Share

Bagian 66. Dokter Dico

“Haram bagi jomlo lihat adegan panas kayak gini,” tutur Mas Aqsal. Dia tersenyum saat mengatakan itu.

Panas dia bilang? Panas apaan? Kucubit kuat lengannya hingga dia meringis.

Mas Aqsal kembali menenggelamkanku di kolam, membuatku sedikit terkejut. Aku kira dia benar-benar akan memb*nuhku. Namun, ternyata kepalaku masih berada di permukaan. Karena takut tenggelam, kupeluk lehernya.

“Co, ponsel gue di meja. Fotoin!”

“Mas!” Aku yang malu, mencoba mengingatkannya sambil menggeleng.

“Berani bayar berapa? Gue maunya pakai dolar,” jawab pria yang dipanggil Co tadi. Namun, dia tetap melaksanakan titah Mas Aqsal. Dia mengoperasikan ponsel itu lalu mengarahkannya kepada kami. Entah sudah berapa jepretan didapatkan ketika Mas Aqsal bertindak hal random tanpa rasa malu.

“Sal, gi*la lo! Lama-lama gue beralih profesi jadi fotografer majalah dewasa!” pekik pria itu lagi.

Per sekian detik, Mas Aqsal menyambar bibirku, membuat tubuh ini membeku.

“Parah lo! Tadi nyuruh gue jadi tukang foto, sekarang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status