Home / Rumah Tangga / Silakan Menikah Lagi, Mas! / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Silakan Menikah Lagi, Mas!: Chapter 81 - Chapter 90

106 Chapters

2. Tahan Sebentar

“Apa itu?” tanya Aqsal.“Ah, nggak jadi. Kapan-kapan aja. Sekarang sudah malam. Ayo kita tidur,” jawab Niha.Niha ingin jujur tentang kontrasepsi yang diminumnya, tetapi urung. Sudah banyak yang terjadi dengan suaminya dan ia tidak mau menambahi beban. Takut Aqsal malah marah.“Baiklah. Terserah kamu. Kamu yang minta kita saling terbuka, tapi kalau kamu masih ingin menyembunyikan sesuatu, risiko jadi tanggunganmu.”Niha terkekeh.Aqsal memeluk sang istri erat. Ia takut tidak ada kesempatan seperti ini lagi ke depannya. Ia benar-benar takut pisah dengan istrinya.Jika dengan kekayaannya bisa membeli waktu, pria itu ingin membeli waktu seperti saat ini. Selamanya. Di mana semua kebahagiaannya dan wanita yang ada dalam dekapannya ini terus berkelanjutan.Aqsal ingin menghentikan waktu sekarang juga. Ia ingin meninggal sekarang, berdua dengan Niha. Di mana, keduanya akan kekal di surga.Pria itu mengecup mata sembab istrinya yang telah tertidur pulas. Embusan napas Niha terdengar teratur.
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more

3. Termasuk Aku

“Tuan! Hentikan!” teriak Sa saat melihat majikannya dalam kondisi menakutkan.Antara takut dan bingung, wanita itu justru kembali menuruni undakan.“Soni! Pak Huri! Cepat kemari!” Suara Sa begitu melengking. Ia lalu kembali menghampiri Niha dan Aqsal di kamar yang sudah terbuka pintunya.“Tuan, lepaskan Nyonya!” Sa berusaha menarik tubuh Aqsal. Namun, dalam sekali sentak, Sa justru oleng.“Diam kau, Sa! Ini urusan saya dengan Niha! Pergi kamu!”“Nyonya bisa meninggal, Tuan. Tolong jangan seperti ini.” Sa mengiba dengan air mata yang sudah berderai di pipi.Tidak lama berselang, Soni datang. Disusul Huri.“Astagfirullah. Tuan!” Dua pria itu bergerak cepat membantu Niha yang sudah tidak berdaya agar lepas dari cengkeraman Aqsal.“Pergi kalian! Jangan ikut campur!” teriak Aqsal ketika Soni dan Huri berusaha mengendurkan telapak tangannya dari leher Niha.Dua pria lawan satu. Akhirnya Aqsal kalah. Niha berhasil dilepaskan dari Aqsal. Tubuh Aqsal dicekal Soni dan Huri.Sa langsung menuju s
last updateLast Updated : 2023-09-09
Read more

4. Ayo Pergi!

Sa masuk ke kamar untuk mengambil gamis dan hijab untuk Niha ketika Aqsal yang sudah tidak sadarkan diri digotong ke ranjang. “Bagaimana kondisi Niha?” tanya Dico sambil mengobati luka sayatan di lengan Aqsal. “Sudah lebih baik dan lebih tenang, Dok.” “Syukurlah.” Dico membersihkan, mengoleskan obat, lalu membalut luka Aqsal. Selesai mengobati, Dico menulis resep, lalu diberikan pada Soni. “Tebus obat ini.” Soni menerima sambil mengangguk. “Akan saya cari sekarang, Dok.” “Apa nanti kalau sadar, Tuan akan mengamuk lagi, Dok?” Sa yang masih ada di situ, bertanya. “Saya tidak bisa memastikan karena mengamuk tidaknya, itu tergantung situasi hatinya nanti. Semoga saja tidak. Pesan saya, jauhkan sementara dia dengan Niha. Kalau terindikasi dia menyakiti orang lain lagi, takutnya Niha kena lagi. Tolong tetap ada yang memantau. Bapak bisa gantian dengan yang lain memantaunya.” Dico menatap Huri di akhir kalimatnya. “Di mana Niha?” lanjut dokter tersebut. “Ada di kamar bawah, Dok. Tap
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more

5. Diikuti

“Alhamdulillah kamu nggak jadi meninggal, Sayang. Maaf, maaf, maaf,” bisik Aqsal.“Ka-kamu su-sudah nggak kalap lagi?” tanya Niha terbata-bata.Aqsal melepas pelukan, lalu menggeleng.“Kamu pasti takut padaku. Iya?”Niha bergeming.“Semalam, aku sudah dicuci habis-habisan sama Dico. Dan aku harus melawan rasa trauma ini. Demi kamu, biar aku tidak menyakiti kamu lagi. Maaf.”Niha akhirnya mendesah lega.Ucapan Dico memang sangat manis ketika berbicara atau memberi sugesti pada seseorang. Dokter itu lihai membuat orang yang awalnya kalut menjadi tenang dengan psikoterapinya. Terbukti, Aqsal yang semalam begitu menakutkan, menjadi kembali manis saat ini. Monster menakutkan sudah berubah menjadi hamster yang menggemaskan.Bukan hanya sugesti Dico, tetapi penderita kepribadian ambang memang situasi hatinya cepat sekali berubah. Bahkan dalam hitungan menit sekalipun.“Kamu udah sarapan, Mas?”Aqsal menggeleng.“Tapi sudah Subuh, ‘kan?”“Ini sudah siang, tapi kamu tanya Subuh? Subuhku sudah
last updateLast Updated : 2023-09-11
Read more

6. Berkilat Aneh

Niha mengubah strategi. Ia ke konfeksi dulu, baru ke bank. Agar jika benar pesepada motor di belakangnya itu benar-benar mengikuti, tidak curiga dan berpikir ke bank karena urusan pekerjaan.“Son, saya minta jangan jauh-jauh, ya? Saya takut,” ujar Niha.“Siap, Nyonya.”“Kita ke konfeksi dulu aja, ke bank-nya entaran aja.”“Siap.”Niha terpejam sambil menyenderkan kepala pada kursi. Ia merasa tidak seperti Niha yang dulu begitu bebas ke mana saja tidak ada yang peduli. Sekarang, ia seperti mangsa yang diburu lawan.Niha langsung memanggil Fatim begitu tiba di konfeksi. Keduanya berbicara empat mata di ruangan Niha.“Mbak, untuk saat ini sampai waktu yang belum bisa ditentukan, saya titip konfeksi ke Mbak Fatim. Tolong kelola bisnis peninggalan almarhumah ini dengan sebaik-baiknya. Soalnya saya ada kesibukan baru,” ujar Niha.“Tapi, Mbak.”“Mbak Fatim sudah sangat lihai mengelola pesanan dan tempat ini. Saya percaya sepenuhnya. Gaji Mbak juga bakal saya naikkan. Tenang saja.”“Bukan mas
last updateLast Updated : 2023-09-12
Read more

7. Satu Pisau, Satu Senpi

“Kenapa tangannya dilepas, mana yang kamu janjikan tadi siang?” Wajah Aqsal masih terlihat serius.Niha bergerak mundur, tetapi pinggangnya berhasil diraih suaminya.“Kenapa? Takut sama aku?” Wajah Aqsal begitu dekat dengan wajah sang istri.Niha menggeleng.Perlahan, senyum Aqsal terbit. “Tenang, Sayang. Rencana kita berjalan lancar dan sukses tanpa kendala. Semua berkat doa istri salihah sepertimu,” bisiknya sensual.Niha mengembuskan napas panjang. Ia ikut tersenyum. Lalu dengan sekali sentakan Aqsal, handuk yang membalut tubuh Niha terlepas, berganti dengan baju dinas yang dipamerkan tadi siang.Niha pun melayani suaminya sepenuh hati, mengikuti ritme permainan prianya. Semua itu dilakukan agar lelah sang suami mereda. Sebab setelah pria mendapatkan pelepasan, biasanya tidurnya menjadi nyenyak, pikiran relaks.Aqsal memang memiliki trauma s*ksual jika itu dilakukan karena ia dipaksa. Berbeda ketika dilakukan karena keinginan dan kemauannya sendiri, tidak ada rasa takut dan trauma
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

8. Datanglah Sekarang

Tubuh Niha sudah tidak sadarkan diri, terkulai di bahu salah satu pria. Salah satunya celingukan. Setelah memastikan kondisi sepi, mereka membawa Niha masuk mobil.Niha ditidurkan di kursi belakang. Sementara dua pria itu ada di depan. Mobil pun melaju.Salah satu di antara keduanya menelepon seseorang. “Bos, berhasil.”“Bawa ke tempat yang sudah saya sebutkan tadi. Nanti saya menyusul,” jawab suara di seberang.“Siap, Bos.”“Pastikan di sekitar sana tidak ada CCTV atau saksi. Pastikan kalian bermain bersih.”“Kami sudah mempelajari tempat ini sejak beberapa hari yang lalu. Beberapa CCTV sekitar sini sudah kami rusak. Tadi pagi, pekerja di rumah target juga pergi semua membawa koper besar. Lalu suaminya baru saja pergi naik mobil. Jadi, saya rasa aman.”“Kerja bagus.”Sementara di tempat lain, Aqsal tersenyum puas ketika Pajero Sport yang biasa digunakan untuk mobilitas Niha yang dikemudikan Soni telah laku. Temannya deal membeli. Sementara di rumah, masih ada satu mobil yang belum ni
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

9. Akan Gue Gilir

"Seujung kuku lo sentuh istri gue, mati lo!” Aqsal berteriak.“Angkat tangan lo, Aqsal!” bentak Robin balik.“Apa mau lo, Brengs*k!”“Gue mau lo datang ke sini. Angkat tangan lo!”“Kalau gue menolak, lo mau apa?”Robin menyeringai. Ia mulai membuka hijab Niha dan terlihatlah rambut yang menjadi candu Aqsal tersebut.“An*ing, C*k, hentikan!” Aqsal sudah kalap. Segala macam umpatan dikeluarkan.“Untuk itulah, angkat tangan lo satu biar lo benar-benar nggak lapor polisi atau panggil bala bantuan. Lalu jalan ke depan. Di sana, anak buah gue siap mengantarkan lo bertemu istri lo ini.” Robin kembali mendekatkan wajah pada Niha.“Iya, gue turuti! Tapi menjauhlah dari istri gue! Dia suci, nggak pantes lo yang najis menyentuhnya!”“Bagus. Cepat jalan!”Aqsal tidak punya pilihan lain selain menurut. Ia terpaksa mengikuti semua titah Robin agar sang istri tetap aman dan selamat.Robin itu pria nekat dan membahayakan. Ucapannya tidak main-main. Aqsal tidak mau Niha ikut mengalami trauma mendalam
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more

10. Maaf

Setelah dipastikan tubuh Aqsal diikat kuat di kursi dan tidak bisa melarikan diri, dua pria suruhan Robin menjauh. Giliran Robin yang mendekat.“Bagaimana? Penawaran yang menarik, bukan?” Robin tersenyum puas.Aqsal terus meronta dan berusaha lepas, tetapi tidak bisa. Mulutnya juga terdengar meracau tidak jelas.“Kenapa? Lo ingin bilang sesuatu?” tanya Robin sambil tertawa.“Baiklah, Aqsal. Mari kita mulai permainannya. Ikatan di mulut lo akan gue lepas, tapi jangan sampai teriak. Kalau teriak, istri lo yang akan menanggung akibatnya.”Robin melepas ikatan kain di mulut Aqsal.Aqsal spontan meludahi wajah Robin. Raut muka Robin tampak merah padam mendapat serangan demikian. “An*ing lo!” teriak Aqsal.“Lucuti pakaian wanita itu!” Robin menunjuk Niha. Ia memerintah dua pesuruhnya sambil menyeka ludah Aqsal di wajahnya.Niha terus menggeleng dengan air mata yang sudah menganak sungai.Dengan tawa menggelegar, hijab Niha yang tadi sempat dipasang asal oleh Robin mulai dilepas kembali dan
last updateLast Updated : 2023-09-17
Read more

11. Saya Terima

Robin terbahak-bahak setelah kata talak keluar dari mulut Aqsal. Ia merasa menang telah berhasil memisahkan pasangan suami istri di hadapannya.Napas Aqsal terengah-engah. Ia menyimpan dendam kesumat dalam tiap embusan napas itu. Pria berhidung bangir tersebut berjanji akan membalas semua perbuatan Robin jika ada kesempatan melarikan diri nanti.Perkara talak, Aqsal berpikir bukan masalah menceraikan Niha sekarang. Semua dilakukan untuk kebaikan dan keselamatan sang kekasih. Jika sudah bisa keluar dari sangkar Robin dan bebas, ia berjanji akan merujuk Niha kembali. Namun, jika masa iddah sudah habis dan tidak bisa rujuk, ia bisa menikahi pujaan hatinya lagi.Mata Aqsal berkilat merah. Ia menatap Robin jijik. Selama matanya masih bisa melihat, pria itu berjanji akan membalas semua perlakuan Robin pada Niha barusan. Ia tidak rela tubuh Niha disentuh pria ba*ingan tersebut.Sementara Niha kian tergugu dalam tangis. Ia tidak marah, tidak kecewa, dan tidak menyesal karena telah ditalak Aqs
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status