Share

Bagian 67. Mereka Berpelukan

“Sayang, temani aku!” Seperti bisa, Mas Aqsal berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar Mama malam harinya. Mungkin Dokter Dico sudah pulang.

Setelah tahu titik lemah Mas Aqsal, aku sengaja menempati kamar Mama jika malam hari. Meskipun tadi pagi, katakanlah kami sudah berdamai, aku masih ingin mengujinya lagi. Kali ini kamarnya aku kunci. Biarkan dia teriak sampai lelah sendiri.

“Niha, aku punya sesuatu untuk kamu. Buka, Sayang!"

Bodoh amat.

“Mau ponsel nggak?”

Ponsel? Cepat-cepat aku turun dari ranjang dan berlari membuka pintu.

Kusuguhkan senyum termanis untuknya sambil menengadahkan tangan. “Mana ponselnya?”

“Ada, di konter ponsel.”

Senyumku langsung memudar.

“Mana!”

“Nggak ada.”

Aku bersiap meninggalkannya, tetapi ditahan.

“Dasar, istri nakal. Pasti nggak mau keluar kalau nggak diiming-iming ponsel.” Mas Aqsal sedikit menyeretku untuk menaiki tangga.

Tiba di ruang bersantai di lantai dua, Mas Aqsal berhenti. Dia menyalakan televisi, tetapi cekalan di tanganku belum beralih.

Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
endang rahayu
ayo update lagi Thor
goodnovel comment avatar
yatt
omg!!!! ..update cepat mbak sblum aku gila penasaran........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status