Share

7. Satu Pisau, Satu Senpi

“Kenapa tangannya dilepas, mana yang kamu janjikan tadi siang?” Wajah Aqsal masih terlihat serius.

Niha bergerak mundur, tetapi pinggangnya berhasil diraih suaminya.

“Kenapa? Takut sama aku?” Wajah Aqsal begitu dekat dengan wajah sang istri.

Niha menggeleng.

Perlahan, senyum Aqsal terbit. “Tenang, Sayang. Rencana kita berjalan lancar dan sukses tanpa kendala. Semua berkat doa istri salihah sepertimu,” bisiknya sensual.

Niha mengembuskan napas panjang. Ia ikut tersenyum. Lalu dengan sekali sentakan Aqsal, handuk yang membalut tubuh Niha terlepas, berganti dengan baju dinas yang dipamerkan tadi siang.

Niha pun melayani suaminya sepenuh hati, mengikuti ritme permainan prianya. Semua itu dilakukan agar lelah sang suami mereda. Sebab setelah pria mendapatkan pelepasan, biasanya tidurnya menjadi nyenyak, pikiran relaks.

Aqsal memang memiliki trauma s*ksual jika itu dilakukan karena ia dipaksa. Berbeda ketika dilakukan karena keinginan dan kemauannya sendiri, tidak ada rasa takut dan trauma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lian Liliput
waduhhh diculik nihh..Aqsal bisa ngamuk nihh...pasti mau jebak Aqsal nihh...tolong jgn sampe terjebak ya mereka berdua
goodnovel comment avatar
Susi Hendra
ada apalagi ini...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status