Share

6. Berkilat Aneh

Niha mengubah strategi. Ia ke konfeksi dulu, baru ke bank. Agar jika benar pesepada motor di belakangnya itu benar-benar mengikuti, tidak curiga dan berpikir ke bank karena urusan pekerjaan.

“Son, saya minta jangan jauh-jauh, ya? Saya takut,” ujar Niha.

“Siap, Nyonya.”

“Kita ke konfeksi dulu aja, ke bank-nya entaran aja.”

“Siap.”

Niha terpejam sambil menyenderkan kepala pada kursi. Ia merasa tidak seperti Niha yang dulu begitu bebas ke mana saja tidak ada yang peduli. Sekarang, ia seperti mangsa yang diburu lawan.

Niha langsung memanggil Fatim begitu tiba di konfeksi. Keduanya berbicara empat mata di ruangan Niha.

“Mbak, untuk saat ini sampai waktu yang belum bisa ditentukan, saya titip konfeksi ke Mbak Fatim. Tolong kelola bisnis peninggalan almarhumah ini dengan sebaik-baiknya. Soalnya saya ada kesibukan baru,” ujar Niha.

“Tapi, Mbak.”

“Mbak Fatim sudah sangat lihai mengelola pesanan dan tempat ini. Saya percaya sepenuhnya. Gaji Mbak juga bakal saya naikkan. Tenang saja.”

“Bukan mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lian Liliput
aduhhh semoga Aqsal ga kumat lg...dan bisa segera sembuh dr trauma nya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status