Share

5. Diikuti

“Alhamdulillah kamu nggak jadi meninggal, Sayang. Maaf, maaf, maaf,” bisik Aqsal.

“Ka-kamu su-sudah nggak kalap lagi?” tanya Niha terbata-bata.

Aqsal melepas pelukan, lalu menggeleng.

“Kamu pasti takut padaku. Iya?”

Niha bergeming.

“Semalam, aku sudah dicuci habis-habisan sama Dico. Dan aku harus melawan rasa trauma ini. Demi kamu, biar aku tidak menyakiti kamu lagi. Maaf.”

Niha akhirnya mendesah lega.

Ucapan Dico memang sangat manis ketika berbicara atau memberi sugesti pada seseorang. Dokter itu lihai membuat orang yang awalnya kalut menjadi tenang dengan psikoterapinya. Terbukti, Aqsal yang semalam begitu menakutkan, menjadi kembali manis saat ini. Monster menakutkan sudah berubah menjadi hamster yang menggemaskan.

Bukan hanya sugesti Dico, tetapi penderita kepribadian ambang memang situasi hatinya cepat sekali berubah. Bahkan dalam hitungan menit sekalipun.

“Kamu udah sarapan, Mas?”

Aqsal menggeleng.

“Tapi sudah Subuh, ‘kan?”

“Ini sudah siang, tapi kamu tanya Subuh? Subuhku sudah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lian Liliput
duhh kapan sihh itu yg jahat hilang...kasian Aqsal sama Niha
goodnovel comment avatar
Susi Hendra
lanjut.....thor.....semoga agsal cepat sembuh.......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status