Share

Bagian 70. Dua Priaku

“Nyonya, salat Zuhur dulu,” ujar orang itu.

“Ya Allah, Mbak Sa. Ngagetin aja.” Aku mengatur napas dan ritme jantung dengan memegangi dada.

“Maaf, tapi Nyonya biasanya dipanggil bangun, ini tadi enggak. Saya khawatir. Makanya saya sentuh.”

“Jam berapa sekarang?”

“Jam setengah dua. Tadi pagi adek Nyonya kirim pesan. Ini,” ucap Mbak Sa sambil menyodorkan ponselnya.

Mendengar kata adik, semangatku seolah-olah langsung terisi penuh. Kuterima ponsel itu sambil tersenyum senang. Kami memang sering berkomunikasi dengan ponsel pengurus akhir-akhir ini.

[Aku mau ke tempat Mbak Niha. Mumpung hari ini libur. Tunggu, ya!]

Mataku membelalak saat melihat pesan itu.

[Oke, Mbak tunggu. Jam berapa kira-kira datangnya?]

“Mbak Sa, apa dia sudah datang?” cecarku langsung.

Mbak Sa mengerutkan kening. “Siapa? Tuan? Beliau di rumah sejak tadi.”

“Bukan, Nizam. Di pesannya, katanya mau datang Nanti kalo dia datang, tolong biarkan masuk, ya. Saya salat dulu.”

Cepat-cepat aku berlari ke kamar mandi untuk member
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Susi Hendra
lanjut........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status