Share

Bagian 73. Bisa Bicara Lagi?

Aku hanya memindah-mindah saluran Youtu*e di televisi. Bagaimanapun juga, perkataan Asti banyak memengaruhi pikiranku.

“Kalau kamu tahu apa yang kusembunyikan tentang suamimu itu, kamu pasti akan mundur,” ujarnya tadi sebelum pergi.

“Aargh!” Aku melempar bantal ke sembarang tempat.

Mungkin itu yang dimaksud Mas Aqsal kartu as yang dipegang Asti. Suasana hatiku benar-benar hancur. Aku pun mencari Mbak Sa.

“Mbak Sa,” panggilku di depan kamarnya sebab tidak mendapati dia ada di dapur.

Tidak lama kemudian, wanita itu keluar.

“Ada yang bisa dibantu, Nyonya?”

“Itu, saya mau minta tolong. Tolong W* Dokter Dico kalau saya ingin bertemu. Apa harus membuat janji dulu, ya?”

Mbak Sa diam. “Tapi saya sudah diberitahu Tuan, tidak boleh meminjamkan ponsel ke Nyonya.”

“Ayolah, Mbak. Dia nggak tahu. Saya ingin konsultasi sejauh apa sakit dan perkembangan kesehatannya. Itu aja.”

“Tapi–“

“Saya mohon, Mbak. Ini demi Mas Aqsal. Bukankah saya juga berhak banyak tahu? Dan kuncinya ada di dokter itu.”

Mbak S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status