“Asal apa?” tanyaku.“Asal tetap dalam pantauan para pekerja,” jawab Mas Aqsal.“Siap, Bos.”Lalu, terjadilah yang harus terjadi antara kami.**Pagi ini, aku sengaja menggoda Mas Aqsal lagi agar izin untuk keluar rumah tetap diberikan. Aku tidak mau dia berubah pikiran. Ada banyak hal yang akan kukerjakan jika sudah bebas di luar nanti.Aku melihatnya sudah rapi dengan pakaian kerja. Dia menyisir rambut. Kudekati, lalu kupeluk tubuhnya.“Mas, aku nanti keluar buat shoping, habisin uang kamu. Boleh?” Kuhidu aroma parfum di punggungnya yang membuatku betah berlama-lama mendekapnya. “Boleh. Tapi pergilah sama Sa. Biar nanti dikawal Soni.”“Ya ampun, bener-bener istri tahanan aku ini, ya!”Mas Aqsal memutar tubuh. Dia menyejajarkan tinggi tubuhnya dengan tubuhku, lalu menyentil keningku pelan. “Karena kamu itu nakal. Pagi ini aku mau ngantar Nizam dulu, baru ke kantor. Mau ikut?”Aku menggeleng. “Enggak, ah. Di kantor pasti ada Asti.”“Ck, jangan sebut nama dia lagi kalau bikin mood kam
Last Updated : 2023-08-29 Read more