Perlahan, kuayun kaki mendekat ke arah Asti. Wanita yang sepertinya tahu kehadiranku itu mendongak, menatapku.“Assalamu’alaikum. Selamat sore. Siapa, ya?” tanyaku. Suara ini kubuat-buat agar dia tidak sadar kalau ini aku, orang yang dulu pernah menjadi temannya.Kacamata hitam, gamis warna lilac yang baru dibelikan Mas Aqsal, pasmina warna nude, dan masker hitam yang kukenakan sangat membantu proses penyamaran. Kata orang-orang, tubuhku tambah kurus. Jadi, semoga saja Asti tidak mengenaliku.“Waalaikumsalam. Ibu ini siapa?” Asti bertanya balik.Ibu dia bilang? Apa dandananku mirip ibu-ibu? Parah!“Oh, saya kerabat Aqsal. Kalau kamu sendiri?”“Saya teman dekatnya Aqsal, Bu. Tadi saya sudah menghubunginya, tapi tidak diangkat. Ya sudah, saya permisi.”“Mungkin ada yang bisa saya bantu?”“Ah, tidak usah. Tapi mohon maaf, saya baru lihat Ibu di sini. Kerabat Aqsal dari pihak siapa, ya?”Astaga, Asti sepertinya sangat kepo.“Saya kerabat jauh, tapi baru tadi pagi bisa datang takziah. Apa
Last Updated : 2023-08-21 Read more