Share

20. Tetangga Baru

“Dok.” Niha memanggil saat Dico mengabaikan pertanyaannya. Justru ada suara seperti gumaman di seberang sana.

“Eh, iya. Sebentar ya, lagi ngomong sama seseorang.” Dico menimpali. Suara yang didengar Niha sebuah suara tidak jelas.

“Halo, Niha,” ujar Dico setelah selesai.

“Ada kabar apa?”

“Nggak jadi. Kemarin kamu bilang nggak tertarik sama si mantan musuh. Jadi, nggak usah aja.” Dico terkekeh. “Oh, ya, kamu lagi ada di mana ini?”

Mantan musuh? Niha berpikir mungkin itu kabar tentang Asti. Ia tidak peduli.

“Kasih tahu nggak ya?” Niha tertawa.

Di seberang, Dico ikut tertawa. “Kali aja aku minat ingin ke sana juga. Pengen nyusul.”

“Dokter, kok, hobi menguntit. Aku lagi di Malang, Dok. Dan langsung jatuh cinta sama tempat ini. Di sini sejuk, cenderung dingin. Hal yang nggak didapat di Jakarta.”

“Ya sudah. Jangan lupa oleh-olehnya kalau balik.”

“Siap, Bos.”

“Niha.”

“Ya.”

“Ah, nggak jadi.”

“Dasar. Ya udah, aku tutup teleponnya. Assalamualaikum.”

“Waalaikumussalam. Enjoy your holiday, Niha.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Susi Hendra
mbak authornya suka ngegantung...jadi penasaran kan....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status