Share

10. Maaf

Setelah dipastikan tubuh Aqsal diikat kuat di kursi dan tidak bisa melarikan diri, dua pria suruhan Robin menjauh. Giliran Robin yang mendekat.

“Bagaimana? Penawaran yang menarik, bukan?” Robin tersenyum puas.

Aqsal terus meronta dan berusaha lepas, tetapi tidak bisa. Mulutnya juga terdengar meracau tidak jelas.

“Kenapa? Lo ingin bilang sesuatu?” tanya Robin sambil tertawa.

“Baiklah, Aqsal. Mari kita mulai permainannya. Ikatan di mulut lo akan gue lepas, tapi jangan sampai teriak. Kalau teriak, istri lo yang akan menanggung akibatnya.”

Robin melepas ikatan kain di mulut Aqsal.

Aqsal spontan meludahi wajah Robin. Raut muka Robin tampak merah padam mendapat serangan demikian.

“An*ing lo!” teriak Aqsal.

“Lucuti pakaian wanita itu!” Robin menunjuk Niha. Ia memerintah dua pesuruhnya sambil menyeka ludah Aqsal di wajahnya.

Niha terus menggeleng dengan air mata yang sudah menganak sungai.

Dengan tawa menggelegar, hijab Niha yang tadi sempat dipasang asal oleh Robin mulai dilepas kembali dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status