengangguk-anggukan kepalanya."Iya Nek, boleh," sahut Khania.Setelah percakapan itu, tak ada lagi yang berbicara mau itu nenek ataupun Khania. Mereka sama-sama terdiam dengan pikirannya masing-masing.Sampai akhirnya mob

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 131

    Malam harinya.Khania yang seharian ini bad mood hanya diam seharian di dalam kamar. Semua orang yang khawatir dengan Khania. Mereka semua berusaha membujuk Khania agar keluar kamar dan makan. "Sayang, buka dulu ya pintunya. Kamu makan dulu," bujuk Efgan.Namun, tak ada jawaban dari dalam kamar."Nia sayang. Buka dulu ya pintunya. Ini nenek sayang," ucap nenek sambil mengetuk pintu.Lama mereka menunggu sampai terdengar suara kunci yang dibuka dari dalam. Dan sesaat kemudian Khania pun muncul dari dalam kamar dengan pakaian yang sudah rapi."Kamu mau ke mana?" tanya nenek dan Efgan hampir bersamaan.Khania hanya diam saja tak menjawab. Ia menatap Efgan dengan tatapan yang nyalang. Lalu ia pun menoleh ke arah nenek dan tersenyum."Nia mau keluar sebentar ya Nek, mau cari bakso. Entah kenapa dari tadi Nia terus aja kepikiran bakso yang kuahnya itu pedes banget." Khania sengaja menekankan kata pedas agar suaminya mendengar.Efgan hendak menyela ucapan Khania. Namun, nenek lebih dulu men

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 130

    "Kenapa Nek?" tanya Khania yang heran saat melihat nenek menatapnya dengan dalam dan intens.Nenek segera menggelengkan kepalanya dan tersenyum."Enggak, jadi kamu gak ada masalah ya sama Efgan?" tanya nenek lagi."Enggak Nek, aku gak ada masalah sama mas Efgan," "Syukurlah kalau gitu," ucap nenek."Oh iya Nek, tadi aku sempat denger mobilnya mas Efgan. Apa dia tadi keluar?" tanya Khania."Iya, tadi katanya mau cari angin sebentar keluar," sahut nenek.Khania menganggukan kepalanya."Ya udah, Nenek keluar dulu ya sayang," pamit nenek sambil berdiri."Iya Nek," jawab Khania.Setelah nenek pergi. Khania segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang."Hallo Mas," ucap Khania saat panggilan itu sudah terhubung."Ada apa sayang?" tanya Efgan yang terdengar khawatir."Enggak ada apa-apa, cuma kangen aja sama kamu," ucap Khania yang ssontak menbuat Efgan terkejut sampai-sampai ia mengerem mobilnya mendadak. Beruntung tak ada kenda

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 129

    Waktu terus berlalu, sampai tidah terasa sudah dua tahun berlalu.Khania kini tengah sibuk menyipakan pernikahan Monic dan Glen, karena banyak hal yang membuat pernikahan Monic dan Glen harus diundur sampai sekarang."Mas, kamu itu kenapa malah asyik sendiri di sini sih? Kamu gak bantuin orang-orang apa?" omel Khania saat melihat Efgan yang tengah duduk di teras depan."Aku tadi udah bantuin lho sayang. Ini lagi istirahat bentar, lagian juga kenapa aku harus ikutan sibuk gini sih?" keluh Efgan.Khania yang mendengar keluhan Efgan bukannya iba malah memelototinya."Iya, iya. Ini aku mau bantu lagi." Efgan dengan malas bangkit dari duduknya dan kembali membantu orang-orang untuk mempersiapkan pernikahan Monic yang tinggal beberapa hari lagi.Khania tersenyum saat melihat Efgan kembali bekerja. Ia pun masuk ke dalam untuk bertemu sang anak yang memang sengaja ia titipkan pada Gabriel."Gab, Kai gak rewel kan?" tanya Khania saat ia sudah tiba di dekat Gabriel

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 128

    Seorang suster datang ke ruangan Khania untuk memeriksa keadaan Khania. Dan setelah Khania diperiksa suster itu pun kembali."Nek. Apa Kai baik-baik saja?" ucap Khania tiba-tiba. "Kai baik-baik aja sayang. Dia tadi Nenek titipkan sama Monic jadi kamu gak udah khawatir ya," sahut nenek sambil membelai rambut Khania."Mas, gimana keadaan Gabriel?" tanya Khania."Dia baik-baik aja, dia juga udah lewati masa kritisnya. Jadi kamu gak usah khawatir lagi ya sayang. Gabriel baik-baik aja sekarang," jawab Efgan singkat.Khania menanggukan kepalanya.Nenek tak terkejut karena sudah diberi tahu tentang Gabriel yang menyelamatkan Khania dan juga Kai. Nenek malah sangat bersyukur dan berterima kasih pada Gabriel karena sudah menolong cucu menantu dan cicitnya.Dua minggu kemudian.Khania yang tengah memberi ASI pada Kai di kamar terkejut saat tiba-tiba seseorang menutup matanya dari belakang. Ia pun tersenyum karena sudah tau jika itu ulah suaminya."Mas

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 127

    "Mas, kamu itu apaan sih? Lepas gak! Aku mau temui dokter dulu," pinta Khania.Efgan tidak melepaskan tangan Khania dan malah semakin kencang mengencangkan tangan Khania."Mas!" Khania yang merasa geram pada sang suami pun memelototkan matanya. "Lepas!""Kamu gak boleh pergi dari sini!" perintah Efgan.Khania yang terheran pun hanya bisa menatap Efgan dengan tatapan bingungnya."Mas! Lepas ya, aku mohon!" pinta Khania dengan memelas. "Mas, itu dokternya udah nunggu aku. Aku gak mau kalau sampai terjadi sesuatu sama Gabriel, jadi tolong lepas ya.""Biarkan saja, aku gak mau kamu memedulikan penjahat itu! Lebih baik kita pulang dan biarkan dia mati sekalian," ucap Efgan sambil menyeret Khania.Khania yang mendengar ucapan Efgan seketika naik oitam. Ia sungguh tak terima jika Efgan menyumpahi Gabriel mati, dengan sekali hentakan Khania melepaskan cengkraman tangan Efgan.Efgan spontan menoleh ke arah Khania."Kamu jangan pernah bicara seperti itu ya

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 126

    "Eh, ada apa kok ribut-ribut." Khania yang baru saja keluar dari ruangan tindakan pun keheranan saat melihat ada keributan di depan pintu. Ia pun mendengar seseorang menangis. Khania mendekat dan bertanya pada wanita asing yang sudah menolongnya itu. Karena kebetulan wanita itu berdiri dekat pintu masuk."Mbak, itu ada apa?" tanya Khania pada wanita itu. Ia bertanya karena tak bisa melihat siapa yang sedang menangis histeris itu.Wanita itu menoleh dan terkekeh, ia lalu berbisik. "Suami kamu lagi nangis," Khania mengerutkan keningnya."Nangis? Nangis kenapa? Nangisin apa?" tanya Khania lagi."Dia ngira jenazah yang baru saja keluar itu kamu, tanpa cross-check dulu," jawab wanita itu sambil tertawa geli.Khania yang penasaran pun mendekat dan benar saja. Ia melihat Efgan tengah duduk bersimpuh di depan jenazah yang entah siapa. Khania melihat Efgan yang menagis tersedu-sedu sambil menciumi tangan jenazah itu.Khania bukannya marah melihat itu, i

  • Jodoh Titipan Mendiang Suamiku   BAB 125

    "Mas Efgan ke mana ya? Kok gak diangkat-angkat telepon dari aku?" Khania bergumam sambil terus mencoba menelepon suaminya. Ia lalu melirik ke arah orang yang tadi sudah menolongnya membawa Gabriel ke rumah sakit. "Sebentar ya Mbak, suami saya gak angkat teleponnya," ucapnya pada orang yang sudah menolongnya itu.Wanita cantik itu menganggukan kepalanya."Santai aja Mbak, pakai aja ponselnya." Wanita itu tersenyum hangat pada Khania.Khania tersenyum kikuk dan memilih menyerah untuk menelepon Efgan. Tapi, saat ia akan mengembalikan ponsel itu. Tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan nomor Efgan yang memanggil.Khania mengurungkan nitannya untuk mengembalikan ponsel itu dan gegas mengangkat panggilan sang suami."Hallo Mas, kamu kenapa gak angkat-angkat telepon aku sih? Aku tau kamu lagi marah! Tapi, setidaknya cari kek istrinya yang gak ada di rumah. Ini mah malah anteng-anteng bae, kamu itu udah gak sayang lagi sama aku ya? Kamu gak tau kalau aku itu habis

DMCA.com Protection Status